Tawuran, 22 Pelajar di Sleman Diamankan
A
A
A
SLEMAN - Tawuran antarpelajar yang diwarnai aksi penyerangan terhadap siswa sekolah lain kembali pecah di Kabupaten Sleman, awal pekan ini.
Sejumlah pelajar gabungan dari beberapa sekolah melakukan penyerangan terhadap pelajar SMA di Kecamatan Tempel, Sleman. Akibatnya, seorang pelajar menjadi korban. Penyerangan itu dipicu aksi saling tantang. Mereka terlebih dahulu membuat perjanjian lokasi bertemu untuk bentrok. Layaknya perang, para pelajar mempersenjatai diri dengan senjata tajam.
Polisi yang menangani kasus itu akhirnya berhasil mengamankan 22 pelajar dari kelompok penyerang yang terdiri dari pelajar SMA di Seyegan, Gamping, Medari, Sleman dan seorang pelajar SMP di Murangan, Sleman. Salah satu pelajar dari SMA di Kecamatan Seyegan, Fr, 16, mengatakan, mereka melakukan aksi tawuran di Karanggayam, Sumberejo, Tempel pada Senin (5/1) pukul 15.30 WIB.
Kedatangan rombongannya ke lokasi karena sekolahnya ditantang pelajar dari SMA di Tempel dengan mengirimkan empat orang utusan. "Karena ditantang, kami ke sana. Ternyata sampai di lokasi, mereka sudah siap dulu di pinggir-pinggir jalan dengan senjata dan menyerang lebih dulu," ucapnya saat ditemui di Polres Sleman, kemarin.
Sebagaimana dikatakan para pelajar itu kepada polisi, tantangan diterima saat belasan pelajar dari SMA di Seyegan nongkrong di angkringan Dusun Kregolan, Seyegan pada Sabtu (3/1) pukul 21.00 WIB. Waktu itu, datang empat orang saling berboncengan motor dan mengaku sebagai anggota geng Gito Gati Street Teror (GGST).
Mereka turun dari motor dan menuduh pelajar dari SMA di Seyegan telah melakukan penyerangan terhadap anakanak SMA di Tempel. Keempatnya kemudian menantang para pelajar dari SMA di Seyegan tawuran dengan SMA di Tempel. Alasannya, beberapa pelajar dari Tempel merupakan anggota geng GGST.
Bila siswa SMA di Seyegan menerima tantangan tawuran, anggota geng GGST itu meminta mereka menyiapkan Rp2.000 untuk uang lelayu. Sebaliknya, jika menolak tawuran, mereka akan membayar dengan satu nyawa temannya. Dari tantangan itulah, akhirnya dilakukan aksi penyerangan.
Sebelum melakukan penyerangan, sepulang dari sekolah, Senin, pelajar SMA di Seyegan dari kelas X sampai XII nongkrong di warung angkringan bersama sejumlah pelajar sekolah lain. Yaitu, seorang pelajar SMA di Gamping, pelajar SMA di Medari, dan pelajar SMP di Murangan. Seusai berkumpul, dengan berboncengan motor mereka pergi menuju Klegung.
Yakni lokasi awal perjanjian mereka bertemu pelajar dari SMA di Tempel. Karena saat itu tidak ditemukan para pelajar dari sekolah yang dituju, mereka lalu mencari di lokasi yang biasa digunakan nongkrong, yakni di warung es daerah Karanggayam, Tempel. Sesampainya di lokasi, para pelajar dari SMA Tempel sudah siap di pinggir jalan dengan senjata. Dua pelajar dari SMA Seyegan turun untuk melawan dengan senjata.
Salah satu di antara pelajar itu menggunakan gear motor yang diikat tali dipukulkan ke dahi pelajar SMA Tempel. Tak hanya itu, satu pelajar SMA Seyegan lain menggunakan pedang samurai membacok korbannya itu di kepala bagian belakang dan pundak. Pelajar naas ini bernama Nova Syahrul Saputra, 17, warga Perumahan Janabadra, Caturharjo, Sleman.
Kapolres Sleman AKBP Faried Zulkarnain mengungkapkan, dari kejadian itu polisi mengamankan pelajar dari kelompok penyerang berikut barang bukti empat samurai, empat gear motor yang diikat tali, dan satu botol kaca untuk molotov.
