Sanksi ke AirAsia Bikin Geger, Dunia Penerbangan Bereaksi
A
A
A
JAKARTA - Sanksi yang dijatuhkan Kementerian Perhubungan kepada AirAsia dengan pembekuan rute Surabaya-Singapura mengundang reaksi dari dunia penerbangan.
Seperti diketahui, sanksi pembekuan itu diberikan Kementerian Perhubungan setelah Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mendadak melakukan inspeksi ke kantor AsiaAfrika di kawasan Bandara Soekarno-Hatta.
Pembekuan izin rute tersebut terhitung mulai 2 Januari sampai dengan rampungnya hasil evaluasi dan investigasi. Pembekuan ini tertuang dalam Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara No AU 008/1/1/DRJU-DAU-2015 tertanggal 2 Januari 2015.
Hal yang melatarbelakangi pembekuan izin rute tersebut adalah karena PT AirAsia Indonesia telah melakukan pelanggaran persetujuan rute yang diberikan.
Dalam Surat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor AU.008/30/6/DRJU.DAU-2014 pada 24 Oktober 2014 perihal Izin Penerbangan Luar Negeri Periode Winter 2014/2015, bahwa rute Surabaya-Singapura PP yang diberikan kepada Indonesia AirAsia adalah sesuai dengan jadwal penerbangan pada Senin, Selasa, Kamis dan Sabtu.
Sontak pembekuan ini membuat praktisi dan pengamat penerbangan bereaksi. Umumnya mereka bereaksi di Media Sosial dan website komunitas penerbangan.
Seperti apa reaksi mereka?
1. Evelyn Thevega Meijer Nicolas, Pramugari TigerAir
Reaksi diberikan Evelyn/Vega di akun Facebook-nya. Melalui status yang dibuatnya, Evelyn nampak marah dengan tindakan Kementerian Perhubungan.
Jangan Asal Menghakimi,Menyudutkan,Memojokkan dan Menjelek2an Sebuah Permasalahan Yang Kalian Sebelumnya Tidak Sama Sekali Memahami Dan Mengerti Dalam Bidang Yang Dimaksud,Sebelum Kalian Semua Mengetahui Kejelasan Dan Kebenarannya Dari Pihak2 Yang Terkait Dengan Semua Itu,Dan Perlu Diingat..Semua Yang Terjadi Di Dunia Ini Sudah Merupakan Kehendak TUHAN YME...
TerimaKasih...
#evelynthevega(ex'IAA)
Dalam profil Facebooknya, Evelyn tercatat pernah menjadi Pramugari AirAsia. Dia sangat mengenal awak kabin AirAsia QZ8501 yang dipastikan jatuh di Selat Karimata.
2. Vincent Herdison, Praktisi Penerbangan
Untuk masyarakat diluar aviasi yang mungkin bertanya-tanya. Pak Ignasius Jonan kemarin marah-marah di kantor Air Asia karena dianggap Air Asia lalai melakukan penjelasan cuaca kepada para Pilot.
Kemudian segera ada surat terbuka dari kami di dunia aviasi kepada Pak Jonan. Pasti banyak yang bertanya,
"Lho kenapa kok pihak penerbangan protes?"
"Apa yang salah?, kan penerbangan harus menurut kepada regulasi?"
Tunggu dulu guys...
Biar saya bantu jelaskan.
Memang dalam sebuah maskapai ada bagian yang bernama FOO (Flight Operation Officer).
Tugas FOO, adalah mengatur dan memastikan sebuah penerbangan berjalan dengan baik dari sisi operasional pesawat.
Salah satunya adalah memberikan informasi jalur penerbangan dan prakiraan cuaca selama penerbangan.
Pak Jonan marahnya kenapa?
Karena dianggap Air Asia tidak memberikan briefing kepada Pilot terkait info cuaca secara lisan.
Nah, yang jadi sedikit protes dari dunia aviasi adalah, semua sekarang dapat diperoleh secara online. Pilot memang dilatih membaca sendiri laporan cuaca. Kalau ga bisa baca laporan cuaca ya jangan jadi pilot.
Maskapai sekarang berusaha seefisien mungkin dari penggunaan bahan bakar, dan segala sesuatu hal dalam maskapai yang akhirnya bakal membuat bumi tercinta ini mengalami degradasi.
Salah satunya adalah dengan mengurangi penggunaan kertas. Banyak maskapai sudah menerapkan 'Paperless' dalam operasionalnya. Dunia semakin canggih, Pilot juga sudah punya gadget sendiri.
Email online, internet 24jam. Kapan saja dimana saja, selama terkoneksi intenet bisa mendapatkan informasi yang diperlukan.
Tentunya kalau semua pilot harus di briefing detail oleh FOO, ya membuang waktu sekali.
Sebagai gambaran untuk keperluan tentang Flight Plan (rencana terbang) serta Cuaca, bisa di dapatkan disini.
Untuk sekedar mengecek posisi pesawat dan beberapa rotasinya :
http://www.flightradar24.com
Untuk membuat atau mengecek Flight Plan (dapat pula dengan angin dan cuacanya) :
http://skyvector.com/
Untuk mendapatkan METAR, TAFOR, dan beberapa info yang dibutuhkan via BMKG :
http://aviation.bmkg.go.id/web/
Untuk mencapatkan citra satelit :
http://satelit.bmkg.go.id/BMKG/
Nah itulah alasan kami dari dunia penerbangan, bahwa semua ini sekarang online tidak perlu mengambil kertas dan face to face melakukan sesuatu.
Jangan manja deh minta dibacain dan dijelaskan soal cuaca dan flightplan oleh FOO.
FOO hanya perlu menegaskan jika ada hal yang perlu menjadi perhatian selama enroute, termasuk cuaca, flight plan dan beberapa hal teknis.
Tidak semua dibacakan dari A sampai Z. Kasihan FOOnya juga dong.
