Puluhan Miliar Siap Dibakar

Minggu, 28 Desember 2014 - 12:12 WIB
Puluhan Miliar Siap Dibakar
Puluhan Miliar Siap Dibakar
A A A
BANDUNG - Kurang dari 36 jam pesta pergantian tahun digelar. Beragam rencana perayaan mulai disusun. Namun dari sekian banyak acara, prosesi peluncuran kembang api seakan menjadi benang merah.

PERALIHANtahun 2014 ke 2015 hampir dipastikan sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Letupan fireworks di udara akan menandari bertemunya jarum jam di angka 12.

Ditaksir, nilai kembang api yang diledakkan saat tahun baru di seluruh Indonesia mencapai puluhan miliar rupiah. Salah satu importir kembang api, Comet Fireworks, mengaku me ng an tongi omzet hingga Rp6 miliar menjelang tahun baru kali ini. Angka tersebut sudah mencakup penjualan eceran dan kembang api skala besar untuk event.

Di kategori eceran, Comet Fireworks menjual beragam kembang api mulai harga Rp5.000 hingga lebih dari Rp2 juta per buahnya. Sedangkan untuk kembang api event, perusahaan yang sudah sepuluh ta - hun berkecimpung ini mengaku tengah menyiapkan pesta kembang api di Taman Impian Jaya Ancol, Central Park Mall, dan beberapa pusat perbelanjaan lainnya di sekitar Jakarta.

“Segitu (Rp6 miliar) terbilang sepi. Mungkin karena ta hun baru sekarang dekat dengan naiknya harga BBM (bahan bakar minyak). Menurunnya penjualan kami juga karena makin banyak - nya importir kem bang api. Dulu masih lima atau enam importir saja, sekarang sudah belasan,” sebut Marketing Comet Fireworks Mundriy kepada KORAN SINDO JABAR di showroomComet Fireworks, kawasan Pasar Pagi, Jakarta Selatan.

Dia juga menjelaskan, hing ga saat ini distribusi fireworks untuk wilayah Indonesia masih terpusat di Ibu Kota. Hanya saja, belakangan terdapat per ge seran minat pemesan kem bang api. Jika beberapa tahun lalu kawasan Indonesia bagian barat masih menjadi tujuan utama distribusi, akhir-akhir ini pesta kembang api lebih diminati masyarakat kawasan Indonesia timur, salah satunya Papua.

Terkait negara asal kembang api, Mundriy menyebut China sebagai satu-satunya pemain besar untuk pasar Indonesia. “Di China, kembang api tumbuh subur sebagai home industry, jadi harganya paling murah.” ungkap Mundriy. Setiap tahun, Comet Fireworks mengimpor lebih dari dua puluh kontainer kem bang api. Seluruhnya berasal dari China. Angka yang disebutkan Mun driy tentu bukan hal aneh jika melihat nilai total impor kembang api Indonesia setiap tahunnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonsia menyebutkan, tahun ini saja terhitung Januari hingga Ok - tober, Indonesia sudah mengimpor kembang api lebih dari USD23 juta atau senilai Rp288 miliar (kurs Rp12.000). Bahkan nilai impornya terus meningkat tajam. Tahun 2007, Indonesia mengimpor lebih dari 5.000 ton fireworks dengan nilai USD4,2 juta.

Tahun 2013, total impor kembang api Indonesia sudah mencapai 24.000 ton dengan nilai USD32,4 juta. Jika dihitung per bulan, angka impor kembang api Indonesia pun memiliki siklus tetap. Impor fireworks selalu meningkat di bulan-bulan menjelang Hari Raya Idul Fitri dan satu bulan jelang tahun baru.

“Sekadar untuk menggambarkan tren impor, dengan melihat data lima tahun ke belakang juga cukup. Kalau tahun-tahun ke belakang siklusnya seperti itu, ya kemungkinan kuat jelang tahun baru kali ini pun sama,” kata Kasubdit Impor BPS RI Rina Dwi Sulastri. Di Bandung sendiri, pesta kembang api masih menjadi favo rit dalam perayaan peral ihan tahun. Bahkan, hotel dan pusat perbelanjaan berlomba men yuguhkan fireworks party untuk menarik banyak pengunjung.

Data Polda Jawa Barat menyebutkan, setidaknya tiga tem pat mengadakan pesta kem bang api yakni kawasan Trans Studio Bandung, Hotel Uni versal Setiabudi, dan Pasirkaliki Hyper Square. Selain itu, kepolisian juga mencatat lokasi-lokasi yang diprediksi menjadi tempat peluncuran kembang api skala kecil dari masyarakat umum. Di antaranya Lapangan Gasibu, Tegalega, sejumlah jalan layang, dan sepanjang kawasan Dago.

“Kami akan menampilkan pesta kembang api yang menghasilkan lebih dari 3.200 letupan dengan durasi sekitar lima belas menit. Pesta kembang api ini dapat dinikmati oleh seluruh tamu yang merayakan pergan tian tahun di tempat kami,” ucap Gran dy Prajayakti GM Marcomm Kawasan Terpadu Trans Studio Bandung. Meski begitu, Trans Studio Bandung tidak menyebutkan nilai rupiah dari kembang api yang di luncurkannya.

Di tataran pedagang eceran, penjualan kembang api tahun ini pun diklaim menurun. Hal itu diakui Asep Sumantri, 47, pedagang kaki lima di kawasan Jalan Ibrahim Ajie, Kota Bandung. Tahun-tahun sebelum nya penjualan kembang api sudah meningkat sejak H-7, bahkan mencapai Rp500.000 per hari. Kali ini omzet yang di dapatnya belum menggeliat dan ha nya berkisar di angka Rp300.000.

Tahun baru sekarang sepertinya tidak akan seramai kemarin, sudah tinggal beberapa hari lagi penjualan masih datar,” ucapnya. Saat tahun baru, kebutuhan terhadap kembang api memang menembus semua kalangan, mulai dari perusahaan dan pusat keramaian, hingga masyarakat kecil. Imam, 32, menyebutkan, hampir setiap pergantian tahun ia meluncurkan fireworks demi membahagiakan sang buah hati yang masih balita. Nilai kembang api yang dibakar berkisar Rp20.000 hingga Rp50.000. “Yang penting anak saya senang,” sebut warga Laswi Kota Bandung ini.

Tak Melulu Kembang Api

Malam tahun baru dan pesta kembang api layaknya dua sisi mata uang, tak mungkin terpisahkan. Namun nyatanya, banyak perayaan yang bisa menjadi pilihan selain membakar fi reworks. Salah satunya adalah menerbangkan lampion.

Prosesi penerbangan lampion ini akan digelar di GH Universal Hotel, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Meski tetap menyertakan kembang api dalam acaranya, penyelenggara yakin adanya penerbangan lampion bisa menghadirkan suasana berbeda dibandingkan malam tahun baru se be lumnya.

“Lampion adalah simbol pengiriman permohonan. Jadi di malam tahun baru nanti pengunjung-pengunjung kami akan diberi kesempatan menyalakan dan menerbangkan lam pion,” sebut Adventa Pramushanti, PR GH Universal Hotel Lembang.

Gugum rachmat gumilar
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2228 seconds (0.1#10.140)