Mencoba Kabur Gembong Pencuri Pikap Tewas Ditembak
A
A
A
SEMARANG - Seorang gembong spesialis pencurian mobil pikap di Kota Semarang tewas ditembak Polisi, Sabtu dini hari (20/12/2014). Sebab, saat ditangkap pelaku yang diketahui telah melakukan pencurian di 21 lokasi tersebut berusaha kabur dan melawan petugas.
Pelaku yang ditembak mati itu bernama Mujiono (43) warga Winangun Kabupaten Wonosobo. Selain Mujiono, petugas juga berhasil membekuk tiga pelaku lain yakni Joko Sunyoto (35), Krisnawan (30) dan Rodi (25). Ketiganya juga terpaksa dilumpuhkan kakinya dengan timah panas karena berusaha kabur saat penangkapan.
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono saat gelar perkara di Mapolrestabes mengatakan, polisi awalnya berhasil menangkap Mujiono. Kemudian, Mujiono diajak untuk menunjukkan lokasi kawanannya yang berada di daerah Kopeng, Salatiga.
“Mujiono ini kami tangkap lebih dulu, kemudian kami bawa untuk menunjukkan lokasi teman-temannya yang ternyata berada di daerah Kopeng,” kata Djihartono Sabtu (20/12/2014).
Saat itu, timnya lanjut dia berhasil membuntuti sebuah mobil yang diduga dikemudikan dua pelaku. Saat itu terjadi aksi kejar-kejaran dan mobil yang dikendarai pelaku masuk ke hutan. Setelah itu, dua pelaku melarikan diri.
“Ternyata Mujiono yang saat itu tangannya sudah terborgol juga ikut melawan dan melarikan diri. Sudah kami kasih tembakan peringatan tapi tidak mengindahkan, akhirnya kami tembak ketiganya,” paparnya.
Setelah penembakan itu, petugas berusaha membawa ketiganya ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan. Namun nahas, saat perjalanan nyawa Mujiono tidak tertolong dan tewas.
"Sudah kami upayakan penolongan, tapi dia (Mujiono) tidak tertolong,” imbuh Djihartono.
Djihartono menambahkan, dari catatannya Mujiono diketahui merupakan gembong dan residivis kasus pencurian mobil. Dia sudah beroperasi di 21 lokasi berbeda di Kota Semarang.
“Dia baru keluar dari Lapas Ambarawa. Dia memang residivis dan gembong spesialis pencurian mobil pikap," pungkas Djihartono.
Sementara itu, ketiga pelaku lain yang selamat langsung digelandang ke Mapolrestabes Semarang. Salah satu pelaku yakni Krisnawan mengaku jika sudah beroperasi bersama Mujiono sebanyak sembilan kali.
“Setiap berhasil mengambil mobil, saya mendapat bayaran Rp1,5 juta,” kata dia. Mobil-mobil hasil curiannya itu lanjut Krisnawan selalu dijual di daerah Bantul Yogjakarta dan Wonosobo. Satu mobil biasanya dibanderol dengan harga Rp5 juta.
“Memang ngincernya mobil Carry atau Pikap, karena itu sudah pesanan. Saya tidak tahu, yang mengatur semuanya pak Mujiono. Saya hanya menyopiri saja,” pungkasnya.
Selain tiga pelaku utama tersebut, polisi juga mengamankan satu orang tersangka yakni Yusuf. Dirinya diduga terlibat karena tempat kerjanya di Bantul menjadi lokasi penyimpanan mobil hasil curian itu. ”Saya tidak tahu, hanya dititipi mobil. Saya tidak tahu kalau itu mobil curian,” ujar Yusuf.
Pelaku yang ditembak mati itu bernama Mujiono (43) warga Winangun Kabupaten Wonosobo. Selain Mujiono, petugas juga berhasil membekuk tiga pelaku lain yakni Joko Sunyoto (35), Krisnawan (30) dan Rodi (25). Ketiganya juga terpaksa dilumpuhkan kakinya dengan timah panas karena berusaha kabur saat penangkapan.
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono saat gelar perkara di Mapolrestabes mengatakan, polisi awalnya berhasil menangkap Mujiono. Kemudian, Mujiono diajak untuk menunjukkan lokasi kawanannya yang berada di daerah Kopeng, Salatiga.
“Mujiono ini kami tangkap lebih dulu, kemudian kami bawa untuk menunjukkan lokasi teman-temannya yang ternyata berada di daerah Kopeng,” kata Djihartono Sabtu (20/12/2014).
Saat itu, timnya lanjut dia berhasil membuntuti sebuah mobil yang diduga dikemudikan dua pelaku. Saat itu terjadi aksi kejar-kejaran dan mobil yang dikendarai pelaku masuk ke hutan. Setelah itu, dua pelaku melarikan diri.
“Ternyata Mujiono yang saat itu tangannya sudah terborgol juga ikut melawan dan melarikan diri. Sudah kami kasih tembakan peringatan tapi tidak mengindahkan, akhirnya kami tembak ketiganya,” paparnya.
Setelah penembakan itu, petugas berusaha membawa ketiganya ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan. Namun nahas, saat perjalanan nyawa Mujiono tidak tertolong dan tewas.
"Sudah kami upayakan penolongan, tapi dia (Mujiono) tidak tertolong,” imbuh Djihartono.
Djihartono menambahkan, dari catatannya Mujiono diketahui merupakan gembong dan residivis kasus pencurian mobil. Dia sudah beroperasi di 21 lokasi berbeda di Kota Semarang.
“Dia baru keluar dari Lapas Ambarawa. Dia memang residivis dan gembong spesialis pencurian mobil pikap," pungkas Djihartono.
Sementara itu, ketiga pelaku lain yang selamat langsung digelandang ke Mapolrestabes Semarang. Salah satu pelaku yakni Krisnawan mengaku jika sudah beroperasi bersama Mujiono sebanyak sembilan kali.
“Setiap berhasil mengambil mobil, saya mendapat bayaran Rp1,5 juta,” kata dia. Mobil-mobil hasil curiannya itu lanjut Krisnawan selalu dijual di daerah Bantul Yogjakarta dan Wonosobo. Satu mobil biasanya dibanderol dengan harga Rp5 juta.
“Memang ngincernya mobil Carry atau Pikap, karena itu sudah pesanan. Saya tidak tahu, yang mengatur semuanya pak Mujiono. Saya hanya menyopiri saja,” pungkasnya.
Selain tiga pelaku utama tersebut, polisi juga mengamankan satu orang tersangka yakni Yusuf. Dirinya diduga terlibat karena tempat kerjanya di Bantul menjadi lokasi penyimpanan mobil hasil curian itu. ”Saya tidak tahu, hanya dititipi mobil. Saya tidak tahu kalau itu mobil curian,” ujar Yusuf.
(sms)