Belajar Banyak Hal, Jadi Pengalaman Tak Terlupakan

Senin, 19 Januari 2015 - 09:46 WIB
Belajar Banyak Hal, Jadi Pengalaman Tak Terlupakan
Belajar Banyak Hal, Jadi Pengalaman Tak Terlupakan
A A A
YOGYAKARTA - Menjalani pendidikan singkat di negeri orang pasti banyak suka dukanya. Hal inilah yang dirasakan lima mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang menyelesaikan tugas akhir di Filipina dan dua mahasiswa Magister Farmasi UAD yang melaksanakan praktik klinis di Thailand.

Lima mahasiswa yang ke Filipina ialah Desy Hidayanti, Aditya Dwi Saputri, Ratih Kesuma Dewi, Balqis Husain, dan Awaludin Arifin. Mereka menyelesaikan tugas akhir tentang produksi bahan ajar atau materi pembelajaran di Program Master of English Education Universityof Saint Anthony (USANT).

Kegiatan tersebut mereka selesaikan dalam empat bulan sejak September– Desember 2014 lalu. ”Karena waktu yang cukup singkat untuk penelitian sekaligus menulis tesis, kami harus bekerja ekstra. Siklusnya, setiap hari sejak pukul 8 pagi sampai 8 malam kami berkutat dengan penelitian dan tesis. Waktu yang singkat ini dikarenakan kami hanya menggunakan visa turis karena di Filipina tidak diberlakukan visa studi,” ujar Aditya.

Masalah visa yang harus diperpanjang dengan biaya yang cukup mahal karena hanya berlaku dua bulan tersebut baru satu dari sekian rintangan yang mereka hadapi. Bahasa pun menjadi kendala di awal, bukan karena mereka tidak menguasai Bahasa Inggris, tapi lebih karena pengucapan Inggris orang Filipina yang berbeda.

”Kami pun sempat mengalami kejadian cukup mengerikan saat badai typhoon terjadi. Kami bahkan harus terisolasi di asrama selama tiga hari tanpa listrik dan makanan seadanya dengan kondisi banjir di mana-mana. Untung sebelumnya Pemerintah Filipina sudah mengumumkan akan bencana itu, sehingga kami masih sempat mencharge semua peralatan elektronik dan menimbun snack untuk persediaan makanan,” ungkapnya.

Dikatakan Desi, proses penelitian mereka selama di Filipina memberikan banyak pengalaman. Dia mengakui sangat terkesan dengan kedisiplinan dan kejujuran yang diterapkan masyarakat Filipina. Dari segi pendidikan pun, sekolah di Filipina sangat berbeda dengan di Indonesia. Hal tersebut mereka temui saat mendapat kesempatan praktik mengajar di sekolah.

”Penelitian kami tentang bahan ajar ini tujuannya untuk di implementasikan bagi siswa setingkat SD di Filipina. Tapi ternyata, materi pembelajaran untuk anak SD di sana sudah seperti materi anak SMA di Indonesia. Tak hanya itu, siswa-siswa di sana sangat aktif di kelas. Apa pun mereka tanyakan dan selalu berebut menjawab pertanyaan,” katanya.

Sementara itu, dua mahasiswa yang melakukan praktik klinis di Songklanagarind Hospital, Thailand yakni Noverda Ayuchecaria dan Lalu Muhammad Irham juga mengakui banyak mendapat pelajaran.

Dalam aktivitas selama enam pekan di rumah sakit milik Prince of Songkla University tersebut mereka merasa sangat dihargai sebagai petugas ahli farmasi.

Ratih Keswara
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6152 seconds (0.1#10.140)