6 Ditembak Mati, 66 Tunggu Eksekusi

Minggu, 18 Januari 2015 - 10:02 WIB
6 Ditembak Mati, 66...
6 Ditembak Mati, 66 Tunggu Eksekusi
A A A
BOYOLALI - Enam terpidana mati kasus narkoba telah dieksekusi dini hari tadi. Lima orang ditembak di Pulau Nusakambangan dan seorang lagi di wilayah Kabupaten Boyolali.

Kelima orang yang dieksekusi di Nusakambangan masing-masing Ang Kim Soei,62, warga Negara Belanda; Namaona Denis,48, warga Negara Malawi; Marco Archer Cardoso Mareira, 53, warga negara Brasil; Daniel Enemua,38, warga negara Nigeria; serta Rani Andriani atau Melisa Aprilia, 38, warga negara Indonesia.

Sementara Tran Thi Bich Hanh,37, warga negara Vietnam, dieksekusi di Boyolali. Jaksa Agung Prasetyo mengatakan dilakukan serentak pukul 00.30 WIB. “Pukul 00.40 WIB sudah dipastikan meninggal dunia,” katanya tidak lama setelah eksekusi. Prosesi eksekusi mati Tran dimulai saat penyelundup narkotika jenis sabusabu seberat 1,1 kg ini dibawa keluar dari Lembaga Pemasyarakatan (LP) Wanita Semarang sekitar pukul 20.50 WIB menuju Boyolali.

Kuat informasi, eksekusi dilakukan di Gunung Kendil, Kecamatan Mojosongo. Tran dibawa oleh salah satu dari enam mobil berwarna hitam yang telah siaga sejak pagi hari di dalam LP. Pantauan KORAN SINDO di lapangan, mobil-mobil tersebut keluar satu-persatu dari dalam LP. Diawali mobil Xenia hitam bernopol H 8558 SR, rombongan mobil kemudian berjalan kencang menuju Boyolali melewati Jalan MGR Soegidjapranata arah Tugumuda tanpa pengawalan polisi.

Tidak ada yang tahu di mana posisi dari Asien, panggilan Tran karena mobil berjalan kencang dan hanya berlangsung beberapa detik. Namun, beberapa awak media melihat ada penumpang wanita berambut panjang yang duduk di kursi tengah di antara anggota Brimob Polda Jateng. Meski demikian, belum dipastikan apakah itu Tran atau bukan.

Seusai mobil-mobil tersebut meninggalkan LP Wanita Semarang, penjagaan ketat polisi bersenjata tidak melonggar. Anggota Sabhara Polrestabes Semarang terlihat berkumpul di depan gerbang LP untuk melakukan penjagaan. Sebelum proses pengiriman tersebut, penjagaan di LP Kelas II A Wanita Semarang atau yang dikenal dengan sebutan LP Bulu memang sangat ketat.

Puluhan personil dari Sat Sabhara Polrestabes Semarang dan Sat Brimob Polda Jateng bersenjatakan lengkap pada pukul 17.00 WIB. Bahkan sebelum proses pengiriman terpidana mati tersebut berlangsung, kunjungan umum di LP Bulu ditiadakan sejak siang kemarin. Pihak LP memasang pengumuman tersebut di pintu masuk dan ruang tunggu keluarga yang akan menjenguk.

Hal ini membuat beberapa pengunjung yang hendak menjenguk keluarga di dalam Lapas kecewa. Mereka hanya bisa menitipkan barang bawaan kepada petugas tanpa bisa bercengkrama dengan mereka. “Tidak tahu kalau ditutup, padahal saya sudah menyempatkan diri untuk berkunjung tapi tidak bisa masuk. Ya kecewa juga,” kata Devi,38, salah satu pengunjung Lapas yang hendak menjenguk adiknya, kemarin.

Pengunjung lain yang enggan disebutkan namanya mengatakan, dirinya juga tidak tahu jika Lapas hari kemarin ditutup untuk kunjungan. Padahal biasanya, dirinya mengunjungi saudaranya pada Sabtu dan Minggu. “Tadi mau masuk tidak boleh, ya sudah pulang lagi,” ujarnya. Situasi serupa juga terjadi di perairan sekitar Pulau Nusakambangan, Cilacap, terutama kawasan laguna Segara Anakan mulai siang kemarin disterilisasi.

Kapolres Cilacap AKBP Ulung Sampurna Jaya mengatakan, personel pengamanan tersebut ditempatkan di seluruh titik yang berkaitan dengan pelaksanaan eksekusi mati. “Baik di Nusakambangan maupun Dermaga Wijayapura,” katanya. Seluruh pintu gerbang Dermaga Wijayapura juga ditutup rapat. Sebelumnya, pintu gerbang itu ditutup sebagian dan hanya dibuka ketika ada mobil yang hendak masuk maupun keluar dermaga.

Kepala Sub Bidang Kedokteran Kepolisian (Dokpol) Bidang Dokkes Polda Jateng AKBP Sumy Hastry Purwanti mengatakan, pasca eksekusi dilakukan serah terima dengan pihak keluarga. Sementara itu, Kepala Pengamanan LP Bulu, Putranti, kepada KORAN SINDO mengatakan permintaan terakhir Tran Bich salah satunya jenazahnya dikremasi, dan abunya dibawa ke Vietnam.

“Nanti dikremasi di krematorium Kedungmundu (Semarang),” katanya. Kepala LP Bulu Semarang Suprobowati mengatakan, Asien dibawa ke Boyolali dengan dikawal menggunakan sembilan mobil pada pukul 21.00 WIB. “Ada sembilan mobil meliputi satu ambulans, satu untuk tahanan, dan selebihnya Brimob,” ungkap Probo.

Evakuasi dilakukan tengah malam. Namun, Probo tidak mau mengatakan lokasi eksekusi itu. “Besok pagi (hari ini) jenazah akan dibawa ke Semarang untuk dikremasi. Rencananya akan dikremasi di Krematorium yang ada di Kedungmundu,” katanya. Eksekusi mati terhadap 6 terpidana kasus narkoba dinilai efektif untuk mengancam produsen dan distributor obatobatan terlarang itu menjalankan operasinya di Indonesia.

Pemerintah pun diminta tegas kepada seluruh pelaku kejahatan ini.Badan Narkotika Nasional (BNN) mengatakan, di luar 6 terpidanamatiyangdieksekusidi Lembaga Pemasyarakatan (LP) Nusakambangan dan Boyolali, Jawa Tengah, masih ada 66 terpidana mati lainnya dalam kasus sama.

“Mereka dalam proses menunggu eksekusi putusan pengadilan,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BNN Kombes Pol Sumirat Dwiyanto di Jakarta kemarin. Dia menjelaskan, dua terpidana mati terakhir merupakan dua warga negara Iran yang menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Cibadak, Sukabumi.

Keduanya, Mostafa Moradalivand bin Moradali, 32, dan Seyed Hashem Moosavipour bin Sayed Abdollah, 36, divonis Selasa (6/1) lalu karena terbukti menyelundupkan sabu-sabu ke Indonesia. Jumlah terpidana mati yang merupakan warga negara asing (WNA) sebanyak 39 orang dan sisanya warga negara Indonesia.

Data tersebut juga menyebutkan terpidana mati berkewarganegaraan asing yang dominan berasal dari Afrika dan Asia dengan paspor Nigeria dan Malaysia yang menduduki tempat teratas, masing-masing 6 orang.

Andika prabowo/ Arief setiadi/ Eka setiawan/ ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1601 seconds (0.1#10.140)