Muji Barnugroho
Sejumlah pelajar gabungan dari beberapa sekolah melakukan penyerangan terhadap pelajar SMA di Kecamatan Tempel, Sleman. Akibatnya, seorang pelajar menjadi korban. Penyerangan itu dipicu aksi saling tantang. Mereka terlebih dahulu membuat perjanjian lokasi bertemu untuk bentrok. Layaknya perang, para pelajar mempersenjatai diri dengan senjata tajam.
Polisi yang menangani kasus itu akhirnya berhasil mengamankan 22 pelajar dari kelompok penyerang yang terdiri dari pelajar SMA di Seyegan, Gamping, Medari, Sleman dan seorang pelajar SMP di Murangan, Sleman. Salah satu pelajar dari SMA di Kecamatan Seyegan, Fr, 16, mengatakan, mereka melakukan aksi tawuran di Karanggayam, Sumberejo, Tempel pada Senin (5/1) pukul 15.30 WIB.
Kedatangan rombongannya ke lokasi karena sekolahnya ditantang pelajar dari SMA di Tempel dengan mengirimkan empat orang utusan. "Karena ditantang, kami ke sana. Ternyata sampai di lokasi, mereka sudah siap dulu di pinggir-pinggir jalan dengan senjata dan menyerang lebih dulu," ucapnya saat ditemui di Polres Sleman, kemarin.
Sebagaimana dikatakan para pelajar itu kepada polisi, tantangan diterima saat belasan pelajar dari SMA di Seyegan nongkrong di angkringan Dusun Kregolan, Seyegan pada Sabtu (3/1) pukul 21.00 WIB. Waktu itu, datang empat orang saling berboncengan motor dan mengaku sebagai anggota geng Gito Gati Street Teror (GGST).
Mereka turun dari motor dan menuduh pelajar dari SMA di Seyegan telah melakukan penyerangan terhadap anakanak SMA di Tempel. Keempatnya kemudian menantang para pelajar dari SMA di Seyegan tawuran dengan SMA di Tempel. Alasannya, beberapa pelajar dari Tempel merupakan anggota geng GGST.
Bila siswa SMA di Seyegan menerima tantangan tawuran, anggota geng GGST itu meminta mereka menyiapkan Rp2.000 untuk uang lelayu. Sebaliknya, jika menolak tawuran, mereka akan membayar dengan satu nyawa temannya. Dari tantangan itulah, akhirnya dilakukan aksi penyerangan.
Sebelum melakukan penyerangan, sepulang dari sekolah, Senin, pelajar SMA di Seyegan dari kelas X sampai XII nongkrong di warung angkringan bersama sejumlah pelajar sekolah lain. Yaitu, seorang pelajar SMA di Gamping, pelajar SMA di Medari, dan pelajar SMP di Murangan. Seusai berkumpul, dengan berboncengan motor mereka pergi menuju Klegung.
Yakni lokasi awal perjanjian mereka bertemu pelajar dari SMA di Tempel. Karena saat itu tidak ditemukan para pelajar dari sekolah yang dituju, mereka lalu mencari di lokasi yang biasa digunakan nongkrong, yakni di warung es daerah Karanggayam, Tempel. Sesampainya di lokasi, para pelajar dari SMA Tempel sudah siap di pinggir jalan dengan senjata. Dua pelajar dari SMA Seyegan turun untuk melawan dengan senjata.
Salah satu di antara pelajar itu menggunakan gear motor yang diikat tali dipukulkan ke dahi pelajar SMA Tempel. Tak hanya itu, satu pelajar SMA Seyegan lain menggunakan pedang samurai membacok korbannya itu di kepala bagian belakang dan pundak. Pelajar naas ini bernama Nova Syahrul Saputra, 17, warga Perumahan Janabadra, Caturharjo, Sleman.
Kapolres Sleman AKBP Faried Zulkarnain mengungkapkan, dari kejadian itu polisi mengamankan pelajar dari kelompok penyerang berikut barang bukti empat samurai, empat gear motor yang diikat tali, dan satu botol kaca untuk molotov.
Muji Barnugroho
(ftr)