Jenazah Ruth Korban AirAsia Tiba di Blitar
A
A
A
BLITAR - Jenazah Ruth Natalia Made Puspitasari (26), korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 asal Lingkungan Majegan, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, akhirnya diputuskan tidak segera dimakamkan.
Keluarga menginginkan jasad pegawai bank HSBC Surabaya itu diinapkan semalam di Wisma Persemayaman Jenazah Paramita, Kelurahan Sukorejo, Kota Blitar.
"Awalnya ada yang usul langsung dimakamkan. Namun orangtuanya meminta untuk diinapkan dulu semalam sambil menunggu kerabat luar daerah yang belum datang. Esoknya baru kita makamkan," tutur Wiyanto Hermawan (70), paman korban yang menjadi juru bicara keluarga kepada Koran Sindo Jatim, Kamis (8/1/2015).
Jenazah tiba di Wisma Paramita sekitar pukul 13.00 WIB. Jasad wanita yang berencana naik pelaminan sepulang dari liburan di Singapura itu dibungkus aluminium foil dan ditempatkan di sebuah peti mati berkode B.010.
Seperti diketahui, dalam rangka membantu proses pemulangan jenazah, Pemkab Blitar sejak pukul 02.00 WIB dini hari telah mengutus empat orang petugas PMI untuk bertolak ke Surabaya.
Hanya saja, dalam pemulangan tersebut tidak terlihat iring-iringan kendaraan lain petugas dari Surabaya maupun dari pihak keluarga.
"Yang menemani hanya ayahnya (Soejanto). Sedangkan ibunya terus berada di rumah karena harus istirahat usai operasi," jelas Wiyanto.
Sesuai tradisi Tionghoa, kata Wiyanto, jenazah tidak boleh langsung dibawa ke rumah duka. Ada kepercayaan serupa dengan pamali. Karenanya, walau melintasi wilayah Wlingi, mobil PMI tidak mampir ke rumah duka.
"Kita mengikuti tradisi yang ada. Besok sebelum dimakamkan baru boleh ke rumah duka," terangnya.
Suasana di wisma persemayaman terlihat tenang. Di luar ruangan tampak sejumlah karangan bunga ungkapan bela sungkawa. Di antaranya Bupati Blitar Herry Noegroho, Wakil Bupati Blitar Rijanto, dan SMAK Santo Albertus Malang. Tertulis di kertas bahwa Ruth merupakan alumni angkatan 2010-2011 kelas 12 IPA 3.
Meski berduka dan merasa kehilangan, keluarga, kerabat, dan kolega mendiang tampak tegar bisa menerima. Diceritakan Wiyanto, selain susunan gigi dan pencocokan DNA orangtua, jenazah Ruth dikenali dari kalung emas berbandul salib yang masih melingkar di lehernya.
Wiyanto mengaku tidak tahu pasti kondisi jasad keponakannya. Sebab dirinya tidak melihat langsung saat proses identifikasi di Surabaya. "Sementara peti matinya juga tidak boleh dibuka. Karenanya jenazah tetap menggunakan peti mati dari Surabaya saat pemakaman nanti," jelasnya.
Selain perhiasan kalung emas yang telah dikenakan, keluarga juga menyertakan sepasang pakaian di dalam peti mati. Semasa hidupnya, sepasang baju tersebut merupakan salah satu benda kesayangan Ruth.
Sebuah liang lahat telah disiapkan di Tempat Pemakaman Umum Dusun Karangan Kecamatan Wlingi. Prosesi pemakaman akan dilangsungkan sesuai keyakinan Kristiani. Ruth akan dikebumikan tepat di bawah makam kakeknya, yakni mendiang Iskayan, purnawirawan Polri.
"Kebetulan di lokasi yang sama berkumpul makam keluarga yang lain," pungkasnya.
Seperti diberitakan Ruth Natalia Made Puspitasari merupakan salah satu dari 155 korban kecelakaan maspakai Air Asia yang hendak bertolak ke Singapura. Bersama kekasihnya Bob Hartanto, warga Tidar Malang dan kedua calon mertua (juga menjadi korban), Ruth berencana menikmati liburan sekaligus merayakan ulang tahun ke-26. Sepulang dari Negeri Singa, sepasang kekasih ini berencana hendak menikah.
