Polda DIY Kerahkan 1.600 Personel

Rabu, 24 Desember 2014 - 10:29 WIB
Polda DIY Kerahkan 1.600...
Polda DIY Kerahkan 1.600 Personel
A A A
SLEMAN - Kepolisian di wilayah Polda DIY menerjunkan ribuan personel ditambah dukungan kekuatan dari TNI guna mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru.

Selain kejahatan konvensional, ancaman terorisme masih menjadi perhatian untuk dilakukan pengamanan ketat. Untuk memperlihatkan kesiapan petugas, gelar pasukan operasi pengamanan dengan sandi “Lilin Progo 2014” dilakukan di halaman Polda DIY, kemarin pagi.

Setelah acara selesai, Tim Penjinak Bom Detasemen Gegana Satbrimob Polda DIY mensterilisasikan gereja-gereja. Dengan perlengkapan lengkap, seperti metal detektor untuk mendeteksi logam, hand held detektor , maupun mirror detektor . Penyisiran dilakukan di seluruh ruangan. Setelah dinyatakan aman, pengamanan diserahkan kepada petugas dari tiap sektor yang ter-floating melakukan penjagaan.

Kapolda DIY Brigjen Pol Oerip Soebagyo mengatakan, operasi yang digelar merupakan operasi kemanusiaan bertujuan memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat dalam merayakan Natal dan Tahun Baru 2015. Untuk perayaan Natal, pengamanan dilakukan pada kegiatan di gereja ataupun tempat umum yang untuk merayakan. “Di situ ada kegiatan banyak orang sehingga perlu pengamanan khusus,” katanya, kemarin.

Selain itu, lanjut Oerip, adanya mobilisasi orang dari satu tempat ke tempat lain perlu diamankan. Dia mencontohkan, terminal, stasiun, dan bandara. Sementara berbagai bentuk ancaman yang perlu diantisipasi selama operasi, yakni kemacetan karena mobilitas masyarakat dan tindak pidana konvensional, seperti pencurian karena rumah ditinggal pemiliknya.

Selain itu, kata kapolda, ancaman terhadap tindak terorisme tak kalah penting diantisipasi. Sebab potensi terorisme tetap ada. Bahkan secara luas, selain yang telah ditangkap, tapi terduga terkait jaringan teror masih ada yang diburu. Dengan demikian, celah-celah yang bisa menjadi pintu masuk untuk aksi teror harus mendapatkan pengamanan ketat.

“Terorisme itu juga kami antisipasi dengan pengamanan sebaik mungkinditempat-tempat yang berpotensi menjadi sasaran ancaman teror,” ungkapnya. Petugas diterjunkan dalam operasi dari kepolisian di luar personel yang melakukan tugas rutin sebanyak 1.600 anggota. “Kami juga didukung teman-teman dari TNI ada 350 personel yang disiapkan untuk membantu kami,” ujarnya.

Untuk pengamanan gereja, lanjut Oerip, selain sterilisasi, kekuatan personel pengamanan yang diterjunkan untuk penjagaan selama perayaan Natal menyesuaikan dengan besar kecilnya gereja dan tingkat keramaian jemaat yang merayakan.

Oerip mencontohkan di Kabupaten Sleman, dari 96 gereja ada 16 gereja besar dengan jumlah jemaat banyak mendapatkan pengamanan dengan personel lebih banyak. Begitu pula di Kabupaten Gunungkidul, dari 79 gereja ada 5 gereja besar yang pengamanannya dengan personel lebih banyak.

Pengurus Gereja Katolik Keluarga Kudus Banteng, Jalan Kaliurang Km 7,5 Ngaglik, Sleman, Hendrik saat ditemui seusai sterilisasi siang kemarin mengatakan, demi menjaga keamanan sebelumnya, pihak gereja mengajukan sterilisasi. Dengan sterilisasi dan penjagaan petugas selama pelaksanaan Misa, akan menjadikan jalannya perayaan menjadi nyaman. “Untuk jemaatnya yang datang mencapai ribuan, terutama saat Misa Natal,” ucapnya.

Fokus Pengamanan

Dari Kota Yogyakarta diinformasikan, tim gabungan dari kepolisian, TNI, dan pemkot memfokuskan pengamanan pada 11 pos. Ke-11 pos terdiri dari empas pos pengamanan lalu lintas dan tujuh pos pengamanan gereja.

“Jumlah personel yang disiapkan, baik dari polisi, TNI, maupun Pemkot dan lain-lain sebanyak 1.200 personel. Untuk gereja mulai dari Gereja Kotabaru, Bintaran, hingga Loji Kecil. Dan lalu lintas mulai dari Gejayan, Teteg, Titik Nol Kilometer, hingga Gembira Loka Zoo,” ungkap Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Slamet Santoso seusai apel siaga Operasi Lilin Progo 2014.

Dengan personel sebanyak itu, Slamet berharap lonjakan wisata dan ancaman lain, seperti terorisme bisa diantisipasi. Untuk memaksimalkan pengamanan, pihaknya akan terus mengecek dengan melibatkan kepolisian, TNI, maupun Pemkot Yogyakarta. Sterilisasi lokasi tertentu juga sudah mulai dilakukan hari ini hingga Tahun Baru. Ini berkaitan dengan peribadatan umat Kristiani, yakni Misa yang terus berlangsung hingga Tahun Baru. “Misa kan ada terus sampai tahun baru,” katanya.

Terkait pariwisata, sambung dia, hingga saat ini okupansi hotel hampir mencapai 100%. Guna memberikan kenyamanan bagi wisatawan yang datang, pihaknya sudah mensterilisasi di objek-objek wisata favorit, seperti Gembira Loka, Taman Pintar, dan Keraton Yogyakarta. Sementara pengamanan Tahun Baru akan ada pengalihan konsentrasi massa di dua titik, yaitu Alun-alun Utara dan kawasan Stadion Mandala Krida. Sebab di lokasi itu ada kegiatan road race .

Kemudian kawasan Malioboro rencananya dilakukan rekayasa lalu lintas pada malam Tahun Baru, mulai dari pukul 18.00 WIB jalur Malioboro ditutup untuk kendaraan roda empat dan pukul 22.00 WIB ditutup bagi kendaraan roda dua. “Kendaraan dialihkan dan Malioboro hanya untuk pejalan kaki,” katanya.

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menambahkan, karena memasuki masa libur panjang, dirinya berharap warga menghindari jalan-jalan padat lalu lintas kendaraan. Selain agar lebih mudah, juga untuk memberi ruang bagi wisatawan menghabiskan akhir tahun di Yogyakarta. “Warga Yogya sudah hafal mana jalan yang padat dan tidak, jadi bisa memilih. Sedangkan wisatawan tidak, jadi beri mereka ruang agar lebih leluasa,” katanya.

Sementara itu, Pendeta GKJ Wates Adhika Tri Subowo juga bersyukur dengan kebijakan polisi yang mensterilisasi dan pengamanan. Hal itu dirasakan penting agar perayaan Natal berjalan lancar tanpa ada gangguan.

Muji Barnugroho/ Sodik/Kuntadi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0973 seconds (0.1#10.140)