3. Enna Adi Pratami, Pramugari Senior AirAsia
"Mulai gerah sama beberapa oknum yang mulai menghujani kami dengan tuduhan-tuduhan..."
4. Foggy Abah Wibowo, Pilot AirAsia
Dalam akun Facebook-nya Foggy juga tampak marah dengan tindakan Kementerian Perhubungan. Tiga kali meng-update status-nya, Foggy memberikan link-link laman dengan tujuan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan membacanya.
"http://ilmuterbang.com/blog-mainmenu-9-60730/blogberita-pilot/789-surat-terbuka-pada-bapak-menteri-jonan
Iki pak, dibaca dlu pak..."
Status berikutnya, Foggy menyisipkan gambar prakiraan cuaca BMKG yang tidak update.
"Tambahan buat Pak jonan tolong di cek webnya nih... Masa mau update tiap 30 menit tp data tidak ditemukan...."
Terakhir dia kembali meng-update status, "Baca, hayati, dimengerti... Kalo ga ya emg org b*d*h..."
5. Gerry Soejatman, Pakar Penerbangan dan Investigator Swasta
Pakar penerbangan Gerry Soedjatman ikut membuat status yang isinya juga mempertanyakan kebijakan tersebut.
Butuh klarifikasi nih...
Terlepas dari permohonan slot dan ijin prinsip/dasar rute, apakah bilamana rute dan frekwensi sudah masuk ke dokumen Ops Spec, pengurangan atau pemulihan frekwensi penerbangan rute harus melalui proses pengajuan permohonan yang harus disetujui, atau cukup dengan pemberitahuan tertulis dan tidak harus menunggu persetujuan?
Sepengertian saya dan beberapa airline di Indonesia ya peraturannya seperti ini.
Masa sudah masuk di ops spec mesti ngajuin flight approval lagi atau schedule approval lagi ke pemerintah. Karena claim dari Plt DirJen HubUd bahwa tetap mengajukan permohonan meskipun sudah disetujui melalui ops spec yang sudah disetujui juga oleh DirJen.
Adakah yang bisa memberikan referensi peraturan tersebut (gak cuman "katanya pemerintah" ya!!!!) atau perubahan peraturan tersebut?
Jujur aja, banyak yang gagal paham mengenai apa sih yang sebenarnya dilanggar?
Sebelumnya dua pilot juga telah membuat dua surat terbuka yang ditujukan bagi Kementerian Perhubungan.
6. Kapten Fadjar Nugroho, Pilot dan Admin Website Ilmuterbang.com
Bapak Menteri yang terhormat, perkenalkan nama saya Fadjar Nugroho.
Pekerjaan saya penerbang. Mungkin di mata orang lain ini adalah sebuah pekerjaan hanya sebagai supir. Tapi saya bangga karena katanya pekerjaan saya membutuhkan kemampuan otak dan fisik yang tinggi.
Saya baru saja membaca berita bahwa bapak datang ke Air Asia dan marah besar kepada manejemen perusahaan tersebut karena laporan cuaca yang tidak diambil di briefing office tapi malah mengambil dari internet.
Sama dengan penerbang Air Asia dan maskapai lainnya, pada waktu saya terbang di Indonesia menggunakan pesawat beregistrasi Indonesia, saya harus mengambil laporan cuaca dari BMKG.
Kenapa BMKG? Karena sudah bertahun-tahun tertulis bahwa sebuah penerbangan komersial berbasis PKPS (Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil) nomor 121 ayat 101 memberikan petunjuk seperti di bawah ini.
-------------------------------------------------------------------------
121.101 Weather Reporting Facilities
(a) No air carrier may use any weather report to control flight unless it was prepared and released by the Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) or a source approved by the Director.
------------------------------------------------------------------------
Saya tidak mengajari bapak Menteri tapi saya akan terjemahkan untuk pembaca lainnya karena saya yakin ayat ini sudah diperlihatkan pada bapak oleh staf bapak yang membuat ayat ini.
-----------------------------------------------------------------------
121.101 Fasilitas Laporan Cuaca
(a) Tidak ada maskapai (air carrier) apapun yang boleh menggunakan laporan cuaca untuk mengendalikan sebuah penerbangan kecuali laporan tersebut dipersiapkan dan dikeluarkan oleh BMKG atau sumber yang disetujui oleh Direktorat Perhubungan Udara.
-----------------------------------------------------------------------
Jadi untuk mendapatkan laporan cuaca ini kami pergi ke briefing office yang menyediakan laporan ini berupa hasil print out atau fotokopi.
Alhamdulillah, sekarang dengan teknologi internet, terima kasih bahwa BMKG telah menyediakan laporan ini secara online dalam website yang alamat secara lengkapnya adalah:
http://aviation.bmkg.go.id/web/metar_speci.php
Pak Menteri, saya bangga dengan produk online BMKG ini. Tidak kalah dengan institusi sejenis di luar negeri yang menyediakan produknya secara gratis di internet. Dalam rangkaian produknya di website pun kita sampai-sampai bisa melihat citra satelit. Wah. Saya sampai bertepuk dada terhadap negara lain yang belum punya fasilitas serupa.
Sejak ada informasi cuaca untuk penerbangan di website BMKG ini banyak rekan-rekan saya yang penerbang dan FOO yang tidak perlu datang ke briefing office dan mengambil fotokopian laporan cuaca yang dipersiapkan oleh rekan-rekan dari kantor meteo yang biasanya dikumpulkan briefing office. Di PKPS di atas tidak ditulis bahwa laporannya harus berbentuk kertas dari BMKG.
