Penataan Pasar Semin Rawan Timbulkan konflik
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Pembangunan Pasar Semin yang sempat terbakar memang belum sempurna.
Meski demikian, Komisi B DPRD setempat menilai, dengan jumlah los yang ada, rawan menimbulkan konflik antarpedagang. Mengingat, panjang los dan jumlah pedagang tidak imbang. Pedagang mulai khawatir tidak mendapatkan los di pasar yang tahun ini kembali dibangun dengan anggaran total Rp5,5 miliar tersebut.
”Kami sudah ke lokasi pasar baru dan memang rawan konflik penataan. Pemkab harus benar-benarjeli, karenakemungkinan besar tidak bisa menampung semua pedagang yang tadinya berjualan di pasar lama yang terbakar,” ungkap Sekretaris Komisi B DPRD Gunungkidul Arif Wibowo, kemarin.
Dalam tinjauan itu, pihaknya menemukan banyak keluhan pedagang. Di antaranya adalah panjang dan lebar kios yang lebih kecil dibandingkan dengan los sebelumnya. Padahal, para pedagang sudah membuat desain gerobak untuk menyimpan barang dagangan sesuai dengan los lama. ”Jadi ini perlu sebuah penyelesaian, karena pedagang mulai mengeluh sempitnya lokasi berjualan mereka dalam satu petak los,” ucap politikus PKS ini.
Dari informasi yang berhasil digali komisi B, di pasar lama luas los adalah 1,5x2,5 meter. Untuk los di pasar baru ini, lanjutnya hanya 1,25 x 2 meter saja.“Kami berharap pemkab juga memperhatikan desain pasar. Perlunya pelibatan pedagang pasar adalah dalam hal penataan seperti ini. Jangan sampai nanti kalau ditempati menimbulkan konflik,” beberdia.
Tidak hanya itu, Arif juga berharap sanitasi pasar perlu diperhatikan. Lantaran, setelah terjadi hujan, genangan air dijalur antar los menjadi persoalan tersendiri. “Kami berharap, masalah sanitasi bisa dipecahkan. Apabila belum masuk anggaran, segera dibahas untuk diajukan di APBD Perubahan. Nanti akan kami kawal,” ucap dia.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Kantor Pengelolaan Pasar Widagdo menjelaskan, saat ini pihaknya baru bisa menyediakan lima los untuk pedagang Pasar Semin. Direncanakan, tahun ini akan membangun kios dan bangunan depan, termasuk aspal masuk ke pasar. “Kami menerima anggaran Rp4 miliar dari Pemda DIY dan sharing kami Rp1,5 miliar,” katanya.
Sedangkan untuk penaatan pedagang, pihaknya berpikir keras untuk bisa menampung semua pedagang yang berjumlah 306 pedagang. “Karena itu, luas los kami kurangi. Harapan kami bisa menampung semua pedagang,” kata dia.
Diakuinya, menata pedagang bukan hal yang mudah. Dengan penataan secara teliti dan pencermatan pedagang ini, pihaknya berusaha melakukan penataan maksimal. “Kita berharap semua pedagang yang terdata bisa menerima los,” tandasnya.
Suharjono
Meski demikian, Komisi B DPRD setempat menilai, dengan jumlah los yang ada, rawan menimbulkan konflik antarpedagang. Mengingat, panjang los dan jumlah pedagang tidak imbang. Pedagang mulai khawatir tidak mendapatkan los di pasar yang tahun ini kembali dibangun dengan anggaran total Rp5,5 miliar tersebut.
”Kami sudah ke lokasi pasar baru dan memang rawan konflik penataan. Pemkab harus benar-benarjeli, karenakemungkinan besar tidak bisa menampung semua pedagang yang tadinya berjualan di pasar lama yang terbakar,” ungkap Sekretaris Komisi B DPRD Gunungkidul Arif Wibowo, kemarin.
Dalam tinjauan itu, pihaknya menemukan banyak keluhan pedagang. Di antaranya adalah panjang dan lebar kios yang lebih kecil dibandingkan dengan los sebelumnya. Padahal, para pedagang sudah membuat desain gerobak untuk menyimpan barang dagangan sesuai dengan los lama. ”Jadi ini perlu sebuah penyelesaian, karena pedagang mulai mengeluh sempitnya lokasi berjualan mereka dalam satu petak los,” ucap politikus PKS ini.
Dari informasi yang berhasil digali komisi B, di pasar lama luas los adalah 1,5x2,5 meter. Untuk los di pasar baru ini, lanjutnya hanya 1,25 x 2 meter saja.“Kami berharap pemkab juga memperhatikan desain pasar. Perlunya pelibatan pedagang pasar adalah dalam hal penataan seperti ini. Jangan sampai nanti kalau ditempati menimbulkan konflik,” beberdia.
Tidak hanya itu, Arif juga berharap sanitasi pasar perlu diperhatikan. Lantaran, setelah terjadi hujan, genangan air dijalur antar los menjadi persoalan tersendiri. “Kami berharap, masalah sanitasi bisa dipecahkan. Apabila belum masuk anggaran, segera dibahas untuk diajukan di APBD Perubahan. Nanti akan kami kawal,” ucap dia.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Kantor Pengelolaan Pasar Widagdo menjelaskan, saat ini pihaknya baru bisa menyediakan lima los untuk pedagang Pasar Semin. Direncanakan, tahun ini akan membangun kios dan bangunan depan, termasuk aspal masuk ke pasar. “Kami menerima anggaran Rp4 miliar dari Pemda DIY dan sharing kami Rp1,5 miliar,” katanya.
Sedangkan untuk penaatan pedagang, pihaknya berpikir keras untuk bisa menampung semua pedagang yang berjumlah 306 pedagang. “Karena itu, luas los kami kurangi. Harapan kami bisa menampung semua pedagang,” kata dia.
Diakuinya, menata pedagang bukan hal yang mudah. Dengan penataan secara teliti dan pencermatan pedagang ini, pihaknya berusaha melakukan penataan maksimal. “Kita berharap semua pedagang yang terdata bisa menerima los,” tandasnya.
Suharjono
(ftr)