Sultan Canangkan Pengembangan Agrobisnis
A
A
A
KULONPROGO - Potensi wisata di kawasan utara Kabupaten Kulonprogo selama ini hanya didominasi ziarah Sendangsono dan Puncak Suroloyo.
Padahal banyak potensi pariwisata baru yang layak untuk dikunjungi saat liburan. Selain potensi kebun teh wisatawan juga bisa menikmati keindahan alam di sekitar Waduk Banjaroya. Sendangsono selama ini cukup dikenal di kalangan umat Katolik di Indonesia. Bahkan banyak wisatawan dari luar negeri datang untuk melakukan peribadatan di Gereja Promasan yang ada dalam kompleks Sendangsono.
Hanya, wisatawan ini datang sesaat dan akan kembali lagi ke kota tempat menginap. “Tinggal bagaimana masyarakat melihat peluang ini. Bisa tidak mereka menarik wisatawan untuk menginap,” ujar Sultan di sela kunjungan di Kabupaten Kulonprogo, Selasa (30/12).
Pada kunjungan kemarin, Sultan melakukan Pencanangan Gerakan Pengembangan Agrobisnis di Kulonprogo, tepatnya di Pedukuhan Tritis, Gerbosari. Kawasan ini dikenal menjadi sentra kebun teh. Pencanangan ditandai dengan penanaman tanaman teh oleh Sultan. Teh petikan dari petani banyak disetor ke PT Pagilaran dan sebagian dikelola masyarakat dengan produksinya Teh Suroloyo.
Sultan juga meresmikan Waduk Banjaroya sebagai objek wisata baru di Kalibawang. Kawasan ini nantinya akan dikembangkan sebagai kebun buah, khususnya durian Menoreh yang memiliki kualitas unggul. Pemerintah bersama masyarakat juga telah menanam ratusan benih durian di kawasan ini. “Sebelum kebun ini jadi, masyarakat harus bisa mengemas kegiatan agar wisatawan tertarik untuk datang,” ucap Sultan.
Sebenarnya, untuk menarik wisatawan agar betah dan mau lama tinggal tidaklah sulit. Wisatawan butuh sisi lain dari pariwisata berbasis alam. Mereka ini ingin ada kesan tersendiri ketika berkunjung di tempat tertentu. Sepanjang sarana pendukung lengkap dan terjaga kebersihan pasti wisatawan akan betah.
Bupati Kulonprogo Hasto memberikan apresiasi kepada masyarakat yang telah berusaha untuk mengembangkan ekonomi berbasis masyarakat. Teh Suroloyo yang diproduksi oleh KUB Menoreh Jaya harus mengedepankan kualitas agar bisa menembus pasar. “Inovasi terhadap produk harus terus dilakukan agar produk bisa bersaing dengan pasar,” kata Hasto.
Bupati juga mengharapkan dibentuknya kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk mengelola pariwisata dengan baik. Hamparan kebun teh akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Apalagi mereka ikut dilibatkan dalam proses pemetikan, pengolahan, hingga menikmati teh secara tradisional.
Camat Samigaluh Wahyu Pujianto mengatakan, untuk menyukseskan program Bela dan Beli Kulonprogo, pihaknya telah mengundang pedagang kecil, untuk mencoba memasarkan produk teh Suroloyo. Pedagang angkringan dan warung- warung diminta untuk menyajikan teh lokal yakni teh Suroloyo dan kopi Nglingo atau Madigondo.
Kuntadi
Padahal banyak potensi pariwisata baru yang layak untuk dikunjungi saat liburan. Selain potensi kebun teh wisatawan juga bisa menikmati keindahan alam di sekitar Waduk Banjaroya. Sendangsono selama ini cukup dikenal di kalangan umat Katolik di Indonesia. Bahkan banyak wisatawan dari luar negeri datang untuk melakukan peribadatan di Gereja Promasan yang ada dalam kompleks Sendangsono.
Hanya, wisatawan ini datang sesaat dan akan kembali lagi ke kota tempat menginap. “Tinggal bagaimana masyarakat melihat peluang ini. Bisa tidak mereka menarik wisatawan untuk menginap,” ujar Sultan di sela kunjungan di Kabupaten Kulonprogo, Selasa (30/12).
Pada kunjungan kemarin, Sultan melakukan Pencanangan Gerakan Pengembangan Agrobisnis di Kulonprogo, tepatnya di Pedukuhan Tritis, Gerbosari. Kawasan ini dikenal menjadi sentra kebun teh. Pencanangan ditandai dengan penanaman tanaman teh oleh Sultan. Teh petikan dari petani banyak disetor ke PT Pagilaran dan sebagian dikelola masyarakat dengan produksinya Teh Suroloyo.
Sultan juga meresmikan Waduk Banjaroya sebagai objek wisata baru di Kalibawang. Kawasan ini nantinya akan dikembangkan sebagai kebun buah, khususnya durian Menoreh yang memiliki kualitas unggul. Pemerintah bersama masyarakat juga telah menanam ratusan benih durian di kawasan ini. “Sebelum kebun ini jadi, masyarakat harus bisa mengemas kegiatan agar wisatawan tertarik untuk datang,” ucap Sultan.
Sebenarnya, untuk menarik wisatawan agar betah dan mau lama tinggal tidaklah sulit. Wisatawan butuh sisi lain dari pariwisata berbasis alam. Mereka ini ingin ada kesan tersendiri ketika berkunjung di tempat tertentu. Sepanjang sarana pendukung lengkap dan terjaga kebersihan pasti wisatawan akan betah.
Bupati Kulonprogo Hasto memberikan apresiasi kepada masyarakat yang telah berusaha untuk mengembangkan ekonomi berbasis masyarakat. Teh Suroloyo yang diproduksi oleh KUB Menoreh Jaya harus mengedepankan kualitas agar bisa menembus pasar. “Inovasi terhadap produk harus terus dilakukan agar produk bisa bersaing dengan pasar,” kata Hasto.
Bupati juga mengharapkan dibentuknya kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk mengelola pariwisata dengan baik. Hamparan kebun teh akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Apalagi mereka ikut dilibatkan dalam proses pemetikan, pengolahan, hingga menikmati teh secara tradisional.
Camat Samigaluh Wahyu Pujianto mengatakan, untuk menyukseskan program Bela dan Beli Kulonprogo, pihaknya telah mengundang pedagang kecil, untuk mencoba memasarkan produk teh Suroloyo. Pedagang angkringan dan warung- warung diminta untuk menyajikan teh lokal yakni teh Suroloyo dan kopi Nglingo atau Madigondo.
Kuntadi
(ftr)