Kabar gembira ini juga bagi rekan-rekan FOO yang bisa berkonsentrasi untuk melepaskan (release) sebuah penerbangan tanpa berlari atau berkendara baik motor atau mobil ke briefing office untuk mengambil fotokopian laporan cuaca. Apalagi kalau cuacanya hujan deras. Selama ada listrik yang menyalakan komputer dan printer kami, dan internet, maka kami bisa mendapatkan laporan cuaca. Para FOO akan punya banyak waktu untuk melakukan briefing dengan penerbang. Briefing yang artinya berdiskusi antara FOO dan penerbang untuk menentukan bahan bakar dan urusan penerbangan lainnya jika dibutuhkan.
Kami tahu dalam website tersebut ada peringatan bahwa informasi mungkin tidak update dan harus memperhatikan tanggal dan waktu penerbitan. Dengan memperhatikan tanggal dan waktu penerbitan kami tahu apakah data yang kami unduh di website itu masih berlaku atau tidak.
Tentunya ini juga kabar gembira untuk rekan-rekan yang bekerja di briefing office terutama untuk para spesialis peramal cuaca (forecaster specialist). Beliau-beliau ini bisa berkonsentrasi mengirimkan produk-produk cuaca penerbangan tanpa terganggu dengan aktifitas fotokopi.
Bapak Menteri, kami juga mohon bapak untuk datang ke fasilitas BMKG terutama di daerah-daerah untuk mendengarkan keluhan rekan-rekan kami para spesialis meteorologi. Kalau bisa juga mendamprat para pejabat yang tidak menyediakan fasilitas yang tidak selengkap negara lain sehingga website BMKG ini kadang tidak update sampai-sampai untuk mengunduh datanya pun harus hati-hati dengan masa berlakunya.
Pak Menteri, kabar gembira lainnya adalah, data BMKG tersebut secara normal ternyata didistribusikan secara global dalam dunia penerbangan. Artinya kalau kami buka website dari luar negeri pun, isinya akan sama dengan isi website BMKG. Kecuali kalau tidak diupdate oleh petugasnya.
Pak Menteri, kami tentunya tahu kalau mengambil dari website luar negeri, biarpun isinya sama, kami tidak bisa mengambilnya kalau bukan dari BMKG atau sumber yang disetujui oleh Direktorat Perhubungan Udara. Jadi kami kembali ke website BMKG kecuali maskapai tempat para penerbang bekerja disetujui untuk mengambil data dari sumber lain oleh pejabat di kementerian bapak.
Pak Menteri, jangan damprat kami karena mendapatkan informasi cuaca dari internet karena informasi cuaca tersebut juga dari BMKG.
Pak Menteri, kami juga senang bapak berkunjung ke Air Asia dan memperhatikan cara kerja penerbang di sana. Kami akan senang kalau bapak juga menyempatkan diri berkunjung ke maskapai lain. Mudah-mudahan kunjungan ke maskapai lain tidak menunggu kecelakaan di maskapai tersebut.
Saya setuju dengan bapak untuk menghargai nyawa manusia. Sebagai penerbang, kami juga menghargai nyawa, baik nyawa kami, nyawa penumpang dan nyawa keluarga kami. Kami tidak bekerja sembarangan karena kami tahu resikonya adalah nyawa.
Bapak Menteri, bahkan saya sendiri kehilangan seorang adik kandung yang juga seorang penerbang. Jadi mungkin saya lebih memahami kehilangan nyawa di dunia penerbangan daripada wartawan yang menulis berita ini.
Juga pada wartawan yang pernah bertanya pada saya di TV bertahun-tahun lalu dengan pertanyaan:
“Apa perasaan anda dengan kejadian ini?”, pertanyaannya aneh ya pak, pasti sedih kan?
Atau
“Apakah anda masih berani menerbangkan pesawat dengan kejadian yang menimpa adik kandung anda?”.
Alhamdulillah sampai saat ini saya masih berani karena tidak ada hubungannya dengan adik saya. Saya yakin diapun bangga di alam sana melihat saya mengenakan seragam saya.
Bapak Menteri, terima kasih telah memperhatikan kami dan para penumpang.
Bapak Menteri, kembali ke masalah cuaca, di Indonesia cuacanya akan hampir sama pada bulan-bulan ini. Jadi tidak hanya rute Surabaya – Singapura yang mengalami cuaca seperti ini. Penghentian penerbangan di rute ini tidak menyelesaikan masalah. Yang mendapatkan masalah adalah para penerbang yang kehilangan rute dalam pekerjaannya dan kesempatan penumpang terbang di rute tersebut. Kami mohon jangan ada rute yang dihentikan.
Saya mohon maaf kalau ada kesalahan dalam surat ini. Dalam pekerjaan kami, kesalahan ini disebut human error.
Kalau kami berbuat kesalahan, selain bisa mati, kami akan didamprat dan dihujat oleh umat manusia sedunia. Kalau kami tidak salah, tidak ada yang ingat karena sudah bayar sebelum naik pesawat.
Bapak Menteri, akhirnya saya hanya kembali berkata bangga terhadap bapak yang penuh perhatian pada pekerjaan kami. Kami dukung terus kerja bapak untuk memajukan penerbangan Indonesia yang aman.
Hormat saya,
Fadjar Nugroho
7. Kapten Sardjono Jhony, Pilot dan mantan Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airline
Bisakah Kita Diam Sejenak?
Innalilahi wa inna illaihi radjiun, proses evakuasi Kecelakaan QZ 8501 belum selesai. Semua orang sedang berduka, kehilangan sanak family, kehilangan ayah, kehilangan ibu, juga kehilangan anak.
Penyebab kecelakaan belum diketahui, tunggulah, bersabarlah dan jangan mengumpulkan duka banyak orang untuk dijadikan panggung pencitraan melalui komentar komentar BODOH yang tidak bertanggung jawab dan tidak berdasar. Mana ada Pilot ikut Briefing Cuaca, sebelum terbang? Semua Airline di dunia pilotnya SELF BRIEFING!
