Talud Ambrol, 50 KK Terancam Terisolir

Sabtu, 03 Januari 2015 - 12:54 WIB
Talud Ambrol, 50 KK Terancam Terisolir
Talud Ambrol, 50 KK Terancam Terisolir
A A A
BANTUL - Talud setinggi tiga meter dengan panjang sekitar lima meter di Dusun Kembangsari, Desa Srimartani, Kecamatan Piyungan ambrol, Jumat (2/1) dini hari kemarin.

Akibatnya, separuh badan jalan berlubang menyebabkan akses kendaraan roda empat tak bisa lewat. Sedikitnya 50 kepala keluarga yang berdiam diri di atas bukit dusun tersebut terancam terisolasi. Kepala Dukuh Kembangsari Ahmad Mujab Isnadi mengatakan, kejadian tersebut bermula sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.

Ketika itu di wilayahnya memang hujan turun dengan lebat, diperkirakan karena tidak kuat menahan arus air dan tumpahan air dari atas bukit, talud yang menutup gorong-gorong di RT 05 ambrol. “Kalau goronggorongnya itu masih kuat, yang ambrol justru taludnya,” ujarnya, kemarin.

Menurut Ahmad, talud tersebut sudah berumur sangat tua. Terakhir, warga sekitar memperbaiki talud ini sekitar tahun 80-an. Wajar jika kemudian talud tersebut ambrol karena tidak mampu menahan derasnya arus air yang turun terusmenerus. Terlebih bukit di sekitar gorong-gorong tersebut juga tidak memiliki sistem drainase yang memadai.

Jalan tersebut fungsinya sangat vital karena di atas bukit ada sekitar 50 kepala keluarga (KK) yang berdiam dan biasa menggunakan jalan tersebut. Selain itu, jalan tersebut juga merupakan akses terdekat atau penghubung dengan Kabupaten Sleman, karena letak Dusun Kembangsari berada di perbatasan antara Kabupaten Bantul dengan Sleman. “Kami sudah laporkan ke pihak terkait,” tuturnya.

Untuk mencegah ambrol susulan, sementara mereka membuat beberapa tiang penyangga. Selain melarang kendaraan dengan muatan banyak melintas, mereka juga berencana melakukan kerja bakti. Warga berharap kepada pemerintah agar segera membantu mereka dengan memperbaiki talud yang ambrol tersebut.

Anggota Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kecamatan Piyungan Ahmad Yani mengatakan, wilayah tersebut memang rawan longsor dan talud ambrol. Karena arus air yang diterima tidak hanya dari aliran air tetapi juga dari limpasan dari atas bukit. Kebetulan di wilayah Piyungan sebagian memang berkarakter pegunungan. Selain wilayah Kembangsari, dusun lain juga terancam longsoran karena berada di daerah rawan longsor.

Pihaknya hanya berupaya meminimalisasi korban dengan selalu mengimbau kepada warga untuk meningkatkan kewaspadaan. “Ya minimal kalau hujan deras terus menerus, warga kami imbau mengungsi ke tempat lebih aman,” tandasnya.

Erfanto Linangkung
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5474 seconds (0.1#10.140)