Evakuasi AirAsia Jadi Ajang Silaturahmi Angkatan Laut Dunia
A
A
A
PANGKALAN BUN - Di sela waktu luang dalam masa pencarian Pesawat AirAsia QZ8501, ada hal menarik dari para tim SAR gabungan.
Bukan soal jenazah atau koordinat mana yang diduga menjadi titik jatuhnya pesawat AirAsia tersebut.
Namun adanya momen evakuasi ini dimanfaatkan sebagai ajang bertemunya para angkatan laut dari beberapa negara yang membantu proses evakuasi.
Contohnya seperti yang dilakukan tentara angkatan laut dari tiga negara ini. Di tengah derasnya hujan, tentara dari Angkatan Laut Indonesia, Jepang dan Amerika saling berbagi cerita dan mengobrol hangat.
"Tadi kita ngobrol bertiga, ada mister Adam dari Amerika dan mister Nagakuma dari Jepang. Ini jadi ajang silaturahmi angkatan laut dari negara-negara asing yang membantu proses evakuasi," kata Sersan Mayor Komunikasi Rudi Hartanto dari Dinas Penerangan Angkatan Laut sekaligus sebagai kameramen bawah dan instruktur selam TNI AL kepada Sindonews.com di Pangkalan Bun sebelum bertolak ke Pelabuhan Kumai, Rabu (7/1/2015).
Dalam obrolan hangat tersebut, Angkatan Laut Jepang dan Amerika takjub dengan kondisi cuaca di Indonesia.
"It's nice place,Indonesia cukup unik khususnya di sini, karena saat cuaca panas ini bisa turun hujan deras," kata Lieutnant Comammander Greg Adams sebagai Liaison Officer Navy Seal kepada Sindonews.com.
Senada dengan Greg, Mayor Nagakuma Chief coordinator team rescue dari Angkatan Laut Jepang mengaku terkejut atas hujan yang turun di tengah hari dalam kondisi panas terik.
"Hebat, kok bisa ya matahari dan hujan bisa berkesinambungan dalam satu waktu," ungkap Nagakuma kepada Sindonews.com.
Pantauan di lokasi, di tengah panas terik hujan turun dengan deras reda setelah itu langsung kembali turun dengan derasnya lagi.
Kepala Stasiun Meteorologi Pangkalan Bun, Lukman Soleh, juga membenarkan cuaca yang cepat berubah. "Disini cuaca cepat berubah dan susah ditebak," kata Lukman kepada Sindonews.
Bukan soal jenazah atau koordinat mana yang diduga menjadi titik jatuhnya pesawat AirAsia tersebut.
Namun adanya momen evakuasi ini dimanfaatkan sebagai ajang bertemunya para angkatan laut dari beberapa negara yang membantu proses evakuasi.
Contohnya seperti yang dilakukan tentara angkatan laut dari tiga negara ini. Di tengah derasnya hujan, tentara dari Angkatan Laut Indonesia, Jepang dan Amerika saling berbagi cerita dan mengobrol hangat.
"Tadi kita ngobrol bertiga, ada mister Adam dari Amerika dan mister Nagakuma dari Jepang. Ini jadi ajang silaturahmi angkatan laut dari negara-negara asing yang membantu proses evakuasi," kata Sersan Mayor Komunikasi Rudi Hartanto dari Dinas Penerangan Angkatan Laut sekaligus sebagai kameramen bawah dan instruktur selam TNI AL kepada Sindonews.com di Pangkalan Bun sebelum bertolak ke Pelabuhan Kumai, Rabu (7/1/2015).
Dalam obrolan hangat tersebut, Angkatan Laut Jepang dan Amerika takjub dengan kondisi cuaca di Indonesia.
"It's nice place,Indonesia cukup unik khususnya di sini, karena saat cuaca panas ini bisa turun hujan deras," kata Lieutnant Comammander Greg Adams sebagai Liaison Officer Navy Seal kepada Sindonews.com.
Senada dengan Greg, Mayor Nagakuma Chief coordinator team rescue dari Angkatan Laut Jepang mengaku terkejut atas hujan yang turun di tengah hari dalam kondisi panas terik.
"Hebat, kok bisa ya matahari dan hujan bisa berkesinambungan dalam satu waktu," ungkap Nagakuma kepada Sindonews.com.
Pantauan di lokasi, di tengah panas terik hujan turun dengan deras reda setelah itu langsung kembali turun dengan derasnya lagi.
Kepala Stasiun Meteorologi Pangkalan Bun, Lukman Soleh, juga membenarkan cuaca yang cepat berubah. "Disini cuaca cepat berubah dan susah ditebak," kata Lukman kepada Sindonews.
(sms)