Info cuaca sudah printout dari system yang digunakan maskapai, sudah disiapkan saat persiapan terbang, JANGAN NGARANG lalu bilang salah PILOT karena tidak ikut briefing. TIDAK ADA prosedur itu. Dan TIDAK PERLU ADA!! BAYANGKAN kalau semua penerbangan pilotnya dibriefing cuaca oleh BMKG, mau antri dimana? Berapa orang yg briefing? Sudah dong...sabar, tunggu KNKT dengan hasilnya, jangan konyol apalagi yg tidak mengerti soal penerbangan. Memangnya Metro mini, jalan semaunya supir?
Penerbangan AirAsia di hari minggu PASTI ADA ijinnya, itukan musim liburan! Kalaupun tidak berjadwal PASTI ada Flight Aproval nya untuk EXTRA FLIGHT, inikan bagian dari pelayanan angkutan natal dan tahun baru! JANGAN NGARANG dong dengan mencari cari kesalahan yg tidak ada, SABAR dong tunggu hasil KNKT, jangan tiba tiba jadi ahli dan tahu segalanya tentang dunia penerbangan.....sabar dong, yg bijak dong.
Ambil pelajarannya nanti agar tragedi serupa tidak terulang. Ingat, jangan NAMPANG diatas duka orang lain, duka keluarga korban. BERDOSA KALIAN nantinya. Maaf saya tidak tahan untuk broadcast ini, karena komentar dan analisa Media sudah masuk area memalukan! Bersabarlah,
Capt. Sardjono Jhony
Menanggapi dua surat terbuka tersebut, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan melalui staf khusus Hadi M Djuraid memberikan balasannya.
JAWABAN ATAS SURAT TERBUKA KEPADA MENTERI PERHUBUNGAN
Beberapa waktu terakhir beredar di media sosial dan media online surat terbuka dari sejumlah Pilot kepada Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.
Kami mengapresiasi isi surat tersebut, dan mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah diluangkan untuk menulis dan menginformasikannya kepada publik. Namun, untuk memenuhi hak publik atas informasi yang utuh, jelas, dan benar, kami merasa perlu untuk meluruskan dan menjelaskan sejumlah hal.
Penjelasan ini tidak spesifik kepada salah satu surat, tetapi untuk seluruh surat dengan isi yang kurang lebih sama. Pertama, Menhub Ignasius Jonan datang ke Air Asia dan marah besar kepada manajemen perusahaan tersebut karena laporan cuaca yang tidak diambil di briefing office tapi malah mengambil dari internet.
Tidak benar bahwa Menhub Ignasius Jonan marah karena laporan cuaca tidak diambil di briefing office tapi malah mengambil dari internet. Yang dipersoalkan Menhub adalah apakah ada briefing langsung dari Flight Operation Officer (FOO) atau Flight Dispatcher kepada Pilot tentang informasi cuaca.
Sesuai ketentuan, laporan cuaca harus berasal dari BMKG. Menhub tidak mempersoalkan apakah laporan itu diambil secara fisik atau melalui website. Yang ditekankan oleh Menhub adalah pentingnya Pilot mendapatkan briefing langsung dari FOO. Mengapa harus briefing langsung, bukan self briefing yang lebih modern dan sejalan dengan perkembangan teknologi informasi?
Briefing langsung perlu dilakukan supaya ada pembicaraan dan diskusi antara FOO dan Pilot, terkait dengan penerbangan yang akan dijalankan. Termasuk tentang cuaca. Jika dari laporan cuaca terdapat situasi tertentu yang harus dicermati, FOO bisa memberi saran tentang rute atau ketinggian yang harus dilewati.
Ada partner diskusi yang memungkinkan Pilot mendapatkan informasi lebih untuh sebagai bahan mengambil keputusan. Menjawab pertanyaan Menhub, seorang pilot senior Air Asia menyatakan lebih suka mendapat briefing langsung dibandingkan mempelajari sendiri. Jika briefing FOO-Pilot secara langsung dinilai sudah kuno, tradisional, jadul, faktanya sejumlah maskapai melaksanakan hal itu hingga saat ini.
Pada hari yang sama Menhub juga mengunjungi FLOPS Garuda Indonesia, Lion, Sriwijaya, dan Citilink. Di maskapai-maskapai tersebut briefing FOO-Pilot secara langsung dilakukan.
Atas dasar itu, demi kepentingan keselamatan penerbangan, Menhub Ignasius Jonan mengharuskan briefing secara langsung oleh FOO terhadap Pilot. Dalam waktu dekat surat edaran tentang hal itu akan diserahkan kepada seluruh maskapai.
Kedua, Menteri Perhubungan mendamprat pilot karena mengambil informasi cuaca dari internet. Tidak benar dan tidak ada fakta bahwa Menhub Ignasius Jonan mendamprat Pilot karena mengambil informasi cuaca dari internet. Dalam kaitan dengan keharusan briefing FOO-Pilot, penekanan diberikan kepada maskapai, bukan Pilot.
Maskapai harus memiliki sistem dan prosedur yang memungkinkan berlangsungnya briefing tersebut. Jika masalahnya jumlah FOO terbatas dan tidak mungkin melayani seluruh penerbangan, bisa kelelahan, dan sebagainya, menjadi kewajiban maskapai untuk menambah jumlah FOO.
Mahal? Benar. Keselamatan memang bukan barang murahan. Jika terjadi kecelakaan, biaya yang harus dikeluarkan akan jauh lebih mahal karena nyawa manusia tidak ternilai harganya. Fokus Kementerian Perhubungan adalah safety atau keselamatan transportasi, baik udara, darat, laut, maupun perkeretaapian.
Regulasi akan terus disempurnakan, dan pengawasan implementasinya akan makin diintensifkan. Sebagaimana prinsip sederhana yang dikedepankan Menhub Ignasius Jonan, keselamatan adalah segala-galanya. Lebih baik tidak pernah berangkat dari pada tidak pernah sampai.