Selain Ruth, warga Kabupaten Blitar yang menjadi korban Air Asia adalah Yuni Astuti warga Kecamatan Kesamben. Yuni merupakan TKW yang hendak bekerja kembali di Singapura.
Keluarga menginginkan jasad pegawai bank HSBC Surabaya itu diinapkan semalam di Wisma Persemayaman Jenazah Paramita, Kelurahan Sukorejo, Kota Blitar.
"Awalnya ada yang usul langsung dimakamkan. Namun orangtuanya meminta untuk diinapkan dulu semalam sambil menunggu kerabat luar daerah yang belum datang. Esoknya baru kita makamkan," tutur Wiyanto Hermawan (70), paman korban yang menjadi juru bicara keluarga kepada Koran Sindo Jatim, Kamis (8/1/2015).
Jenazah tiba di Wisma Paramita sekitar pukul 13.00 WIB. Jasad wanita yang berencana naik pelaminan sepulang dari liburan di Singapura itu dibungkus aluminium foil dan ditempatkan di sebuah peti mati berkode B.010.
Seperti diketahui, dalam rangka membantu proses pemulangan jenazah, Pemkab Blitar sejak pukul 02.00 WIB dini hari telah mengutus empat orang petugas PMI untuk bertolak ke Surabaya.
Hanya saja, dalam pemulangan tersebut tidak terlihat iring-iringan kendaraan lain petugas dari Surabaya maupun dari pihak keluarga.
"Yang menemani hanya ayahnya (Soejanto). Sedangkan ibunya terus berada di rumah karena harus istirahat usai operasi," jelas Wiyanto.
Sesuai tradisi Tionghoa, kata Wiyanto, jenazah tidak boleh langsung dibawa ke rumah duka. Ada kepercayaan serupa dengan pamali. Karenanya, walau melintasi wilayah Wlingi, mobil PMI tidak mampir ke rumah duka.
"Kita mengikuti tradisi yang ada. Besok sebelum dimakamkan baru boleh ke rumah duka," terangnya.
Suasana di wisma persemayaman terlihat tenang. Di luar ruangan tampak sejumlah karangan bunga ungkapan bela sungkawa. Di antaranya Bupati Blitar Herry Noegroho, Wakil Bupati Blitar Rijanto, dan SMAK Santo Albertus Malang. Tertulis di kertas bahwa Ruth merupakan alumni angkatan 2010-2011 kelas 12 IPA 3.
Meski berduka dan merasa kehilangan, keluarga, kerabat, dan kolega mendiang tampak tegar bisa menerima. Diceritakan Wiyanto, selain susunan gigi dan pencocokan DNA orangtua, jenazah Ruth dikenali dari kalung emas berbandul salib yang masih melingkar di lehernya.
Wiyanto mengaku tidak tahu pasti kondisi jasad keponakannya. Sebab dirinya tidak melihat langsung saat proses identifikasi di Surabaya. "Sementara peti matinya juga tidak boleh dibuka. Karenanya jenazah tetap menggunakan peti mati dari Surabaya saat pemakaman nanti," jelasnya.
Selain perhiasan kalung emas yang telah dikenakan, keluarga juga menyertakan sepasang pakaian di dalam peti mati. Semasa hidupnya, sepasang baju tersebut merupakan salah satu benda kesayangan Ruth.
Sebuah liang lahat telah disiapkan di Tempat Pemakaman Umum Dusun Karangan Kecamatan Wlingi. Prosesi pemakaman akan dilangsungkan sesuai keyakinan Kristiani. Ruth akan dikebumikan tepat di bawah makam kakeknya, yakni mendiang Iskayan, purnawirawan Polri.
"Kebetulan di lokasi yang sama berkumpul makam keluarga yang lain," pungkasnya.
Seperti diberitakan Ruth Natalia Made Puspitasari merupakan salah satu dari 155 korban kecelakaan maspakai Air Asia yang hendak bertolak ke Singapura. Bersama kekasihnya Bob Hartanto, warga Tidar Malang dan kedua calon mertua (juga menjadi korban), Ruth berencana menikmati liburan sekaligus merayakan ulang tahun ke-26. Sepulang dari Negeri Singa, sepasang kekasih ini berencana hendak menikah.
Selain Ruth, warga Kabupaten Blitar yang menjadi korban Air Asia adalah Yuni Astuti warga Kecamatan Kesamben. Yuni merupakan TKW yang hendak bekerja kembali di Singapura.
(zik)