Palembang Berduka
A
A
A
PALEMBANG - Memasuki 2015, kabar duka menyelimuti Palembang. Sebelumnya, pramugari asal Palembang Khairunnisa Haidar Fauzi, turut dalam kecelakaan pesawat AirAsia, dan 1 Januari 2015, dua anggota Brimob Polda Sumsel tewas di Papua.
Keduanya, yakni Bripda Ryan Hariansyah, 22 dan Bripda M Adriandi, 22, tewas dengan sejumlah luka bacok dan tembak usai patroli di daerah Utikini, Timika, Papua, Kamis (01/01). Keduanya patroli bersama seorang sekuriti PT Freeport Indonesia (FI), Suko Miartono, 34 yang juga tewas. Mereka diduga diserang anggota sipil bersenjata yang kerap meresahkan masyarakat.
Bripda Ryan diketahui tinggal indekos di Jalan A Yani Lorong Banten 4, SU II Palembang. Menurut beberapa rekannya, dia merupakan warga asli Baturaja, OKU. Sementara, Bripda Adriandi warga Jalan Panca Usaha RT 59 RW 10, Kelurahan 5 Ulu, SU I, Palembang.
Menurut informasi yang dikumpulkan KORAN SINDO PALEMBANG, termasuk dari Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie, insiden penyerangan terjadi saat dua anggota Brimob Polda Sumsel yang tengah bertugas di Papua itu melakukan patroli ke daerah menggunakan kendaraan mini bus LWB milik PT Freeport yang dikemudikan Suko. Mereka berpatroli melewati Kampung Binti sampai Kampung Utikini, Tembagapura. “Sekitar pukul 21.00 WIT, keduanya diserang lima orang tak dikenal,” tutur Ronny.
Dalam penyerangan itu, Bripda Adriandi mengalami luka bacok di bagian kanan, luka tusuk di perut dan leher, serta jari kanan putus. Sementara, Bripda Ryan mendapat luka tusuk di perut, luka tembak di leher, dan tangan kanan putus, sedangkan sang sekuriti me ngalami luka tusuk di leher dan perut, serta luka tembak di bagian punggung.
Musibah itu pertama kali diketahui setelah kelompok patroli yang dipimpin Ipda Rysky didampingi Briptu Sandy Prima Nugraha dan Bripda Harun A Rasif, melintas di kampung Utikini. Mereka melihat mobil operasional PT Freeport itu terparkir di tempat tidak semestinya.
“Saat ini tiga jenazah sedang dalam proses autopsi guna mengetahui kemungkinan ditemukan proyektil dalam tubuh korban serta melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) guna menemukan selongsong peluru penembak,” terangnya. Selain melakukan penyerang andanpenembakan, pelaku juga membawa kabur dua pucuk senjata api jenis Stayer Aug, tiga buah magazen, dan 125 amunisi peluru caliber 5,56 mm.
Dari hasil olah TKP yang dipimpin Kasat Reskrim AKP Sarraju ditemukan 13 selonsong 9 mm dan 4 butir amunisi 5,56 mm milik anggota Brimob. “Dua anggota Polri ini dikirim ke rumah orang tua mereka (di Palembang), sementara petugas keamanan akan diserahkan sepenuhnya kepada perusahaan untuk selanjutnya di -serahkan kepada pihak keluarga,” tutur Ronny.
Di tempat terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Patrige Renwarin menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menambah anggota Brimob di Timika pascapenembakan di Tembagapura. Menurutnya, jumlah personel Brimob yang ada di Timika cukup untuk melakukan pengejaran. Hanya, dia mengakui hingga kini belum dapat memastikan kelompok penyerangnya.
“Kelompok sipil bersenjata yang beroperasi di wilayah Mimika, Papua, itu lebih dari satu. Motif penembakan itu belum diketahui pasti,” ujar Patrige. Jenazah Bripda Andriadi dan Bripda Riyan diberangkatkan ke Palembang, Sumsel, kemarin, dengan menggunakan pesawat Airfast.
Kapolda Sambut Jenazah Kedua Korban
Jenazah kedua anggota brimob yang tewas di Papua telah tiba di Bandara SMB II Palembang tadi malam, dan disambut langsung Kapolda Sumsel Irjen Pol Iza Fadri dan jajaran. Suasana penuh duka menyambut jenazah anggota Brimob Polda Sumsel angkatan 2012 ini.