Terima kasih Jakarta, 3 Januari 2015
Hadi M Djuraid Staf Khusus Menteri Perhubungan
Atas nama Menteri Perhubungan Ignasius Jonan
Seperti diketahui, sanksi pembekuan itu diberikan Kementerian Perhubungan setelah Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mendadak melakukan inspeksi ke kantor AsiaAfrika di kawasan Bandara Soekarno-Hatta.
Pembekuan izin rute tersebut terhitung mulai 2 Januari sampai dengan rampungnya hasil evaluasi dan investigasi. Pembekuan ini tertuang dalam Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara No AU 008/1/1/DRJU-DAU-2015 tertanggal 2 Januari 2015.
Hal yang melatarbelakangi pembekuan izin rute tersebut adalah karena PT AirAsia Indonesia telah melakukan pelanggaran persetujuan rute yang diberikan.
Dalam Surat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor AU.008/30/6/DRJU.DAU-2014 pada 24 Oktober 2014 perihal Izin Penerbangan Luar Negeri Periode Winter 2014/2015, bahwa rute Surabaya-Singapura PP yang diberikan kepada Indonesia AirAsia adalah sesuai dengan jadwal penerbangan pada Senin, Selasa, Kamis dan Sabtu.
Sontak pembekuan ini membuat praktisi dan pengamat penerbangan bereaksi. Umumnya mereka bereaksi di Media Sosial dan website komunitas penerbangan.
Seperti apa reaksi mereka?
1. Evelyn Thevega Meijer Nicolas, Pramugari TigerAir
Reaksi diberikan Evelyn/Vega di akun Facebook-nya. Melalui status yang dibuatnya, Evelyn nampak marah dengan tindakan Kementerian Perhubungan.
Jangan Asal Menghakimi,Menyudutkan,Memojokkan dan Menjelek2an Sebuah Permasalahan Yang Kalian Sebelumnya Tidak Sama Sekali Memahami Dan Mengerti Dalam Bidang Yang Dimaksud,Sebelum Kalian Semua Mengetahui Kejelasan Dan Kebenarannya Dari Pihak2 Yang Terkait Dengan Semua Itu,Dan Perlu Diingat..Semua Yang Terjadi Di Dunia Ini Sudah Merupakan Kehendak TUHAN YME...
TerimaKasih...
#evelynthevega(ex'IAA)
Dalam profil Facebooknya, Evelyn tercatat pernah menjadi Pramugari AirAsia. Dia sangat mengenal awak kabin AirAsia QZ8501 yang dipastikan jatuh di Selat Karimata.
2. Vincent Herdison, Praktisi Penerbangan
Untuk masyarakat diluar aviasi yang mungkin bertanya-tanya. Pak Ignasius Jonan kemarin marah-marah di kantor Air Asia karena dianggap Air Asia lalai melakukan penjelasan cuaca kepada para Pilot.
Kemudian segera ada surat terbuka dari kami di dunia aviasi kepada Pak Jonan. Pasti banyak yang bertanya,
"Lho kenapa kok pihak penerbangan protes?"
"Apa yang salah?, kan penerbangan harus menurut kepada regulasi?"
Tunggu dulu guys...
Biar saya bantu jelaskan.
Memang dalam sebuah maskapai ada bagian yang bernama FOO (Flight Operation Officer).
Tugas FOO, adalah mengatur dan memastikan sebuah penerbangan berjalan dengan baik dari sisi operasional pesawat.
Salah satunya adalah memberikan informasi jalur penerbangan dan prakiraan cuaca selama penerbangan.
Pak Jonan marahnya kenapa?
Karena dianggap Air Asia tidak memberikan briefing kepada Pilot terkait info cuaca secara lisan.
Nah, yang jadi sedikit protes dari dunia aviasi adalah, semua sekarang dapat diperoleh secara online. Pilot memang dilatih membaca sendiri laporan cuaca. Kalau ga bisa baca laporan cuaca ya jangan jadi pilot.
Maskapai sekarang berusaha seefisien mungkin dari penggunaan bahan bakar, dan segala sesuatu hal dalam maskapai yang akhirnya bakal membuat bumi tercinta ini mengalami degradasi.
Salah satunya adalah dengan mengurangi penggunaan kertas. Banyak maskapai sudah menerapkan 'Paperless' dalam operasionalnya. Dunia semakin canggih, Pilot juga sudah punya gadget sendiri.
Email online, internet 24jam. Kapan saja dimana saja, selama terkoneksi intenet bisa mendapatkan informasi yang diperlukan.
Tentunya kalau semua pilot harus di briefing detail oleh FOO, ya membuang waktu sekali.
Sebagai gambaran untuk keperluan tentang Flight Plan (rencana terbang) serta Cuaca, bisa di dapatkan disini.
Untuk sekedar mengecek posisi pesawat dan beberapa rotasinya :
http://www.flightradar24.com
Untuk membuat atau mengecek Flight Plan (dapat pula dengan angin dan cuacanya) :
http://skyvector.com/
Untuk mendapatkan METAR, TAFOR, dan beberapa info yang dibutuhkan via BMKG :
http://aviation.bmkg.go.id/web/
Untuk mencapatkan citra satelit :
http://satelit.bmkg.go.id/BMKG/
Nah itulah alasan kami dari dunia penerbangan, bahwa semua ini sekarang online tidak perlu mengambil kertas dan face to face melakukan sesuatu.
Jangan manja deh minta dibacain dan dijelaskan soal cuaca dan flightplan oleh FOO.
FOO hanya perlu menegaskan jika ada hal yang perlu menjadi perhatian selama enroute, termasuk cuaca, flight plan dan beberapa hal teknis.
Tidak semua dibacakan dari A sampai Z. Kasihan FOOnya juga dong.
3. Enna Adi Pratami, Pramugari Senior AirAsia
"Mulai gerah sama beberapa oknum yang mulai menghujani kami dengan tuduhan-tuduhan..."
