Sergap Terduga Teroris Roni, Densus 88 Tunggu Situasi Sepi

Jum'at, 16 Januari 2015 - 20:58 WIB
Sergap Terduga Teroris...
Sergap Terduga Teroris Roni, Densus 88 Tunggu Situasi Sepi
A A A
KEDIRI - Detasemen Khusus 88 anti teror akhirnya angkat bicara mengenai insiden penembakan Roni alias Jaka alias Fuad terduga teroris jaringan Santoso.

Sebab baku tembak yang berlangsung di Dusun Nglarang RT 12 RW 04 Desa Krenceng, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri berakibat terduga pelaku teror itu tewas.

Menurut Kepala Bidang Penindakan Densus 88 Komisaris Besar Ibnu penyergapan Roni dilakukan di saat suasana sepi.

Saat mayoritas warga tengah beraktivitas di ladang yang berjarak cukup jauh dari permukiman.

"Sebelumnya kita terus memantau aktivitas yang bersangkutan, " ujar Ibnu kepada wartawan.

Roni diketahui baru dua setengah bulan pulang ke kampung halaman. Sebelumnya, pelaku teror yang terlibat pembunuhan Brigadir Andi dan Aiptu Sudirman, anggota Polres Poso di Tamanjeka diduga bersembunyi di Bima, Nusa Tenggara Barat.

Sebab istrinya merupakan warga Bima, Nusa Tenggara Barat. Dua hari sebelum beraksi, Densus 88 lebih dulu berkoordinasi dengan petugas Polres Kediri.

Sekitar pukul 08.30 WIB, setengah jam sebelum insiden terjadi, petugas densus melakukan pengepungan diam diam.

Sadar hendak diringkus, Roni bergerak masuk ke dalam rumah Suyadi dan Darmi, orang tuanya.

Keluar ruangan dengan menggenggam sepucuk pistol FN di tangan, Roni langsung menyerang. Tiga tembakan langsung dia arahkan ke petugas Densus 88. "Yang bersangkutan mencoba melawan, " timpal Ibnu.

Serangan itupun dibalas oleh petugas. Baku tembak tak terelakkan. Sebutir timah panas yang mengenai dada membuat Roni ambruk.

Terduga pelaku teror itu tergeletak di teras rumah Ahmad (tetangga) yang biasa digunakan untuk menjemur padi.

Kepala Desa Krenceng Suparno mengaku mendengar tiga kali suara letusan. Namun salah seorang perangkat yang bertempat tinggal lebih dekat dari lokasi mengatakan mendengar lima kali letusan.

"Begitu mendengar letusan seperti suara tembakan, saya langsung mendatangi lokasi, "ujar Suparno.

Kecuali genangan darah di teras rumah Ahmad yang berjarak sekitar dua meter dari rumah orang tua Roni, Suparno tidak melihat apapun di lokasi.

Diduga petugas Densus 88 langsung bergerak cepat melarikan tubuh Roni yang bersimbah darah ke RS Bhayangkara Kota Kediri.

"Kami tahunya ada penyergapan teroris setelah diberitahu anggota Polres Kediri, "pungkasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1266 seconds (0.1#10.140)