Lima Kecamatan Dapat Bantuan Lampu Tenaga Matahari
A
A
A
BANDUNG BARAT - Ribuan warga di lima kecamatan di Ka bupaten Bandung Barat yang belum mendapat akses listrik, mendapat bantuan lampu solarLED (tenaga matahari) dari se buah perusahaan penyedia energi. Bekerja sama dengan lembaga non-profit internasional One Milion Light (OML) dan Ener gizer menyisir wilayah yang belum mendapatkan dan me nik mati aliran listrik.
Kabupaten Bandung Barat kemudian men jadi salah satu wilayah yang dipilih untuk mendapatkan bantuan tersebut. Plant HR Manager Energizer Indonesia, Hallaj A Duriasa mengatakan, selama ini Indonesia telah mendapat kesempatan dua kali dalam menerima ban tuan serupa yang se be lum - nya di laksanakan di Bekasi. “Kami memilih wilayah yang dekat dengan Jakarta terlebih dahulu,” ucapnya.
Dia menambahkan, untuk di Ban dung Barat akan disalurkan sebanyak 1.800 lampu solar Led bagi masyarakat yang berada dibeberapa kecamatan. Seperti, Ke camatan Cililin, Sindang - kerta, Rongga, Gununghalu dan Cipongkor. Di wilayah tersebut masih terdapat ma syarakat yang belum teraliri listrik akibat buruknya infrastruktur dan sulitnya tersentuh jaringan listrik Camat Cililin Zaini Dahlan berharap kepada perwakilan yang menerima bantuan, agar mem berikan kepada yang berhak.
Pasalnya, bantuan tersebut diberikan sesuai dengan nama dan alamat penerima. “Nan tinya akan ada tim yang akan melakukan pengecekan ter hadap penerima bantuan,” tuturnya. Zaini mengakui, meskipun di Kabupaten Bandung Barat ter dapat pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Saguling dan Cirata, tidak menjadikan jaminan se luruh warga mendapatkan alir an listrik. Selain pasokan listrik untuk memenuhi wilayah Jawa-Bali, kendala ja ringan yang belum tersedia menjadi sa lah satu kendala sulitnya warga mendapatkan akses listrik
. Sementara itu, Kepala Dusun Kampung Majapahit, Desa Nangerang, Kecamatan Cililin, Atif menyatakan, di wilayahnya belum mendapatkan listrik seluruhnya. Dari 15 rumah yang me naungi 50 jiwa hanya terdapat 3 rumah yang sudah memasang listrik. “Warga akhirnya nyolok ke tiga rumah yang sudah ada listrik,” ucapnya.
Namun begitu, untuk mendapatkan listrik warga harus me nyam bungkan kabel sejauh dua kilometer. Sehingga arus listrik yang diterima tidak maksimal dan stabil. “Agar listrik tetap menyala warga membayar iur an sebesar Rp10.000/ bulan,” tandas Atif.
Raden bagja mulyana
Kabupaten Bandung Barat kemudian men jadi salah satu wilayah yang dipilih untuk mendapatkan bantuan tersebut. Plant HR Manager Energizer Indonesia, Hallaj A Duriasa mengatakan, selama ini Indonesia telah mendapat kesempatan dua kali dalam menerima ban tuan serupa yang se be lum - nya di laksanakan di Bekasi. “Kami memilih wilayah yang dekat dengan Jakarta terlebih dahulu,” ucapnya.
Dia menambahkan, untuk di Ban dung Barat akan disalurkan sebanyak 1.800 lampu solar Led bagi masyarakat yang berada dibeberapa kecamatan. Seperti, Ke camatan Cililin, Sindang - kerta, Rongga, Gununghalu dan Cipongkor. Di wilayah tersebut masih terdapat ma syarakat yang belum teraliri listrik akibat buruknya infrastruktur dan sulitnya tersentuh jaringan listrik Camat Cililin Zaini Dahlan berharap kepada perwakilan yang menerima bantuan, agar mem berikan kepada yang berhak.
Pasalnya, bantuan tersebut diberikan sesuai dengan nama dan alamat penerima. “Nan tinya akan ada tim yang akan melakukan pengecekan ter hadap penerima bantuan,” tuturnya. Zaini mengakui, meskipun di Kabupaten Bandung Barat ter dapat pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Saguling dan Cirata, tidak menjadikan jaminan se luruh warga mendapatkan alir an listrik. Selain pasokan listrik untuk memenuhi wilayah Jawa-Bali, kendala ja ringan yang belum tersedia menjadi sa lah satu kendala sulitnya warga mendapatkan akses listrik
. Sementara itu, Kepala Dusun Kampung Majapahit, Desa Nangerang, Kecamatan Cililin, Atif menyatakan, di wilayahnya belum mendapatkan listrik seluruhnya. Dari 15 rumah yang me naungi 50 jiwa hanya terdapat 3 rumah yang sudah memasang listrik. “Warga akhirnya nyolok ke tiga rumah yang sudah ada listrik,” ucapnya.
Namun begitu, untuk mendapatkan listrik warga harus me nyam bungkan kabel sejauh dua kilometer. Sehingga arus listrik yang diterima tidak maksimal dan stabil. “Agar listrik tetap menyala warga membayar iur an sebesar Rp10.000/ bulan,” tandas Atif.
Raden bagja mulyana
(ars)