“Keduanya gugur dalam mengamankan salah satu objek vital di negeri ini. Karena itu bisa dikatakan sebagai pahlawan dan akan kita pertimbangkan untuk pemberian kenaikan pang kat. Atas nama Polri, saya pribadi mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya,” kata Kapolda Sumsel kemarin.
Selain itu, Polri juga akan memikirkan keluarga yang ditinggalkan dengan memperjuangkan hak-hak kedua korban, termasuk mempertimbangkan kesejahteraan keluarga keduanya.
Saat ini, Polri bertanggung jawab untuk semua biaya pemakaman dan transportasi pengantaran jenazah dari Papua ke Palembang. Secara pribadi, Kapolda sangat menyesalkan kejadian tersebut. Ia pun telah berbicara dengan pihak keluarga kedua korban untuk tabah dan turut berbelasungkawa.
Rian dan Andri merupakan teman satu angkatan, yakni tahun 2012. Mereka ditugaskan di Brimob Polda Sumsel dan terpilih untuk ikut serta mengamankan PT Freeport di Papua bersama 173 anggota Brimob Polda Sumsel yang lain sejak September 2014 lalu. Keduanya hampir menyelesaikan tugas mereka di sana. “Mereka ini direncanakan pu lang 15 Januari 2015. Mereka tugas di Papua selama empat bulan,” kata Kapolda.
Sementara itu, Aminudin, 47 orang tua Bripda Adriandi mengaku, menerima kabar tersebut saat beberapa anggota Brimob Polda mendatangi rumahnya dan menyampaikan berita duka tersebut. “Tidak ada firasat sebelumnnya, karena malam tahun baru saya sempat menelepon dia. Anak kami akan kami makamkan di desa kami di daerah Meranjat, OI,” ungkapnya.
Di tempat terpisah, Siti Rahayu, 45 ibu Bripda Ryan mengatakan, menerima kabar duka tersebut dari Kasat Brimob Polda Sumsel yang langsung menghubunginya melalui telepon. Awalnya, dia belum memercayai kejadian itu.
Namun, setelah menyaksikan berita melalui televisi, dia baru percaya bahwa anak pertamanya telah tiada. “Bapak Kasat Brimob menghubungi kami, dan tambah yakin dengan melihat berita,” sebutnya.
Bubun Kurniadi/ Tasmalinda
Keduanya, yakni Bripda Ryan Hariansyah, 22 dan Bripda M Adriandi, 22, tewas dengan sejumlah luka bacok dan tembak usai patroli di daerah Utikini, Timika, Papua, Kamis (01/01). Keduanya patroli bersama seorang sekuriti PT Freeport Indonesia (FI), Suko Miartono, 34 yang juga tewas. Mereka diduga diserang anggota sipil bersenjata yang kerap meresahkan masyarakat.
Bripda Ryan diketahui tinggal indekos di Jalan A Yani Lorong Banten 4, SU II Palembang. Menurut beberapa rekannya, dia merupakan warga asli Baturaja, OKU. Sementara, Bripda Adriandi warga Jalan Panca Usaha RT 59 RW 10, Kelurahan 5 Ulu, SU I, Palembang.
Menurut informasi yang dikumpulkan KORAN SINDO PALEMBANG, termasuk dari Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie, insiden penyerangan terjadi saat dua anggota Brimob Polda Sumsel yang tengah bertugas di Papua itu melakukan patroli ke daerah menggunakan kendaraan mini bus LWB milik PT Freeport yang dikemudikan Suko. Mereka berpatroli melewati Kampung Binti sampai Kampung Utikini, Tembagapura. “Sekitar pukul 21.00 WIT, keduanya diserang lima orang tak dikenal,” tutur Ronny.
Dalam penyerangan itu, Bripda Adriandi mengalami luka bacok di bagian kanan, luka tusuk di perut dan leher, serta jari kanan putus. Sementara, Bripda Ryan mendapat luka tusuk di perut, luka tembak di leher, dan tangan kanan putus, sedangkan sang sekuriti me ngalami luka tusuk di leher dan perut, serta luka tembak di bagian punggung.
Musibah itu pertama kali diketahui setelah kelompok patroli yang dipimpin Ipda Rysky didampingi Briptu Sandy Prima Nugraha dan Bripda Harun A Rasif, melintas di kampung Utikini. Mereka melihat mobil operasional PT Freeport itu terparkir di tempat tidak semestinya.
