Tertimpa Pohon Tumbang, Biker Tewas
A
A
A
SEMARANG - Pohon tumbang di Kota Semarang memakan korban. Kemarin seorang pengendara motor bernama Aji Wahyunto, 28, warga Cangkep Lor RT 4/RW 2 Purworejo tewas seketika saat tertimpa pohon tumbang di Jalan Arteri Yos Sudarso, tepatnya sebelum Kantor Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Semarang.
Menurut keterangan saksi mata, Sodikin, 42, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 13.15 WIB. Saat itu dia melihat Aji yang mengendarai motor Honda Astrea Prima bernopol K 5330 KA melintas dari arah Jakarta menuju Demak.
“Saya melintas di seberang jalan dan melihat pohon itu tumbang tepat di atasnya dan menimpa kepalanya. Langsung saat itu dia terjatuh,” ujarnya. Menurut Sodikin, angin saat itu memang sangat kencang. Hal itulah yang menyebabkan dahan dari pohon peneduh jalan jenis angsana itu patah dan menimpa Aji.
“Saat itu kondisi sepi, saya langsung berlari untuk menolong korban, tapi saya lihat sudah tidak bernyawa karena luka parah di bagian kepala. Saya hanya meminta tolong warga untuk mengangkat dahan yang menimpa korban,” papar dia. Jajaran polisi Lalulintas Polrestabes Semarang langsung terjun ke lokasi kejadian untuk melakukan tindakan.
Setelah mencari bukti dan mewawancarai saksi, jenazah Aji kemudian langsung dibawa ke RSUP Dr Kariadi untuk diautopsi. Kepala Bidang Pertamanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang Budi Prakosa menilai pohon pelindung pinggir jalan Kota Semarang memang rawan tumbang. Itu karena banyak pohon peneduh pinggir jalan Kota Semarang berjenis angsana (Pterocarpus indica willd ) yang terkenal sangat rapuh dan rawan sekali tumbang.
“Hampir 70% pohon peneduh di Kota Semarang itu berjenis angsana. Memang pohon jenis itu rawan tumbang, apalagi saat hujan dan angin kencang seperti saat ini. Apalagi, pohonpohon angsana itu juga usianya sudah sangat tua,” ungkapnya.
Pihaknya sebenarnya telah mengantisipasi pohon tumbang di jalanan dengan cara memangkas dahan pohon saat musim kemarau lalu. Kesulitan mendeteksi pohon apakah masih kuat atau rapuh menjadi penyebab pihaknya tidak dapat memprediksi akan adanya pohon tumbang. “Selama ini tidak ada alat otomatis yang dapat mendeteksi pohon yang rapuh. Kami hanya mengandalkan visualisasi saja. Kami tidak tahu kalau pohon yang sepertinya kuat tapi di dalamnya ternyata rapuh,” ucapnya.
Mengenai korban yang meninggal kemarin, Budi mengaku turut berbelasungkawa. Pihaknya akan memberikan tali asih kepada keluarga korban. “Meskipun itu hanya sekadarnya, soalnya kami sebenarnya juga tidak memiliki anggaran untuk itu (korban pohon tumbang). Sebab, hingga saat ini belum ada perda yang mengatur tentang pemberian ganti rugi kepada korban,” paparnya.
Andika prabowo
Menurut keterangan saksi mata, Sodikin, 42, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 13.15 WIB. Saat itu dia melihat Aji yang mengendarai motor Honda Astrea Prima bernopol K 5330 KA melintas dari arah Jakarta menuju Demak.
“Saya melintas di seberang jalan dan melihat pohon itu tumbang tepat di atasnya dan menimpa kepalanya. Langsung saat itu dia terjatuh,” ujarnya. Menurut Sodikin, angin saat itu memang sangat kencang. Hal itulah yang menyebabkan dahan dari pohon peneduh jalan jenis angsana itu patah dan menimpa Aji.
“Saat itu kondisi sepi, saya langsung berlari untuk menolong korban, tapi saya lihat sudah tidak bernyawa karena luka parah di bagian kepala. Saya hanya meminta tolong warga untuk mengangkat dahan yang menimpa korban,” papar dia. Jajaran polisi Lalulintas Polrestabes Semarang langsung terjun ke lokasi kejadian untuk melakukan tindakan.
Setelah mencari bukti dan mewawancarai saksi, jenazah Aji kemudian langsung dibawa ke RSUP Dr Kariadi untuk diautopsi. Kepala Bidang Pertamanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang Budi Prakosa menilai pohon pelindung pinggir jalan Kota Semarang memang rawan tumbang. Itu karena banyak pohon peneduh pinggir jalan Kota Semarang berjenis angsana (Pterocarpus indica willd ) yang terkenal sangat rapuh dan rawan sekali tumbang.
“Hampir 70% pohon peneduh di Kota Semarang itu berjenis angsana. Memang pohon jenis itu rawan tumbang, apalagi saat hujan dan angin kencang seperti saat ini. Apalagi, pohonpohon angsana itu juga usianya sudah sangat tua,” ungkapnya.
Pihaknya sebenarnya telah mengantisipasi pohon tumbang di jalanan dengan cara memangkas dahan pohon saat musim kemarau lalu. Kesulitan mendeteksi pohon apakah masih kuat atau rapuh menjadi penyebab pihaknya tidak dapat memprediksi akan adanya pohon tumbang. “Selama ini tidak ada alat otomatis yang dapat mendeteksi pohon yang rapuh. Kami hanya mengandalkan visualisasi saja. Kami tidak tahu kalau pohon yang sepertinya kuat tapi di dalamnya ternyata rapuh,” ucapnya.
Mengenai korban yang meninggal kemarin, Budi mengaku turut berbelasungkawa. Pihaknya akan memberikan tali asih kepada keluarga korban. “Meskipun itu hanya sekadarnya, soalnya kami sebenarnya juga tidak memiliki anggaran untuk itu (korban pohon tumbang). Sebab, hingga saat ini belum ada perda yang mengatur tentang pemberian ganti rugi kepada korban,” paparnya.
Andika prabowo
(ars)