Penerbangan Murah Diramal Masih Cemerlang
A
A
A
PALEMBANG - Kelabu penerbangan yang menimpa maskapai AirAsia hampir sepekan lalu, diprediksi tak begitu berpengaruh banyak pada penerbangan berbiaya murah atau low cost carrier (LCC) di Palembang.
Sebaliknya, karena faktor kebutuhan bisnis jasa transportasi ini justru diramal bakal tetap cemerlang pada 2015. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional (INACA), Teng ku Burhanuddin menegaskan, peristiwa hilang kontaknya AirAsia tidak membuat bisnis penerbangan LCC menurun. Sebab, jasa penerbangan saat ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat.
Mengingat faktor efisiensi waktu dan kenyamanan menjadi pendorong semakin ramainya volume penerbangan. “Penerbangan kelas apa pun, baik murah ataupun premium tetap akan cemerlang, karena kebutuhan transportasi udara memang sedang bertumbuh,” ungkap Tengku kepada KORAN SINDO PALEMBANG, kemarin.
Menurutnya, wajar apabila dampak dari insiden AirAsia QZ8510 membuat sebagian ma syarakat menahan diri untuk melakukan penerbangan. Apalagi pada Januari ini termasuk low season yang tidak menuntut banyak aktivitas penerbangan. Namun, kekha watiran tersebut tidak akan bertahan lama. “Khawatir itu tidak akan lama. Lagipula, insiden penerbangan ini bukan pertama kali untuk Indonesia dan bukan hanya untuk LCC.
Garuda Indonesia pernah tergelincir, Singapore Airlines juga pernah, dan semua sudah recovered,” ulasnya. Untuk 2015, Tengku menambahkan, bisnis penerbangan LCC tetap akan bagus sepanjang perekonomian Indonesia semakin membaik. Murahnya harga tiket pun diyakini tidak berpengaruh pada jaminan kualitas pelayanan bagi konsumen.
Seperti di ketahui, maskapai yang memberikan pelayanan penerbangan murah di antaranya Citilink, AirAsia, Mandala, Lion Air dan lainnya. Semuanya menawarkan sisi keselamatan penerbangan. “Kuncinya justru dari kondisi perekonomian kita. Kalau sudah bagus, tentu yang akan terbang akan semakin banyak,” tukas Tengku.
Dihubungi terpisah, Tour Leader Yekamadira Tour & Travel Palembang Irawan Imron mengatakan, tidak ada pembata lan pembelian tiket untuk penerbangan dengan maskapai AirAsia sejak adanya hilangnya QZ8510. Meski diyakini kekhawatiran calon penumpang pasti ada, menurutnya hal tersebut tidak mengurangi kebutuhan liburan masyarakat.
Mengingat liburan akhir tahun kali ini memang cukup panjang. “Ini momennya liburan. Tiket yang dipesan masih tetap on the schedule dengan dominasi tu juan Kuala Lumpur walaupun ada insiden tersebut,” sebut Irawan. Salah satu penumpang AirAsia tujuan Kuala Lumpur, Pindi Vijay mengakui, dia sempat merasa khawatir untuk terbang bersama maskapai AirAsia setelah mendengar kabar insiden QZ8510.
Namun begitu, dia sudah mempunyai tiket jauhjauh hari bersamaan dengan tiket keberangkatannya dari Kuala Lumpur ke Palembang pada pertengahan Desember lalu.“Tiketnya sudah ada dengan nomor penerbangan AK - 452 yang akan terbang ke KL. Sayang sekali kalau mubazir,” ucapnya di Bandara Internasional SMB II Palembang.
Yulia Savitri
Sebaliknya, karena faktor kebutuhan bisnis jasa transportasi ini justru diramal bakal tetap cemerlang pada 2015. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional (INACA), Teng ku Burhanuddin menegaskan, peristiwa hilang kontaknya AirAsia tidak membuat bisnis penerbangan LCC menurun. Sebab, jasa penerbangan saat ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat.
Mengingat faktor efisiensi waktu dan kenyamanan menjadi pendorong semakin ramainya volume penerbangan. “Penerbangan kelas apa pun, baik murah ataupun premium tetap akan cemerlang, karena kebutuhan transportasi udara memang sedang bertumbuh,” ungkap Tengku kepada KORAN SINDO PALEMBANG, kemarin.
Menurutnya, wajar apabila dampak dari insiden AirAsia QZ8510 membuat sebagian ma syarakat menahan diri untuk melakukan penerbangan. Apalagi pada Januari ini termasuk low season yang tidak menuntut banyak aktivitas penerbangan. Namun, kekha watiran tersebut tidak akan bertahan lama. “Khawatir itu tidak akan lama. Lagipula, insiden penerbangan ini bukan pertama kali untuk Indonesia dan bukan hanya untuk LCC.
Garuda Indonesia pernah tergelincir, Singapore Airlines juga pernah, dan semua sudah recovered,” ulasnya. Untuk 2015, Tengku menambahkan, bisnis penerbangan LCC tetap akan bagus sepanjang perekonomian Indonesia semakin membaik. Murahnya harga tiket pun diyakini tidak berpengaruh pada jaminan kualitas pelayanan bagi konsumen.
Seperti di ketahui, maskapai yang memberikan pelayanan penerbangan murah di antaranya Citilink, AirAsia, Mandala, Lion Air dan lainnya. Semuanya menawarkan sisi keselamatan penerbangan. “Kuncinya justru dari kondisi perekonomian kita. Kalau sudah bagus, tentu yang akan terbang akan semakin banyak,” tukas Tengku.
Dihubungi terpisah, Tour Leader Yekamadira Tour & Travel Palembang Irawan Imron mengatakan, tidak ada pembata lan pembelian tiket untuk penerbangan dengan maskapai AirAsia sejak adanya hilangnya QZ8510. Meski diyakini kekhawatiran calon penumpang pasti ada, menurutnya hal tersebut tidak mengurangi kebutuhan liburan masyarakat.
Mengingat liburan akhir tahun kali ini memang cukup panjang. “Ini momennya liburan. Tiket yang dipesan masih tetap on the schedule dengan dominasi tu juan Kuala Lumpur walaupun ada insiden tersebut,” sebut Irawan. Salah satu penumpang AirAsia tujuan Kuala Lumpur, Pindi Vijay mengakui, dia sempat merasa khawatir untuk terbang bersama maskapai AirAsia setelah mendengar kabar insiden QZ8510.
Namun begitu, dia sudah mempunyai tiket jauhjauh hari bersamaan dengan tiket keberangkatannya dari Kuala Lumpur ke Palembang pada pertengahan Desember lalu.“Tiketnya sudah ada dengan nomor penerbangan AK - 452 yang akan terbang ke KL. Sayang sekali kalau mubazir,” ucapnya di Bandara Internasional SMB II Palembang.
Yulia Savitri
(ftr)