Perbaikan Tak Tuntas, Jalan Kembali Ambles
A
A
A
SLEMAN - Perbaikan jalan ambles di Kabupaten Sleman banyak yang tidak tuntas. Akibatnya, saat musim penghujan, jalanan kembali rusak.
Salah satunya terjadi di ruas jalan Kabupaten Palgading, Sinduharjo, Ngaglik, barat Jembatan Krapyak. Titik jalan tersebut kembali berlubang. Padahal belum ada satu pekan diperbaiki. Untuk menghindari pengguna jalan terperosok, di tengah jalan ditanami pohon pisang dan diberi tumpukan batu.
Warga sekitar meminta instansi terkait segera melakukan perbaikan secara tuntas dan permanen, bukan hanya tambal sulam. Sebab bila hanya tambal sulam, dipastikan akan rusak lagi. Dari pantauan KORAN SINDO YOGYA, selain di Palgading, jalan yang ambles juga terjadi di jalan Kabupaten Tempel–Balerante KM 1, atau 100 meter sebelah kiri gudang sortir dan pengepakan salak, Trumpun, Mer dikorejo, Tempel.
Seperti halnya di Jalan Palgading, jalan berlubang itu juga ditanami pohon pisang oleh warga setempat. Warga Palgading, Romli, 28, mengatakan, amblesnya jalan ter sebut bukan hanya sekali saja, namun sudah berulang kali. Hal ini lantaran untuk perbaikannya tidak tuntas. Sebab, jalan yang rusak itu hanya ditambal dan diratakan tanpa memedulikan lingkungan sekitar.
“Harusnya untuk perbaikan tidak hanya ditambal, namun harus total. Sebab jalan yang ambles itu merupakan gorong-gorong. Jika hanya ditambal dan diratakan, dipastikan akan rusak lagi,” katanya, kemarin. Menurut Romli, penyebab lain rusaknya jalan itu, karena tidak ada saluran untuk pembuangan air ke gorong-gorong. Sehingga saat hujan, air langsung mengenang di atas jalan.
Apalagi kendaraan berat, seperti truk dengan muatan yang melebihi tonase sering melewati jalan itu. “Karena itulah, perbaikannya harus tuntas,” katanya. Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (DPUP) Sleman Mirza Anfansury mengaku sudah mengetahui jalan berlubang yang ada di Palgading. Namun bukan berarti pihaknya membiarkan hal tersebut.
Sebab sebelum melakukan perbaikan, terlebih dahulu akan melakukan verifikasi kerusakan jalan itu. “Dari verifikasi ini, dapat diketahui, model apa yang cocok untuk perbaikan jalan itu,” ucapnya.
Priyo Setyawan
Salah satunya terjadi di ruas jalan Kabupaten Palgading, Sinduharjo, Ngaglik, barat Jembatan Krapyak. Titik jalan tersebut kembali berlubang. Padahal belum ada satu pekan diperbaiki. Untuk menghindari pengguna jalan terperosok, di tengah jalan ditanami pohon pisang dan diberi tumpukan batu.
Warga sekitar meminta instansi terkait segera melakukan perbaikan secara tuntas dan permanen, bukan hanya tambal sulam. Sebab bila hanya tambal sulam, dipastikan akan rusak lagi. Dari pantauan KORAN SINDO YOGYA, selain di Palgading, jalan yang ambles juga terjadi di jalan Kabupaten Tempel–Balerante KM 1, atau 100 meter sebelah kiri gudang sortir dan pengepakan salak, Trumpun, Mer dikorejo, Tempel.
Seperti halnya di Jalan Palgading, jalan berlubang itu juga ditanami pohon pisang oleh warga setempat. Warga Palgading, Romli, 28, mengatakan, amblesnya jalan ter sebut bukan hanya sekali saja, namun sudah berulang kali. Hal ini lantaran untuk perbaikannya tidak tuntas. Sebab, jalan yang rusak itu hanya ditambal dan diratakan tanpa memedulikan lingkungan sekitar.
“Harusnya untuk perbaikan tidak hanya ditambal, namun harus total. Sebab jalan yang ambles itu merupakan gorong-gorong. Jika hanya ditambal dan diratakan, dipastikan akan rusak lagi,” katanya, kemarin. Menurut Romli, penyebab lain rusaknya jalan itu, karena tidak ada saluran untuk pembuangan air ke gorong-gorong. Sehingga saat hujan, air langsung mengenang di atas jalan.
Apalagi kendaraan berat, seperti truk dengan muatan yang melebihi tonase sering melewati jalan itu. “Karena itulah, perbaikannya harus tuntas,” katanya. Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (DPUP) Sleman Mirza Anfansury mengaku sudah mengetahui jalan berlubang yang ada di Palgading. Namun bukan berarti pihaknya membiarkan hal tersebut.
Sebab sebelum melakukan perbaikan, terlebih dahulu akan melakukan verifikasi kerusakan jalan itu. “Dari verifikasi ini, dapat diketahui, model apa yang cocok untuk perbaikan jalan itu,” ucapnya.
Priyo Setyawan
(ftr)