Percepat Evakuasi AirAsia, Baruna Jaya Dipasangi Alat Deteksi Tambahan
A
A
A
PANGKALAN BUN - Kapal Baruna Jaya pada hari ini akan dipasangi alat pendeteksi tambahan guna mempercepat proses evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang kontak Minggu (28/12/2014) di Selat Karimata.
Menurut Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Ridwan Jamaluddin, sensor yang terdapat dalam alat tambahan ini untuk mendeteksi serpihan maupun badan pesawat.
"Side scan sonar ini dipasang pada bagian belakang Kapal Baruna Jaya, untuk memindai samping kanan kiri kapal. Sensornya sanggup mendeteksi hingga kedalaman 500 meter," kata Ridwan, Jumat (2/1/2015).
Ia menambahkan, alat ini memiliki kemampuan untuk menggandakan sonar dari satu sisi ke sisi lainnya, sehingga dapat melihat ke kedua sisi di kanan dan kiri, memetakan semua area pencarian secara efektif, dan menghemat waktu pencarian.
"Apabila nanti mendapatkan serpihan pesawat, alat itu dapat mengefisiensi pencarian dari mana serpihan itu berasal. Dengan kata lain badan pesawat diharapkan bisa cepat ditemukan," tambahnya.
Cuaca buruk menjadi kendala dalam proses evakuasi, namun pihak BPPT mengklaim alat ini tahan terhadap segala cuaca.
"Alat ini tahan terhadap cuaca. Mau cuaca seperti apa, air keruh sekalipun juga tetap mampu mendeteksi," tutupnya.
Saat ini, Kapal Baruna Jaya tengah merapat ke Pelabuhan Kumai Kalimantan Tengah dan akan segera dipasangkan alat deteksi tambahan side scan sonar.
Menurut Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Ridwan Jamaluddin, sensor yang terdapat dalam alat tambahan ini untuk mendeteksi serpihan maupun badan pesawat.
"Side scan sonar ini dipasang pada bagian belakang Kapal Baruna Jaya, untuk memindai samping kanan kiri kapal. Sensornya sanggup mendeteksi hingga kedalaman 500 meter," kata Ridwan, Jumat (2/1/2015).
Ia menambahkan, alat ini memiliki kemampuan untuk menggandakan sonar dari satu sisi ke sisi lainnya, sehingga dapat melihat ke kedua sisi di kanan dan kiri, memetakan semua area pencarian secara efektif, dan menghemat waktu pencarian.
"Apabila nanti mendapatkan serpihan pesawat, alat itu dapat mengefisiensi pencarian dari mana serpihan itu berasal. Dengan kata lain badan pesawat diharapkan bisa cepat ditemukan," tambahnya.
Cuaca buruk menjadi kendala dalam proses evakuasi, namun pihak BPPT mengklaim alat ini tahan terhadap segala cuaca.
"Alat ini tahan terhadap cuaca. Mau cuaca seperti apa, air keruh sekalipun juga tetap mampu mendeteksi," tutupnya.
Saat ini, Kapal Baruna Jaya tengah merapat ke Pelabuhan Kumai Kalimantan Tengah dan akan segera dipasangkan alat deteksi tambahan side scan sonar.
(zik)