4. Foggy Abah Wibowo, Pilot AirAsia
Dalam akun Facebook-nya Foggy juga tampak marah dengan tindakan Kementerian Perhubungan. Tiga kali meng-update status-nya, Foggy memberikan link-link laman dengan tujuan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan membacanya.
"http://ilmuterbang.com/blog-mainmenu-9-60730/blogberita-pilot/789-surat-terbuka-pada-bapak-menteri-jonan
Iki pak, dibaca dlu pak..."
Status berikutnya, Foggy menyisipkan gambar prakiraan cuaca BMKG yang tidak update.
"Tambahan buat Pak jonan tolong di cek webnya nih... Masa mau update tiap 30 menit tp data tidak ditemukan...."
Terakhir dia kembali meng-update status, "Baca, hayati, dimengerti... Kalo ga ya emg org b*d*h..."
5. Gerry Soejatman, Pakar Penerbangan dan Investigator Swasta
Pakar penerbangan Gerry Soedjatman ikut membuat status yang isinya juga mempertanyakan kebijakan tersebut.
Butuh klarifikasi nih...
Terlepas dari permohonan slot dan ijin prinsip/dasar rute, apakah bilamana rute dan frekwensi sudah masuk ke dokumen Ops Spec, pengurangan atau pemulihan frekwensi penerbangan rute harus melalui proses pengajuan permohonan yang harus disetujui, atau cukup dengan pemberitahuan tertulis dan tidak harus menunggu persetujuan?
Sepengertian saya dan beberapa airline di Indonesia ya peraturannya seperti ini.
Masa sudah masuk di ops spec mesti ngajuin flight approval lagi atau schedule approval lagi ke pemerintah. Karena claim dari Plt DirJen HubUd bahwa tetap mengajukan permohonan meskipun sudah disetujui melalui ops spec yang sudah disetujui juga oleh DirJen.
Adakah yang bisa memberikan referensi peraturan tersebut (gak cuman "katanya pemerintah" ya!!!!) atau perubahan peraturan tersebut?
Jujur aja, banyak yang gagal paham mengenai apa sih yang sebenarnya dilanggar?
Sebelumnya dua pilot juga telah membuat dua surat terbuka yang ditujukan bagi Kementerian Perhubungan.
6. Kapten Fadjar Nugroho, Pilot dan Admin Website Ilmuterbang.com
Bapak Menteri yang terhormat, perkenalkan nama saya Fadjar Nugroho.
Pekerjaan saya penerbang. Mungkin di mata orang lain ini adalah sebuah pekerjaan hanya sebagai supir. Tapi saya bangga karena katanya pekerjaan saya membutuhkan kemampuan otak dan fisik yang tinggi.
Saya baru saja membaca berita bahwa bapak datang ke Air Asia dan marah besar kepada manejemen perusahaan tersebut karena laporan cuaca yang tidak diambil di briefing office tapi malah mengambil dari internet.
Sama dengan penerbang Air Asia dan maskapai lainnya, pada waktu saya terbang di Indonesia menggunakan pesawat beregistrasi Indonesia, saya harus mengambil laporan cuaca dari BMKG.
Kenapa BMKG? Karena sudah bertahun-tahun tertulis bahwa sebuah penerbangan komersial berbasis PKPS (Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil) nomor 121 ayat 101 memberikan petunjuk seperti di bawah ini.
-------------------------------------------------------------------------
121.101 Weather Reporting Facilities
(a) No air carrier may use any weather report to control flight unless it was prepared and released by the Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) or a source approved by the Director.
------------------------------------------------------------------------
Saya tidak mengajari bapak Menteri tapi saya akan terjemahkan untuk pembaca lainnya karena saya yakin ayat ini sudah diperlihatkan pada bapak oleh staf bapak yang membuat ayat ini.
-----------------------------------------------------------------------
121.101 Fasilitas Laporan Cuaca
(a) Tidak ada maskapai (air carrier) apapun yang boleh menggunakan laporan cuaca untuk mengendalikan sebuah penerbangan kecuali laporan tersebut dipersiapkan dan dikeluarkan oleh BMKG atau sumber yang disetujui oleh Direktorat Perhubungan Udara.
-----------------------------------------------------------------------
Jadi untuk mendapatkan laporan cuaca ini kami pergi ke briefing office yang menyediakan laporan ini berupa hasil print out atau fotokopi.
Alhamdulillah, sekarang dengan teknologi internet, terima kasih bahwa BMKG telah menyediakan laporan ini secara online dalam website yang alamat secara lengkapnya adalah:
http://aviation.bmkg.go.id/web/metar_speci.php
Pak Menteri, saya bangga dengan produk online BMKG ini. Tidak kalah dengan institusi sejenis di luar negeri yang menyediakan produknya secara gratis di internet. Dalam rangkaian produknya di website pun kita sampai-sampai bisa melihat citra satelit. Wah. Saya sampai bertepuk dada terhadap negara lain yang belum punya fasilitas serupa.
Sejak ada informasi cuaca untuk penerbangan di website BMKG ini banyak rekan-rekan saya yang penerbang dan FOO yang tidak perlu datang ke briefing office dan mengambil fotokopian laporan cuaca yang dipersiapkan oleh rekan-rekan dari kantor meteo yang biasanya dikumpulkan briefing office. Di PKPS di atas tidak ditulis bahwa laporannya harus berbentuk kertas dari BMKG.
Kabar gembira ini juga bagi rekan-rekan FOO yang bisa berkonsentrasi untuk melepaskan (release) sebuah penerbangan tanpa berlari atau berkendara baik motor atau mobil ke briefing office untuk mengambil fotokopian laporan cuaca. Apalagi kalau cuacanya hujan deras. Selama ada listrik yang menyalakan komputer dan printer kami, dan internet, maka kami bisa mendapatkan laporan cuaca. Para FOO akan punya banyak waktu untuk melakukan briefing dengan penerbang. Briefing yang artinya berdiskusi antara FOO dan penerbang untuk menentukan bahan bakar dan urusan penerbangan lainnya jika dibutuhkan.
