Pencarian AirAsia Difokuskan di Titik Lost Contact

Minggu, 04 Januari 2015 - 23:59 WIB
Pencarian AirAsia Difokuskan di Titik Lost Contact
Pencarian AirAsia Difokuskan di Titik Lost Contact
A A A
KALIMANTAN - Proses pencarian pesawat milik maskapai penerbangan AirAsia QZ8501 mulai menemukan titik terang. Pasalnya, hasil operasi bawah laut berhasil memperoleh informasi mengenai kemungkinan adanya bagian dari pesawat.

"Operasi bawah air hasil scanning, meski belum memuaskan tapi signifikan karena ada titik kemungkinan itu bukti yang harus dipastikan bahwa yang dilihat dalam pencarian bawah laut benar adanya. 50% yakin itu adalah bagian pesawat," ujar Direktur Operasional SAR Posko Pangkalan Bun Marsma SB Supriyadi di Kalimantan Tengah, Minggu, (4/12/2014).

Proses pencarian, lanjut Supriyadi, kini difokuskan pada daerah lost contact terakhir pesawat AirAsia dengan radius penyisiran sekitar 30 nautical mile (NM) di sekeliling tempat jatuhnya pesawat tersebut.

Lokasi tersebut berada di 107 NM, arah 244 derajat atau sekitar 200 kilometer dari Lanud Iskandar, Pangkalan Bun dan sudah masuk dalam Arus Laut Kepulauan Indonesia (Alki I).

"Ini masih menjadi konsentrasi kita dalam pencarian bawah laut. Mudah-mudahan besok (hari ini) cuaca baik, ombak tenang dan teduh. Sehingga kita bisa melakukan operasi dan membantu alat-alat tersebut," katanya.

Dengan demikian, serpihan dan seluruh jenazah yang masih tertinggal di dalam badan pesawat bisa diangkat seluruhnya. Berdasarkan hasil temuan-temuan serpihan, sambung Supriyadi, diduga badan pesawat tersebut patah sehingga terpisah antara bodi bagian depan dengan ekornya.

"Posisi kedua bagian pesawat masih berdekatan. Kita baru dapat 20% jenazah dari total seluruh penumpang, 80% masih di bawah laut kemungkinan masih dalam pesawat," jelasnya.

Menurut Supriyadi, sejauh ini informasi sign scan deteksi sonar yang telah diterima berbeda-beda mengenai ukuran dari bagian-bagian pesawat. Namun demikian, semua itu harus dipastikan kembali oleh tim penyelam. Hingga saat ini, kondisi cuaca yang buruk mengganggu alat deteksi sonar.

Upaya penyelaman juga sudah dilakukan oleh tiga tim, dimana masing-masing tim berjumlah lima orang. Tapi hasilnya belum maksimal karena visibility-nya nol dan arus di dalam laut mencapai 3-5 knot, sehingga mempersulit penyelaman. Apalagi, lumpur di dalam sangat pekat sehingga memaksa penyelam kembali ke kapal.

"Peralatan robot dalam air milik Rusia juga sudah diturunkan namun tetap belum berhasil. Alat deteksi terganggu, kecepatan angin 20-35 knot dengan ketinggian ombak mencapai, 2-3 meter, awan pekat dan hujan merata yang terus-menerus," ucapnya.

Supriyadi menambahkan, tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah turun fokus pada pencarian ekor pesawat dimana terdapat kotak hitam.

"Kita lihat serpihannya besar atau kecil, apa bisa diangkut penyelam, atau bisa ditarik ke kapal. Inti yang dicari adalah black box mudah-mudahan besok (hari ini) ketemu," paparnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8823 seconds (0.1#10.140)