Beras Operasi Pasar Rusak dan Bau Apek

Jum'at, 09 Januari 2015 - 11:03 WIB
Beras Operasi Pasar Rusak dan Bau Apek
Beras Operasi Pasar Rusak dan Bau Apek
A A A
SLAWI - Warga Desa Karangjati, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal ramai-ramai mengembalikan beras program Operasi Pasar Khusus (OPK) dari Bulog kemarin.

Mereka kecewa karena beras yang diterima tidak layak konsumsi. Warga berdatangan ke balai desa setempat dengan membawa serta beras yang sudah mereka ambil sehari sebelumnya. Pengamatan KORAN SINDO, kondisi beras terlihat kotor dan berwarna kuning kecokelatan. Selain itu, kondisinya juga banyak yang pecah dan berbau tidak sedap.

Salah satu warga penerima beras, Sutrisno, 65, mengaku membeli beras OPK sebanyak satu karung berukuran 15 kilogram (kg). Harga per kg Rp1.600. “Saya ambil kemarin, tapi baru dibuka hari ini (kemarin). Ternyata kondisinya tidak layak konsumsi, kotor dan bau. Sebelumnya tidak pernah seperti ini,” paparnya kemarin.

Tidak hanya Sutrisno yang mendapatkan beras dengan kondisi tidak layak konsumsi. Sejumlah warga lainnya juga menerima beras dengan kondisi serupa. “Warga lain juga sama. Akhirnya ini dikembalikan lagi,” ujarnya.

Kepala Desa Karangjati Aedi Suhito juga membenarkan kondisi beras yang diterima warga memang tidak layak konsumsi. “Baunya busuk, banyak menir (beras yang sudah pecah). Mestinya untuk makanan bebek daripada manusia,” ujarnya.

Beras pengganti beras untuk warga miskin (raskin) tersebut diterima dari Gudang Bulog Larangan, Kecamatan Kramat, sejak Jumat (2/1). Beras baru didistribusikan ke warga penerima pada Rabu (7/1). Warga penerima mengambil sendiri ke balai desa.

“Saya dapat laporan dari warga kalau kondisinya rusak mulai kemarin (Rabu),” ungkap Aedi. Setelah menerima laporan warga, Aedi langsung menginstruksikan ketua RT untuk menarik beras dari warga penerima untuk dikumpulkan. Nanti beras akan dikembalikan ke Bulog untuk diganti dengan beras yang baru “Kami mohon dari Bulog untuk mengganti dengan beras yang layak konsumsi,” tandasnya.

Di Desa Karangjati jumlah beras OPK yang diterima dari Bulog sebanyak 281 karung kecil dengan satu karung berisi 15 kg. Beras dari stok Cadangan Beras Pemerintah (CDP) itu tersebut diperuntukkan untuk 283 rumah tangga sasaran (RTS). “Saat didistribusikan dari Bulog memang kurang dua karung, kata petugas yang mengantarkan menyusul,” ujar Aedi.

Kepala Bulog Subdrive 6 Pekalongan Iwan Nurwansyah saat dikonfirmasi mengatakan beras program OPK yang didistribusikan ke warga melalui pemerintah daerah kondisinya layak konsumsi. “Pada dasarnya kualitas beras kita jamin layak konsumsi. Tapi kalau misalnya ditemukan ada yang tidak layak, kami siap mengganti, berapa pun silakan dikembalikan untuk diganti,” tandasnya.

Dia memperkirakan beras yang tidak layak konsumsi yang diterima warga tersebut karena pengaruh penyimpanan yang sudah cukup lama. Terakhir kali beras hasil panen yang masuk untuk disimpan di gudang Bulog Subdrive 6 pada September 2014. “Mekanisme diinternal kami kan kalauberas yang duluan masuk berarti harus keluar dulu,” paparnya.

Menurut Iwan, jumlah beras OPK yang disalurkan di Kabupaten Tegal mencapai 1.400 ton. Sebagian beras tersebut sudah disalurkan ke RTS penerima melalui kelurahan masing-masing. Selain Kabupaten Tegal, Bulog Subdrive 6 juga menyalurkan beras OPK ke kabupaten/kota lain di wilayah eks Karesidenan Pekalongan.

Farid Firdaus
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7044 seconds (0.1#10.140)