Kami tahu dalam website tersebut ada peringatan bahwa informasi mungkin tidak update dan harus memperhatikan tanggal dan waktu penerbitan. Dengan memperhatikan tanggal dan waktu penerbitan kami tahu apakah data yang kami unduh di website itu masih berlaku atau tidak.
Tentunya ini juga kabar gembira untuk rekan-rekan yang bekerja di briefing office terutama untuk para spesialis peramal cuaca (forecaster specialist). Beliau-beliau ini bisa berkonsentrasi mengirimkan produk-produk cuaca penerbangan tanpa terganggu dengan aktifitas fotokopi.
Bapak Menteri, kami juga mohon bapak untuk datang ke fasilitas BMKG terutama di daerah-daerah untuk mendengarkan keluhan rekan-rekan kami para spesialis meteorologi. Kalau bisa juga mendamprat para pejabat yang tidak menyediakan fasilitas yang tidak selengkap negara lain sehingga website BMKG ini kadang tidak update sampai-sampai untuk mengunduh datanya pun harus hati-hati dengan masa berlakunya.
Pak Menteri, kabar gembira lainnya adalah, data BMKG tersebut secara normal ternyata didistribusikan secara global dalam dunia penerbangan. Artinya kalau kami buka website dari luar negeri pun, isinya akan sama dengan isi website BMKG. Kecuali kalau tidak diupdate oleh petugasnya.
Pak Menteri, kami tentunya tahu kalau mengambil dari website luar negeri, biarpun isinya sama, kami tidak bisa mengambilnya kalau bukan dari BMKG atau sumber yang disetujui oleh Direktorat Perhubungan Udara. Jadi kami kembali ke website BMKG kecuali maskapai tempat para penerbang bekerja disetujui untuk mengambil data dari sumber lain oleh pejabat di kementerian bapak.
Pak Menteri, jangan damprat kami karena mendapatkan informasi cuaca dari internet karena informasi cuaca tersebut juga dari BMKG.
Pak Menteri, kami juga senang bapak berkunjung ke Air Asia dan memperhatikan cara kerja penerbang di sana. Kami akan senang kalau bapak juga menyempatkan diri berkunjung ke maskapai lain. Mudah-mudahan kunjungan ke maskapai lain tidak menunggu kecelakaan di maskapai tersebut.
Saya setuju dengan bapak untuk menghargai nyawa manusia. Sebagai penerbang, kami juga menghargai nyawa, baik nyawa kami, nyawa penumpang dan nyawa keluarga kami. Kami tidak bekerja sembarangan karena kami tahu resikonya adalah nyawa.
Bapak Menteri, bahkan saya sendiri kehilangan seorang adik kandung yang juga seorang penerbang. Jadi mungkin saya lebih memahami kehilangan nyawa di dunia penerbangan daripada wartawan yang menulis berita ini.
Juga pada wartawan yang pernah bertanya pada saya di TV bertahun-tahun lalu dengan pertanyaan:
“Apa perasaan anda dengan kejadian ini?”, pertanyaannya aneh ya pak, pasti sedih kan?
Atau
“Apakah anda masih berani menerbangkan pesawat dengan kejadian yang menimpa adik kandung anda?”.
Alhamdulillah sampai saat ini saya masih berani karena tidak ada hubungannya dengan adik saya. Saya yakin diapun bangga di alam sana melihat saya mengenakan seragam saya.
Bapak Menteri, terima kasih telah memperhatikan kami dan para penumpang.
Bapak Menteri, kembali ke masalah cuaca, di Indonesia cuacanya akan hampir sama pada bulan-bulan ini. Jadi tidak hanya rute Surabaya – Singapura yang mengalami cuaca seperti ini. Penghentian penerbangan di rute ini tidak menyelesaikan masalah. Yang mendapatkan masalah adalah para penerbang yang kehilangan rute dalam pekerjaannya dan kesempatan penumpang terbang di rute tersebut. Kami mohon jangan ada rute yang dihentikan.
Saya mohon maaf kalau ada kesalahan dalam surat ini. Dalam pekerjaan kami, kesalahan ini disebut human error.
Kalau kami berbuat kesalahan, selain bisa mati, kami akan didamprat dan dihujat oleh umat manusia sedunia. Kalau kami tidak salah, tidak ada yang ingat karena sudah bayar sebelum naik pesawat.
Bapak Menteri, akhirnya saya hanya kembali berkata bangga terhadap bapak yang penuh perhatian pada pekerjaan kami. Kami dukung terus kerja bapak untuk memajukan penerbangan Indonesia yang aman.
Hormat saya,
Fadjar Nugroho
7. Kapten Sardjono Jhony, Pilot dan mantan Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airline
Bisakah Kita Diam Sejenak?
Innalilahi wa inna illaihi radjiun, proses evakuasi Kecelakaan QZ 8501 belum selesai. Semua orang sedang berduka, kehilangan sanak family, kehilangan ayah, kehilangan ibu, juga kehilangan anak.
Penyebab kecelakaan belum diketahui, tunggulah, bersabarlah dan jangan mengumpulkan duka banyak orang untuk dijadikan panggung pencitraan melalui komentar komentar BODOH yang tidak bertanggung jawab dan tidak berdasar. Mana ada Pilot ikut Briefing Cuaca, sebelum terbang? Semua Airline di dunia pilotnya SELF BRIEFING!
