Beri Rasa Aman, Nyaman Pembonceng Berbusana Rok
A
A
A
YOGYAKARTA - Membonceng motor adalah hal yang biasa. Namun bagi pembonceng kaum hawa yang mengenakan rok, duduk menyamping pasti jadi pilihan utama.
Sayangnya, tingkat keselamatan pembonceng dengan posisi ini menurun dibandingkan membonceng biasa. Inilah yang membuat tiga mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta merancang “Manceping”.
Mereka adalah Roy Enggar Achmadi, Rizqi Ramadhani, dan Muhammad Rizal Afif. Menurut Rizqi, mengendarai sepeda motor menuju tempat yang dituju merupakan rutinitas umum masyarakat Indonesia. Bahkan, sepeda motor telah menjadi alat transportasi favorit karena dinilai praktis, lincah, dan hemat biaya.
“Namun, mengendarai sepeda motor bukan tanpa risiko. Karena dibanding kendaraan lainnya, sepeda motor merupakan moda transportasi yang sering menjadi penyumbang kecelakaan lalu lintas. Di samping faktor pengendara, risiko terbesar dialami oleh pembonceng, khususnya pembonceng berbusana rok yang notabene adalah kaum hawa,” papar Rizqi.
Duduk menyamping di atas motor dipastikan mengurangi keseimbangan motor dan rawan terjungkal ke belakang. Selain itu, kalau rok yang digunakan panjang, ada risiko terjerat oleh jeruji ban belakang dan menambah potensi risiko yang ditanggung oleh pembonceng tersebut.
“Kami pun menciptakan alat bantu penunjang keamanan dan kenyamanan bagi pembonceng sepeda motor. Alat ini kami beri nama Mancepingyang merupakan kepanjangan dari ‘pengaman bonceng menyamping’. Alat ini sengaja kami ciptakan untuk mengurangi risiko kecelakaan tunggal yang dialami oleh pembonceng sepeda motor menyamping,” kata Rizqi.
Manceping memiliki bentuk seperti kursi portabel yang dapat dipasangkan di bagian belakang jok motor. Manceping tersusun atas tiga bagian penting untuk menunjang keamanan dan keselamatan pembonceng, yakni sandaran punggung bagian bawah, sandaran betis, dan tumpuan kaki. Karena sifatnya yang portabel, ketika tidak digunakan, Manceping dapat dilipat dan disimpan secara ringkas.
“Cara kerja alat ini cukup sederhana, di mana pengguna tinggal membuka lipatanlipatan Manceping, menegakkannya, dan kemudian menguncinya hingga menjadi semacam kursi sandaran. Selanjutnya, alat ini dipasang di bagian belakang jok motor dan siap dipakai oleh pembonceng,” ucapnya.
Roy Enggar menimpali, ketika memakai alat ini, pembonceng akan merasa nyaman dan aman saat duduk menyamping di atas sepeda motor. Fitur penyangga punggung berfungsi agar punggung pembonceng tidak mudah pegal dan mengurangi risiko terjungkal ke belakang. Sedangkan sandaran betis dan tumpuan kaki juga memberi kenyamanan.
“Dengan membonceng menyamping, pijakan kaki tentu hanya satu. Dengan alat ini, pembonceng jadi memiliki pijakan untuk kedua kaki. Selain itu, fungsi dan bentuk alat telah dikalkulasi secara teliti menurut perhitungan ergonomi dan antropometri yang sangat memerhatikan aspek pengguna,” ujarnya.
Melihat manfaatnya, Muhammad Rizal optimis alat ini dapat dipakai secara luas oleh masyarakat. Bahanbahan pembuat Manceping sangat mudah ditemukan di pasaran, seperti stainless steel, kayu, dan kapas. Untuk membuatnya mereka hanya menghabiskan biaya Rp336.000.
“Kami berharap alat ini dapat mengurangi risiko kecelakaan bagi para pembonceng motor menyamping yang notabene adalah perempuan,” tandasnya.
Ratih Keswara
Sayangnya, tingkat keselamatan pembonceng dengan posisi ini menurun dibandingkan membonceng biasa. Inilah yang membuat tiga mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta merancang “Manceping”.
Mereka adalah Roy Enggar Achmadi, Rizqi Ramadhani, dan Muhammad Rizal Afif. Menurut Rizqi, mengendarai sepeda motor menuju tempat yang dituju merupakan rutinitas umum masyarakat Indonesia. Bahkan, sepeda motor telah menjadi alat transportasi favorit karena dinilai praktis, lincah, dan hemat biaya.
“Namun, mengendarai sepeda motor bukan tanpa risiko. Karena dibanding kendaraan lainnya, sepeda motor merupakan moda transportasi yang sering menjadi penyumbang kecelakaan lalu lintas. Di samping faktor pengendara, risiko terbesar dialami oleh pembonceng, khususnya pembonceng berbusana rok yang notabene adalah kaum hawa,” papar Rizqi.
Duduk menyamping di atas motor dipastikan mengurangi keseimbangan motor dan rawan terjungkal ke belakang. Selain itu, kalau rok yang digunakan panjang, ada risiko terjerat oleh jeruji ban belakang dan menambah potensi risiko yang ditanggung oleh pembonceng tersebut.
“Kami pun menciptakan alat bantu penunjang keamanan dan kenyamanan bagi pembonceng sepeda motor. Alat ini kami beri nama Mancepingyang merupakan kepanjangan dari ‘pengaman bonceng menyamping’. Alat ini sengaja kami ciptakan untuk mengurangi risiko kecelakaan tunggal yang dialami oleh pembonceng sepeda motor menyamping,” kata Rizqi.
Manceping memiliki bentuk seperti kursi portabel yang dapat dipasangkan di bagian belakang jok motor. Manceping tersusun atas tiga bagian penting untuk menunjang keamanan dan keselamatan pembonceng, yakni sandaran punggung bagian bawah, sandaran betis, dan tumpuan kaki. Karena sifatnya yang portabel, ketika tidak digunakan, Manceping dapat dilipat dan disimpan secara ringkas.
“Cara kerja alat ini cukup sederhana, di mana pengguna tinggal membuka lipatanlipatan Manceping, menegakkannya, dan kemudian menguncinya hingga menjadi semacam kursi sandaran. Selanjutnya, alat ini dipasang di bagian belakang jok motor dan siap dipakai oleh pembonceng,” ucapnya.
Roy Enggar menimpali, ketika memakai alat ini, pembonceng akan merasa nyaman dan aman saat duduk menyamping di atas sepeda motor. Fitur penyangga punggung berfungsi agar punggung pembonceng tidak mudah pegal dan mengurangi risiko terjungkal ke belakang. Sedangkan sandaran betis dan tumpuan kaki juga memberi kenyamanan.
“Dengan membonceng menyamping, pijakan kaki tentu hanya satu. Dengan alat ini, pembonceng jadi memiliki pijakan untuk kedua kaki. Selain itu, fungsi dan bentuk alat telah dikalkulasi secara teliti menurut perhitungan ergonomi dan antropometri yang sangat memerhatikan aspek pengguna,” ujarnya.
Melihat manfaatnya, Muhammad Rizal optimis alat ini dapat dipakai secara luas oleh masyarakat. Bahanbahan pembuat Manceping sangat mudah ditemukan di pasaran, seperti stainless steel, kayu, dan kapas. Untuk membuatnya mereka hanya menghabiskan biaya Rp336.000.
“Kami berharap alat ini dapat mengurangi risiko kecelakaan bagi para pembonceng motor menyamping yang notabene adalah perempuan,” tandasnya.
Ratih Keswara
(ftr)