BCC Respons Cepat Kemacetan dan Kebakaran
A
A
A
BANDUNG - Setelah diresmikan kemarin, Bandung Command Centre (BCC) akan merespons kemacetan dan peristiwa kebakaran di Bandung secara cepat.
Ruangan kendali seharga Rp30 miliar itu dilengkapi layar monitor raksasa yang ter koneksi dengan jaringan internet dan 68 kamera CCTV yang terpasang di sejumlah titik di Kota Bandung. Di bagian tengah, terdapat tiga unit komputer layar sentuh dalam satu meja yang disiapkan untuk komandan BCC.
“Tapi dari 68 CCTV, yang sudah terkoneksi baru 20 CCTV. Karena masalah listrik jadi belum terkoneksi semua,” ujarnya Wali Kota Bandung Ridwan Kamil saat meresmikan BCC di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, kemarin.
Selain itu, ada 47 kendaraan, terdiri dari 10 kendaraan milik DBMP, 16 kendaraan milik Dishub, delapan kendaraan milik Dinkes, lima PD Kebersihan, tiga Satpol PP, dan lima Diskar yang dipasangi general positioning system(GPS) lengkap dengan kamera CCTV yang dapat dimonitor secara langsung lewat BCC.
“Tahap pertama, itu baru dasarnya dulu, yaitu masalah lalu lintas dan masalah emergency seperti kebakaran,” ucap Ridwan Kamil. Untuk merespons semua masalah yang timbul, ruangan tersebut juga disiapkan komputer lengkap berbagai aplikasi dan pesawat telpon berfitur canggih yang bisa digunakan para operator.
Pusat komando yang didominasi warna putih ini pun dilengkapi dengan ruangan rapat dibagian atasnya. Segala macam kebijakan dan tindakan dapat segera di putuskan di ruangan ala startrek tersebut. Pria yang akrab disapa Emil menyebutkan, akan terus menyempurnakan BCC secara bertahap.
Di tahap kedua nanti pihaknya akan mendorong semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memiliki data digital dan ruangan mirip BCC. “Pokonya harus smart city. Harapannya di akhir 2016 bisa sempurna,” ujarnya. Dia berharap, semua masalah yang ada di Kota Bandung da pat ditangani secara cepat dan akurat.
Selain itu hadirnya BCC menjadi cara baru Pemkot Bandung dalam menyelesaikan setiap permasalahan dan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. “Jadi hari ini (kemarin), memulai cara baru dalam memberikan pelayanan publik yang lebih baik. Karena kami menggunakan teknologi untuk mengetahui permasalahan dan informasi untuk kemudian mengambil keputusan lebih cepat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang IT dan Telematika Diskominfo Kota Bandung Sri Dhiandini menjelaskan, BCC akan dioperasikan selama 24 jam penuh. Ruang kendali ini mampu merespons setiap kejadian dan nantinya akan diteruskan dan ditindaklanjuti oleh SKPD terkait. “Misalnya ada jalan bolong, kemacetan juga mampu terpantau di sini. Kemudian progres kerja di DBMP bisa dipantau juga. Jadi semuanya ter-record (terekam),” ucapnya.
Guna mendukung kinerjanya, pihaknya memilih software dan hardware terbaik. Untuk perangkat software-nya saja menghabiskan anggaran Rp14 miliar. “Kalau total untuk hardware dan software-nya mencapai Rp27 miliar,” katanya. Sementara untuk petugas BCC saat ini masih dalam proses seleksi.
Untuk sementara pihaknya akan memanfaatkan tenaga ahli dari Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB dan sumber daya manusia di lingkungan Pemkot Bandung sendiri untuk mengoperasikan BCC. LAPI ITB sendiri merupakan pemenang lelang dalam pengadaan software.
LAPI ITB pun akan melatih para petugas BCC saat proses seleksi selesai. “Nanti ada 15 petugas. Saat ini masih di seleksi. Kami butuh waktu karena perlu pelatihan dulu,” ujarnya.
