Gempa 5,2 SR Guncang Donggala, Sulteng

Kamis, 15 Januari 2015 - 09:17 WIB
Gempa 5,2 SR Guncang Donggala, Sulteng
Gempa 5,2 SR Guncang Donggala, Sulteng
A A A
DONGGALA - Gempa bumi 5,2 Skala Richter (SR) terjadi di 66 kilometer timur laut Donggala Sulawesi Tengah pada Kamis (15/1/2015) pukul 07.09 WIB.

Pusat gempa (episentrum) terjadi di daratan pada kedalaman 33 kilometer namun tidak berpotensi tsunami.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, posko BNPB telah mengonfirmasi gempa tersebut ke BPBD Kabupaten Donggala.

Di Kota Donggala dan Kecamatan Sabang Kabupaten Donggala yang berdekatan dengan pusat gempa, kata Sutopo, guncangan dirasakan lemah selama 3-5 detik.

"Tidak ada kepanikan.Tidak ada laporan kerusakan rumah dan bangunan. Dari analisis peta guncangan gempa menunjukkan skala II-III MMI yang artinya guncangan lemah, " kata Sutopo dalam rilis yang dikirimkan ke Sindonews.com, Kamis pagi (15/1/2015).

Masyarakat di wilayah Donggala, lanjut Sutopo. perlu selalu meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi gempa dan tsunami yang dapat terjadi kapan saja.

Tingginya aktivitas kegempaan di kawasan ini tidak lepas dari lokasinya yang berada pada zona benturan tiga lempeng tektonik, yaitu Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik.

Sutopo menjelaskan, pertemuan ketiga lempeng ini bersifat konvergen dan ketiganya bertumbukan mengakibatkan daerah Sulteng dan sekitarnya rawan tinggi gempa.

"Sesar Palu-Koro di daratan yang memanjang dari Palu ke arah Selatan dan Tenggara melalui Sulsel bagian Utara menuju ke selatan Bone sampai di laut Banda, merupakan zona patahan aktif yang memiliki potensi kegempaan relatif tinggi, " timpal Sutopo.

Menurut dia, beberapa kejadian gempa dan tsunami di Donggala dan sekitarnya antara lain Donggala 1927, Parigi 1938, Tambu 1968, Toli-Toli dan Donggala 1996 (M 6,3).

Bahkan tinggi tsunami di Donggala tahun 1927 mencapai 15 meter, sedangkan gempa Toli-Toli dan Donggala 1996 memicu tsunami setinggi 2 meter dengan limpasan air laut ke daratan sejauh 400 meter sehingga menimbulkan korban jiwa dan kerusakan.

"Selalu, implementasikan tata ruang berbasis bencana dan bangun masyarakat yang tangguh menghadapi bencana!. Karena gempa dan tsunami dapat terjadi kapan saja dan tak dapat diprediksi sebelumnya, " tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0739 seconds (0.1#10.140)