Pasar Bulu Masih Kotor dan Berdebu

Kamis, 25 Desember 2014 - 12:57 WIB
Pasar Bulu Masih Kotor...
Pasar Bulu Masih Kotor dan Berdebu
A A A
SEMARANG - Tasyakuran yang digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sebagai tanda bisa ditempatinya bangunan baru Pasar Bulu, tak membuat para pedagang buru-buru pindah dari pasar penampungan di Jalan HOS Cokroaminoto dan Jalan Jayengan.

Penyebabnya kondisi di dalam pasar masih kotor dan berdebu. Berdasarkan pantauan KORAN SINDO , bangunan baru Pasar Bulu di Jalan MGR Soegijapranata masih sepi dan belum ada aktivitas.

Belum ada pedagang menempati bangunan pasar senilai miliaran rupiah itu. Hal yang nampak hanya sejumlah pedagang mulai membersihkan lapak dan kios, seperti menyapu lantai dan mengepel serta membersihkan tembok dari noda cat. Salah satu pedagang yang sedang membersihkan kios, Suyati, mengaku datang ke Pasar Bulu hanya ingin membersihkan kiosnya berukuran 3 x 3 meter persegi (m2).

Lantainya sangat kotor karena penuh dengan debu, bahkan sebagian keramik lantai masih ada noda semen menempel cukup kuat. “Kami harus membawa sapu dan alat khusus untuk membersihkan noda semen yang menempel. Kalau harus pindah sebelum kios dibersihkan, ya jualannya nanti tidak nyaman,” kata Suyati yang membersihkan kios bersama suami dan anaknya. Ukuran kios milik Suyati dulu seluas 3 x 4 m2.

Meski sekarang lebih kecil, dia mengaku ikhlas karenakiosnya kini lebih baik dan tanpa membayar. Ketika menempatinya pun tak dipungut biaya izin dasar penempatan lagi. Suyati yang jualan kelontong dan menempati kios di lantai satu nomor 41 ini mengaku, setelah membersihkan kios, belum berniat langsung memindahkan dagangannya. Namun, rencana barang dagangannya di pasar penampungan baru akan dipindahkan pada 28 Desember nanti.

“Kan tanggal 30 Desember, Pak Menteri mau meninjau ke sini, jadi kami pindahan sekitar tanggal 28. Kalau sekarang pedagang yang lain juga belum siap (pindah),” ujarnya. Sambil membersihkan kios, Suyati juga mulai memasang rak tempat barang dagangan. Rak terpaksa harus buat baru karena yang lama selama tiga tahun menempati pasar penampungan rusak dimakan rayap.

“Ya memang harus modal lagi,” tuturnya. Pedagang lainnya, Rusli, juga mulai membersihkan kiosnya seluas 3 x 3 m2 untuk jualan kelontong, seperti beras, minyak goreng, dan lainnya. Dia mengeluhkan kondisi kios yang pembangunannya tampak tidak profesional. “Pembuatan lubang sirkulasi udaranya tak simetris, kabel listriknya terpasang sembarangan, pengecatan temboknya kurang sempurna, dan temboknya sudah ada yang rusak,” katanya.

Rusli mengaku belum ada rencana untuk pindah ke bangunan pasar baru. Bahkan, belum memastikan apakah akan pindah sebelum kedatangan menteri terkait ke Pasar Bulu. Kepala Dinas Pasar Kota Semarang Trijoto Sarjoko mengatakan, dalam beberapa hari ini pedagang diharapkan mulai mengemas dagangannya dari tempat relokasi sementara ke bangunan baru.

Setidaknya 30 Desember, mereka sudah beraktivitas jualan di Pasar Bulu lagi. “Karena di tanggal itu sekaligus peresmian yang dilakukan oleh Menko (Perekonomian),” katanya.

M abduh
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6032 seconds (0.1#10.140)