Info cuaca sudah printout dari system yang digunakan maskapai, sudah disiapkan saat persiapan terbang, JANGAN NGARANG lalu bilang salah PILOT karena tidak ikut briefing. TIDAK ADA prosedur itu. Dan TIDAK PERLU ADA!! BAYANGKAN kalau semua penerbangan pilotnya dibriefing cuaca oleh BMKG, mau antri dimana? Berapa orang yg briefing? Sudah dong...sabar, tunggu KNKT dengan hasilnya, jangan konyol apalagi yg tidak mengerti soal penerbangan. Memangnya Metro mini, jalan semaunya supir?
Penerbangan AirAsia di hari minggu PASTI ADA ijinnya, itukan musim liburan! Kalaupun tidak berjadwal PASTI ada Flight Aproval nya untuk EXTRA FLIGHT, inikan bagian dari pelayanan angkutan natal dan tahun baru! JANGAN NGARANG dong dengan mencari cari kesalahan yg tidak ada, SABAR dong tunggu hasil KNKT, jangan tiba tiba jadi ahli dan tahu segalanya tentang dunia penerbangan.....sabar dong, yg bijak dong.
Ambil pelajarannya nanti agar tragedi serupa tidak terulang. Ingat, jangan NAMPANG diatas duka orang lain, duka keluarga korban. BERDOSA KALIAN nantinya. Maaf saya tidak tahan untuk broadcast ini, karena komentar dan analisa Media sudah masuk area memalukan! Bersabarlah,
Capt. Sardjono Jhony
Menanggapi dua surat terbuka tersebut, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan melalui staf khusus Hadi M Djuraid memberikan balasannya.
JAWABAN ATAS SURAT TERBUKA KEPADA MENTERI PERHUBUNGAN
Beberapa waktu terakhir beredar di media sosial dan media online surat terbuka dari sejumlah Pilot kepada Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.
Kami mengapresiasi isi surat tersebut, dan mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah diluangkan untuk menulis dan menginformasikannya kepada publik. Namun, untuk memenuhi hak publik atas informasi yang utuh, jelas, dan benar, kami merasa perlu untuk meluruskan dan menjelaskan sejumlah hal.
Penjelasan ini tidak spesifik kepada salah satu surat, tetapi untuk seluruh surat dengan isi yang kurang lebih sama. Pertama, Menhub Ignasius Jonan datang ke Air Asia dan marah besar kepada manajemen perusahaan tersebut karena laporan cuaca yang tidak diambil di briefing office tapi malah mengambil dari internet.
Tidak benar bahwa Menhub Ignasius Jonan marah karena laporan cuaca tidak diambil di briefing office tapi malah mengambil dari internet. Yang dipersoalkan Menhub adalah apakah ada briefing langsung dari Flight Operation Officer (FOO) atau Flight Dispatcher kepada Pilot tentang informasi cuaca.
Sesuai ketentuan, laporan cuaca harus berasal dari BMKG. Menhub tidak mempersoalkan apakah laporan itu diambil secara fisik atau melalui website. Yang ditekankan oleh Menhub adalah pentingnya Pilot mendapatkan briefing langsung dari FOO. Mengapa harus briefing langsung, bukan self briefing yang lebih modern dan sejalan dengan perkembangan teknologi informasi?
Briefing langsung perlu dilakukan supaya ada pembicaraan dan diskusi antara FOO dan Pilot, terkait dengan penerbangan yang akan dijalankan. Termasuk tentang cuaca. Jika dari laporan cuaca terdapat situasi tertentu yang harus dicermati, FOO bisa memberi saran tentang rute atau ketinggian yang harus dilewati.
Ada partner diskusi yang memungkinkan Pilot mendapatkan informasi lebih untuh sebagai bahan mengambil keputusan. Menjawab pertanyaan Menhub, seorang pilot senior Air Asia menyatakan lebih suka mendapat briefing langsung dibandingkan mempelajari sendiri. Jika briefing FOO-Pilot secara langsung dinilai sudah kuno, tradisional, jadul, faktanya sejumlah maskapai melaksanakan hal itu hingga saat ini.
Pada hari yang sama Menhub juga mengunjungi FLOPS Garuda Indonesia, Lion, Sriwijaya, dan Citilink. Di maskapai-maskapai tersebut briefing FOO-Pilot secara langsung dilakukan.
Atas dasar itu, demi kepentingan keselamatan penerbangan, Menhub Ignasius Jonan mengharuskan briefing secara langsung oleh FOO terhadap Pilot. Dalam waktu dekat surat edaran tentang hal itu akan diserahkan kepada seluruh maskapai.
Kedua, Menteri Perhubungan mendamprat pilot karena mengambil informasi cuaca dari internet. Tidak benar dan tidak ada fakta bahwa Menhub Ignasius Jonan mendamprat Pilot karena mengambil informasi cuaca dari internet. Dalam kaitan dengan keharusan briefing FOO-Pilot, penekanan diberikan kepada maskapai, bukan Pilot.
Maskapai harus memiliki sistem dan prosedur yang memungkinkan berlangsungnya briefing tersebut. Jika masalahnya jumlah FOO terbatas dan tidak mungkin melayani seluruh penerbangan, bisa kelelahan, dan sebagainya, menjadi kewajiban maskapai untuk menambah jumlah FOO.
Mahal? Benar. Keselamatan memang bukan barang murahan. Jika terjadi kecelakaan, biaya yang harus dikeluarkan akan jauh lebih mahal karena nyawa manusia tidak ternilai harganya. Fokus Kementerian Perhubungan adalah safety atau keselamatan transportasi, baik udara, darat, laut, maupun perkeretaapian.
Regulasi akan terus disempurnakan, dan pengawasan implementasinya akan makin diintensifkan. Sebagaimana prinsip sederhana yang dikedepankan Menhub Ignasius Jonan, keselamatan adalah segala-galanya. Lebih baik tidak pernah berangkat dari pada tidak pernah sampai.
Terima kasih Jakarta, 3 Januari 2015
Hadi M Djuraid Staf Khusus Menteri Perhubungan
Atas nama Menteri Perhubungan Ignasius Jonan
(hyk)