JLC Terima Dua Ekor Lutung Jawa dari Inggris

Kamis, 15 Januari 2015 - 12:54 WIB
JLC Terima Dua Ekor Lutung Jawa dari Inggris
JLC Terima Dua Ekor Lutung Jawa dari Inggris
A A A
MALANG - Javan Langur Center (JLC) yang berpusat di Coban Talun, Kota Batu, menerima kiriman dua ekor lutung jawa (trachypitecus auratus ) dari Inggris.

Dua ekor hewan langka dilindungi ini merupakan hasil pengembangbiakan di kebun binatang milik Aspinall Foundation Inggris. Keduanya berjenis kelamin betina. Lutung jawa yang memiliki nama Tambor berusia 11 tahun dan Melon berusia 9 tahun, sebenarnya sudah tiba di Indonesia sejak 10 Juli 2014. Tetapi, selama sekitar lima bulan ini, keduanya berada di pusat rehabilitasi primata milik Aspinall Foundation Indonesia di Gunung Patuha, Ciwidey, Kabupaten Bandung, untuk menjalani masa sosialisasi dan adaptasi.

Project Manager JLC, Iwan Kurniawan menyatakan, pengiriman dua ekor lutung jawa ini menggunakan Kereta Api (KA) Malabar jurusan Bandung-Malang. ”Keduanya akan kembali menjalani masa sosialisasi dan adaptasi di JLC sekitar enam bulan, sebelum dilepas ke alam bebas,” katanya.

Dua ekor lutung jawa ini merupakan bagian dari delapan ekor lutung jawa dari Inggris yang dikembalikan ke habitat aslinya. Sebanyak enam ekor sudah dikirimkan terlebih dahulu pada 2012 silam dan saat ini sudah dilepas ke alam bebas di kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) R Soerjo tepatnya di kawasan Gunung Biru dan Gunung Anjasmara yang memiliki luas sekitar 500 hektare.

Proses adaptasi dan sosialisasi di JLC, menurut Iwan, membutuhkan waktu sekitar enam bulan. Karena keduanya masih membutuhkan adaptasi makanan alami dan adaptasi sosial dengan kelompok lutung jawa yang ada di sana. Saat ini di JLC masih ada 17 ekor yang menjalani perawatan dan adaptasi.

Sebelum dilepas ke alam bebas, mereka akan menjalani general check up untuk mengetahui kondisi kesehatannya. Saat ini di kawasan Gunung Biru dan Gunung Anjasmara tercatat ada sekitar 114 ekor lutung jawa hidup bebas.

”Sebanyak 23 ekor di antaranya merupakan hasil pelepasan yang dilakukan JLC sejak tahun 2012 silam. Dua ekor lagi merupakan hasil perkembangbiakan di alam bebas. Ke-23 ekor yang dilepas JLC tersebut merupakan hasil penyitaan dari BKSDA dan hasil penyerahan sukarela dari masyarakat,” ungkapnya.

Diakui Iwan, untuk kawasan Tahura R. Soerjo tingkat perburuan liar oleh manusia sebagai ancaman paling besar terhadap kelestarian lutung jawa mulai mengalami penurunan. Hal ini disebabkan pengawasan ketat dan adanya kesadaran dari masyarakat. Lutung jawa ini banyak diburu untuk dikonsumsi dagingnya karena dipercaya untuk obat kuat.

Sementara juru rawat lutung jawa dari Aspinall Foundation Indonesia, Andri Abenk mengatakan, kondisi dua ekor lutung jawa itu sangat sehat.

Yuswantoro
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6263 seconds (0.1#10.140)