“Saat ini tiga jenazah sedang dalam proses autopsi guna mengetahui kemungkinan ditemukan proyektil dalam tubuh korban serta melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) guna menemukan selongsong peluru penembak,” terangnya. Selain melakukan penyerang andanpenembakan, pelaku juga membawa kabur dua pucuk senjata api jenis Stayer Aug, tiga buah magazen, dan 125 amunisi peluru caliber 5,56 mm.
Dari hasil olah TKP yang dipimpin Kasat Reskrim AKP Sarraju ditemukan 13 selonsong 9 mm dan 4 butir amunisi 5,56 mm milik anggota Brimob. “Dua anggota Polri ini dikirim ke rumah orang tua mereka (di Palembang), sementara petugas keamanan akan diserahkan sepenuhnya kepada perusahaan untuk selanjutnya di -serahkan kepada pihak keluarga,” tutur Ronny.
Di tempat terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Patrige Renwarin menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menambah anggota Brimob di Timika pascapenembakan di Tembagapura. Menurutnya, jumlah personel Brimob yang ada di Timika cukup untuk melakukan pengejaran. Hanya, dia mengakui hingga kini belum dapat memastikan kelompok penyerangnya.
“Kelompok sipil bersenjata yang beroperasi di wilayah Mimika, Papua, itu lebih dari satu. Motif penembakan itu belum diketahui pasti,” ujar Patrige. Jenazah Bripda Andriadi dan Bripda Riyan diberangkatkan ke Palembang, Sumsel, kemarin, dengan menggunakan pesawat Airfast.
Kapolda Sambut Jenazah Kedua Korban
Jenazah kedua anggota brimob yang tewas di Papua telah tiba di Bandara SMB II Palembang tadi malam, dan disambut langsung Kapolda Sumsel Irjen Pol Iza Fadri dan jajaran. Suasana penuh duka menyambut jenazah anggota Brimob Polda Sumsel angkatan 2012 ini.
“Keduanya gugur dalam mengamankan salah satu objek vital di negeri ini. Karena itu bisa dikatakan sebagai pahlawan dan akan kita pertimbangkan untuk pemberian kenaikan pang kat. Atas nama Polri, saya pribadi mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya,” kata Kapolda Sumsel kemarin.
Selain itu, Polri juga akan memikirkan keluarga yang ditinggalkan dengan memperjuangkan hak-hak kedua korban, termasuk mempertimbangkan kesejahteraan keluarga keduanya.
Saat ini, Polri bertanggung jawab untuk semua biaya pemakaman dan transportasi pengantaran jenazah dari Papua ke Palembang. Secara pribadi, Kapolda sangat menyesalkan kejadian tersebut. Ia pun telah berbicara dengan pihak keluarga kedua korban untuk tabah dan turut berbelasungkawa.
Rian dan Andri merupakan teman satu angkatan, yakni tahun 2012. Mereka ditugaskan di Brimob Polda Sumsel dan terpilih untuk ikut serta mengamankan PT Freeport di Papua bersama 173 anggota Brimob Polda Sumsel yang lain sejak September 2014 lalu. Keduanya hampir menyelesaikan tugas mereka di sana. “Mereka ini direncanakan pu lang 15 Januari 2015. Mereka tugas di Papua selama empat bulan,” kata Kapolda.
Sementara itu, Aminudin, 47 orang tua Bripda Adriandi mengaku, menerima kabar tersebut saat beberapa anggota Brimob Polda mendatangi rumahnya dan menyampaikan berita duka tersebut. “Tidak ada firasat sebelumnnya, karena malam tahun baru saya sempat menelepon dia. Anak kami akan kami makamkan di desa kami di daerah Meranjat, OI,” ungkapnya.
Di tempat terpisah, Siti Rahayu, 45 ibu Bripda Ryan mengatakan, menerima kabar duka tersebut dari Kasat Brimob Polda Sumsel yang langsung menghubunginya melalui telepon. Awalnya, dia belum memercayai kejadian itu.
Namun, setelah menyaksikan berita melalui televisi, dia baru percaya bahwa anak pertamanya telah tiada. “Bapak Kasat Brimob menghubungi kami, dan tambah yakin dengan melihat berita,” sebutnya.
Bubun Kurniadi/ Tasmalinda
(ftr)