Mochamad Solehudin
Ruangan kendali seharga Rp30 miliar itu dilengkapi layar monitor raksasa yang ter koneksi dengan jaringan internet dan 68 kamera CCTV yang terpasang di sejumlah titik di Kota Bandung. Di bagian tengah, terdapat tiga unit komputer layar sentuh dalam satu meja yang disiapkan untuk komandan BCC.
“Tapi dari 68 CCTV, yang sudah terkoneksi baru 20 CCTV. Karena masalah listrik jadi belum terkoneksi semua,” ujarnya Wali Kota Bandung Ridwan Kamil saat meresmikan BCC di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, kemarin.
Selain itu, ada 47 kendaraan, terdiri dari 10 kendaraan milik DBMP, 16 kendaraan milik Dishub, delapan kendaraan milik Dinkes, lima PD Kebersihan, tiga Satpol PP, dan lima Diskar yang dipasangi general positioning system(GPS) lengkap dengan kamera CCTV yang dapat dimonitor secara langsung lewat BCC.
“Tahap pertama, itu baru dasarnya dulu, yaitu masalah lalu lintas dan masalah emergency seperti kebakaran,” ucap Ridwan Kamil. Untuk merespons semua masalah yang timbul, ruangan tersebut juga disiapkan komputer lengkap berbagai aplikasi dan pesawat telpon berfitur canggih yang bisa digunakan para operator.
Pusat komando yang didominasi warna putih ini pun dilengkapi dengan ruangan rapat dibagian atasnya. Segala macam kebijakan dan tindakan dapat segera di putuskan di ruangan ala startrek tersebut. Pria yang akrab disapa Emil menyebutkan, akan terus menyempurnakan BCC secara bertahap.
Di tahap kedua nanti pihaknya akan mendorong semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) memiliki data digital dan ruangan mirip BCC. “Pokonya harus smart city. Harapannya di akhir 2016 bisa sempurna,” ujarnya. Dia berharap, semua masalah yang ada di Kota Bandung da pat ditangani secara cepat dan akurat.
Selain itu hadirnya BCC menjadi cara baru Pemkot Bandung dalam menyelesaikan setiap permasalahan dan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. “Jadi hari ini (kemarin), memulai cara baru dalam memberikan pelayanan publik yang lebih baik. Karena kami menggunakan teknologi untuk mengetahui permasalahan dan informasi untuk kemudian mengambil keputusan lebih cepat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang IT dan Telematika Diskominfo Kota Bandung Sri Dhiandini menjelaskan, BCC akan dioperasikan selama 24 jam penuh. Ruang kendali ini mampu merespons setiap kejadian dan nantinya akan diteruskan dan ditindaklanjuti oleh SKPD terkait. “Misalnya ada jalan bolong, kemacetan juga mampu terpantau di sini. Kemudian progres kerja di DBMP bisa dipantau juga. Jadi semuanya ter-record (terekam),” ucapnya.
Guna mendukung kinerjanya, pihaknya memilih software dan hardware terbaik. Untuk perangkat software-nya saja menghabiskan anggaran Rp14 miliar. “Kalau total untuk hardware dan software-nya mencapai Rp27 miliar,” katanya. Sementara untuk petugas BCC saat ini masih dalam proses seleksi.
Untuk sementara pihaknya akan memanfaatkan tenaga ahli dari Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB dan sumber daya manusia di lingkungan Pemkot Bandung sendiri untuk mengoperasikan BCC. LAPI ITB sendiri merupakan pemenang lelang dalam pengadaan software.
LAPI ITB pun akan melatih para petugas BCC saat proses seleksi selesai. “Nanti ada 15 petugas. Saat ini masih di seleksi. Kami butuh waktu karena perlu pelatihan dulu,” ujarnya.
Mochamad Solehudin
(ftr)