Renovasi Rumah Lansia dan Rumah Singgah Akan Berlanjut
A
A
A
MEDAN - Badan Koordinasi Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) akan melanjutkan sejumlah program yang sudah dilakukan pada 2015, yakni merenovasi rumah milik lanjut usia (lansia) yang tidak layak huni dan penambahan rumah singgah untuk anak jalanan.
Ketua BK3S Sumut Sutias Handayani mengatakan, sepanjang 2014 realisasi program renovasi rumah lansia terwujud 20 unit di Kecamatan Medan Denai. Meski dinilai belum maksimal mengingat masih banyak masyarakat membutuhkan program itu, namun capaian awal tersebut cukup menggembirakan.
“Masih banyak memang yang membutuhkan program renovasi rumah lansia ini. Karena itu, tahun depan harus tetap jalan program seperti ini,” kata Sutias kepada wartawan saat refleksi akhir tahun program kerja BK3S di Rumah Dinas Gubernuran, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, akhir pekan lalu.
Renovasi dilakukan khusus terkait dengan mandi, cuci, dan kakus (MCK) yang dinilai penting untuk kesehatan dan keamanan para lansia. Rata-rata bantuan diberikan senilai Rp10 juta untuk satu rumah. Untuk melanjutkan program yang sangat dibutuhkan masyarakat pada 2015, memerlukan dukungan dana dari semua pihak, khususnya swasta.
Jika hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah daerah, tidak akan cukup menambah unit rumah lansia yang akan direnovasi. Selain rumah lansia, BK3S juga membangun rumah singgah untuk anak-anak jalanan. Meskipun masih satu unit yang dibangun, ke depan akan diperbanyak dan dibutuhkan peran masyarakat membantu mewujudkannya.
Menurut Sutias, sesuai fungsinya dan sebagai komitmen, BK3S juga terus menjalankan program pemberian sumbangan ke panti asuhan dan membantu korban erupsi Sinabung yang masih berada di pengungsian. Selain itu, pembersihan Sungai Deli dan pelestarian alam, yakni penanaman pohon bakau.
Untuk perbaikan bakau sudah dilakukan di Kecamatan Percut Sei Tuan. Penanaman dan diikuti penjagaan tanaman baku di pinggir laut dimaksudkan menjaga abrasi sekaligus meningkatkan kembali hasil laut. “Bakau yang rusak bukan hanya membuat gangguan pada biota laut dan membuat produksi hasil laut berkurang, tetapi juga bisa menimbulkan bencana bagi manusia. Untuk itu, bakau harus dipulihkan kembali,” katanya.
Agar program itu tidak siasia dan bisa berkesinambungan, maka BK3S mengajak berbagai terkait termasuk perguruan tinggi bermitra. Kemitraan bukan sebatas dalam pendanaan dan penanaman bakau, tetapi juga bertugas sebagai penjaga atau pengontrol kawasan itu. Perwakilan Yayasan Lansia Sumut HS Purba mengakui, perlu bantuan dari berbagai pihak untuk melanjutkan program yang digagas BK3S.
Selama ini, dalam menjalankan fungsinya, mereka juga telah terbantu dari berbagai pihak, seperti Bank Indonesia (BI), Rumah Sakit Bandung, dan lainnya. Menurut dia, anggota lansia yang umumnya para pensiunan TNI, Polri, serta PNS, di bawah binaan yayasan berjumlah 1.002 orang.
“Mudah-mudahan pada 2015 semakin banyak mitra BK3S yang peduli dengan program itu sehingga para lansia tersebut bisa menikmati dengan tenang pada hari tuanya,” katanya.
M Rinaldi Khair
Ketua BK3S Sumut Sutias Handayani mengatakan, sepanjang 2014 realisasi program renovasi rumah lansia terwujud 20 unit di Kecamatan Medan Denai. Meski dinilai belum maksimal mengingat masih banyak masyarakat membutuhkan program itu, namun capaian awal tersebut cukup menggembirakan.
“Masih banyak memang yang membutuhkan program renovasi rumah lansia ini. Karena itu, tahun depan harus tetap jalan program seperti ini,” kata Sutias kepada wartawan saat refleksi akhir tahun program kerja BK3S di Rumah Dinas Gubernuran, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, akhir pekan lalu.
Renovasi dilakukan khusus terkait dengan mandi, cuci, dan kakus (MCK) yang dinilai penting untuk kesehatan dan keamanan para lansia. Rata-rata bantuan diberikan senilai Rp10 juta untuk satu rumah. Untuk melanjutkan program yang sangat dibutuhkan masyarakat pada 2015, memerlukan dukungan dana dari semua pihak, khususnya swasta.
Jika hanya mengandalkan anggaran dari pemerintah daerah, tidak akan cukup menambah unit rumah lansia yang akan direnovasi. Selain rumah lansia, BK3S juga membangun rumah singgah untuk anak-anak jalanan. Meskipun masih satu unit yang dibangun, ke depan akan diperbanyak dan dibutuhkan peran masyarakat membantu mewujudkannya.
Menurut Sutias, sesuai fungsinya dan sebagai komitmen, BK3S juga terus menjalankan program pemberian sumbangan ke panti asuhan dan membantu korban erupsi Sinabung yang masih berada di pengungsian. Selain itu, pembersihan Sungai Deli dan pelestarian alam, yakni penanaman pohon bakau.
Untuk perbaikan bakau sudah dilakukan di Kecamatan Percut Sei Tuan. Penanaman dan diikuti penjagaan tanaman baku di pinggir laut dimaksudkan menjaga abrasi sekaligus meningkatkan kembali hasil laut. “Bakau yang rusak bukan hanya membuat gangguan pada biota laut dan membuat produksi hasil laut berkurang, tetapi juga bisa menimbulkan bencana bagi manusia. Untuk itu, bakau harus dipulihkan kembali,” katanya.
Agar program itu tidak siasia dan bisa berkesinambungan, maka BK3S mengajak berbagai terkait termasuk perguruan tinggi bermitra. Kemitraan bukan sebatas dalam pendanaan dan penanaman bakau, tetapi juga bertugas sebagai penjaga atau pengontrol kawasan itu. Perwakilan Yayasan Lansia Sumut HS Purba mengakui, perlu bantuan dari berbagai pihak untuk melanjutkan program yang digagas BK3S.
Selama ini, dalam menjalankan fungsinya, mereka juga telah terbantu dari berbagai pihak, seperti Bank Indonesia (BI), Rumah Sakit Bandung, dan lainnya. Menurut dia, anggota lansia yang umumnya para pensiunan TNI, Polri, serta PNS, di bawah binaan yayasan berjumlah 1.002 orang.
“Mudah-mudahan pada 2015 semakin banyak mitra BK3S yang peduli dengan program itu sehingga para lansia tersebut bisa menikmati dengan tenang pada hari tuanya,” katanya.
M Rinaldi Khair
(ftr)