Banyak Kewajiban yang Diabaikan Manajemen
A
A
A
YOGYAKARTA - DIY kaya akan klub-klub berusia puluhan tahun. Sayang, pengelolaan manajemennya masih jauh dari kata profesional.
Kasus pemain yang terlambat dibayar gajinya merupakan risiko yang akan terus berlangsung jika pengelolaan manajemen masih seperti saat ini. Inilah hasil dari riset dosen Universiitas Leiden, Belanda Andy Muller PhD yang dituangkan dalam buku berjudul The Struggle For Soccer In Indonesia Fandom, Archives And Urban Identity.
Penelitian khusus dilakukan terhadap manajemen pengelolaan tim sepak bola di Yogyakarta. "Dalam pembuatan buku ini saya tidak sendiri, karena saya dibantu oleh rekan saya, Dimas Maulana,” tutur Andy dalam peluncuran buku dan diskusi akhir pekan lalu.
Dari riset itu, Andy banyak mengungkapkan kekecewaannya terhadap sistem pengelolaan tim sepak bola. Kewajiban manajemen, khususnya bagi pemain masih kurang, terutama soal finansial. Baik buruknya klub sepak bola dapat dilihat dari sistem manajemen di klub.
Termasuk kekompakan pihak-pihak yang terlibat untuk menjalankan roda organisasi klub sepak bola. "Keburukan sebuah tim sepak bola ini dapat dilihat ketika menonton sebuah pertandingan. Saat pertandingan berlangsung masih banyak kekacauan di mana-mana, terutama para suporternya," ucap Andy.
Selain manajemen, Andy yang dikenal sebagai penulis menilai, keberadaan suporter di klub sepak bola di Yogyakarta masih tidak rapi. Padahal kecintaan mereka terhadap klub tidak perlu diragukan. Fatalnya, suporter masih belum mendapatkan perhatian maksimal dari manajemen.
Akibatnya kesetiaan suporter tidak sebanding dengan apa yang diberikan klub. "Tidak hanya masih ada pemain yang terlambat dibayar atau bahkan tidak dibayar. Suporter klub juga tidak pernah mendapat perhatian khusus dari manajemen klub sepak bola yang didukungnya," ucap Andy.
Sementara itu, Dimas Maulana, rekan Andy, mengatakan, riset yang dilakukan lebih terfokus pada PSIM Yogyakarta. Pertimbangannya,PSIM merupakan tim paling tua yang ada di Yogyakarta.
Namun dari penelitian yang dilakukan, keberadaan klub sepak bola seperti PSIM masih jarang mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Hal itulah salah satu dasar riset hingga menghasilkan sebuah buku.
Maha Deva
Kasus pemain yang terlambat dibayar gajinya merupakan risiko yang akan terus berlangsung jika pengelolaan manajemen masih seperti saat ini. Inilah hasil dari riset dosen Universiitas Leiden, Belanda Andy Muller PhD yang dituangkan dalam buku berjudul The Struggle For Soccer In Indonesia Fandom, Archives And Urban Identity.
Penelitian khusus dilakukan terhadap manajemen pengelolaan tim sepak bola di Yogyakarta. "Dalam pembuatan buku ini saya tidak sendiri, karena saya dibantu oleh rekan saya, Dimas Maulana,” tutur Andy dalam peluncuran buku dan diskusi akhir pekan lalu.
Dari riset itu, Andy banyak mengungkapkan kekecewaannya terhadap sistem pengelolaan tim sepak bola. Kewajiban manajemen, khususnya bagi pemain masih kurang, terutama soal finansial. Baik buruknya klub sepak bola dapat dilihat dari sistem manajemen di klub.
Termasuk kekompakan pihak-pihak yang terlibat untuk menjalankan roda organisasi klub sepak bola. "Keburukan sebuah tim sepak bola ini dapat dilihat ketika menonton sebuah pertandingan. Saat pertandingan berlangsung masih banyak kekacauan di mana-mana, terutama para suporternya," ucap Andy.
Selain manajemen, Andy yang dikenal sebagai penulis menilai, keberadaan suporter di klub sepak bola di Yogyakarta masih tidak rapi. Padahal kecintaan mereka terhadap klub tidak perlu diragukan. Fatalnya, suporter masih belum mendapatkan perhatian maksimal dari manajemen.
Akibatnya kesetiaan suporter tidak sebanding dengan apa yang diberikan klub. "Tidak hanya masih ada pemain yang terlambat dibayar atau bahkan tidak dibayar. Suporter klub juga tidak pernah mendapat perhatian khusus dari manajemen klub sepak bola yang didukungnya," ucap Andy.
Sementara itu, Dimas Maulana, rekan Andy, mengatakan, riset yang dilakukan lebih terfokus pada PSIM Yogyakarta. Pertimbangannya,PSIM merupakan tim paling tua yang ada di Yogyakarta.
Namun dari penelitian yang dilakukan, keberadaan klub sepak bola seperti PSIM masih jarang mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Hal itulah salah satu dasar riset hingga menghasilkan sebuah buku.
Maha Deva
(ftr)