Alex : Jangan Ciut Hadapi MEA

Jum'at, 02 Januari 2015 - 11:19 WIB
Alex : Jangan Ciut Hadapi...
Alex : Jangan Ciut Hadapi MEA
A A A
PALEMBANG - Kawasan integrasi baru Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) resmi berlaku 1 Januari, kemarin.

Menghadapi hal ini, Gubernur Sumsel Alex Noerdin pun meminta masyarakat Sumsel tidak ciut nyali alias takut. Sejauh ini dia menilai masyarakat sudah sangat siap menghadapi persaingan dagang yang begitu ketat, terutama para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di daerah Sumsel.“Kita siap bersaing. Kualitas kita bagus. Tidak ada yang kita takutkan untuk menghadapi ini,” kata Alex dalam paparan jelang MEA, di Kantor Pemprov Sumsel kemarin.

Menghadapi MEA, Sumsel, kata dia, akan fokus dalam hiliri sasi produk, salah satunya ada lah karet. Kegiatan ekspor karet yang selama ini hanya berbentuk bahan baku, wajib dikembangkan menjadi bentuk lain. “Bisa saja dalam bentuk ban, kondom atau apapun itu,” katanya.

Dirinya juga menilai, industri karet di Sumsel cukup potensial. Pada 2015 ini, seluas 10.000 hektare kebun karet di 16 kabupaten kota siap diremajakan. “Pesaing kita adalah China. Di China, tidak ada kebun karet. Ini berita baik,” seloroh Alex. Menurutnya, seluruh potensi Sumsel mampu memberikan persaingan. Terlebih, realisasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api terus digalakkan.

“Keuntungan lainnya, kita bisa menyerap ribuan tenaga kerja, yang saat ini ditopang dengan pengembangan Balai Latihan Kerja Sumsel. Prioritas di Kota Palembang, Lu buklinggau, Prabumulih, Ogan Ilir, Muaraenim,dan Lahat,” tegas Alex.

Sementara, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumsel Permana mengakui, keberadaan MEA memang bisa membuat produk luar, terutama asal China bisa saja tidak terbendung. “China memang cukup baik dalam marketing. Pasar Amerika saja, mampu dikuasai produsen China,” katanya.

Meski demikian, pihaknya mengaku, mempersia pkan pelaku IKM sejak beberapa waktu lalu guna menyongsong MEA 2015 mend atang. “Kekhawatiran tentu ada. Tapi sebenarnya, produk Sumsel, tidak kalah ketimbang produk Malaysia, Thailand atau Singapura,” tegasnya.

Produk Sumsel terutama, lanjutnya memiliki karakteristik khas tersendiri yang tidak dimiliki negara lain, dan hal itu tentu membuat daya tarik bagi konsumen terutama pasar ASEAN. “Sebut saja jumputan, songket serta kerajinan lainnya, termasuk produk kuliner yang menjadi daya tarik tertentu,” kata dia.

Pihaknya juga mendorong IKM untuk mendapatkan legalitas perizinan produk, HAKI serta kualitas in ternasional. Ia mengakui, produk IKM Sumsel masih lemah dalam hal packing dan kemasan, sebab lanjutnya, produknya berkualitas, tapi kemasannya tidak menarik akan mengurangi ketertarikan konsumen.

“Kita mulai memiliki Rumah Kemasan sebagai industri packing, memang jumlahnya belum banyak,tapi ini sebagai langkah awal,” pungkasnya.

Andhiko Tungga Alam
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1026 seconds (0.1#10.140)