Siswi SD Tewas Tenggelam di Kolam Retensi
A
A
A
PALEMBANG - Siswi kelas VI SD Negeri 211 Palembang Gindi Saputri (12) tewas tenggelam di kolam retensi yang berada di Kompleks Perumahan Kusuma 1 Rt 12/2 Kelurahan Karya Mulya, Kecamatan Sematang Borang Palembang, Jumat 19 Desember sekitar pukul 15.30 WIB.
Ani (39), ibunda Gindi Saputri, warga Jalam Taqwa Mata Merah Rr 46/5 Kelurahan Sei Selincah Kecamatan Kalidoni Palembang, tak kuasa dan terus menangis melihat jasad anaknya yang telah terbujur kaku.
Menurut Siti (40) saksi mata, kejadian itu berawal saat korban datang ke lokasi menggunakan sepeda bersama ke empat kawannya yang kemudian langsung bermain air di kolam tersebut.
"Sekitar pukul 15.00 WIB, korban itu datang bersama kawan-kawannya dan langsung mulai bermain air dan mandi di kolam. Tapi tidak berselang lama perssinya sekitar pukul 15.30 WIB, anak-anak itu teriak dan saat dilihat, ternyata mereka mulai tenggelam," jelasnya saat ditemui di lokasi kejadian.
Mengetahui adanya kejadian itu, salah seorang tukang yang tengah merenovasi rumah persis di depan kolam tersebut langsung memberikan pertolongan. Namun karena dia (tukang) hanya seorang diri, sehingga tidak mampu menyelamatkan semuanya.
" Yang empat masih bisa diselamatkan sama pak tukang itu. Tapi kalau untuk korban (Gindi) sudah menghilang dan tenggelam. Warga yang mengetahui kejadian itu juga langsung ikut membantu mencari, tapi selang beberapa lama persisnya sekitar Maghrib korban baru ditemukan dan sudah meninggal," ungkapnya.
Sementara itu, menurut keterangan kakak kandung korban nomor dua, Dupan (13), dia sempat melihat adiknya tersebut pergi menggunakan sepeda bersama empat orang kawannya.
"Adik saya memang sudah sering pergi ke sana (TKP) bersama kawan-kawannya. Karena jaraknya lumayan jauh kurang lebih berjarak sekitar 2 kilometer dari rumah, jadi mereka pergi menggunakan sepeda," jelasnya.
Siswi SMP ini mengaku tidak ada sama sekali firasat perihal akan kepergian adik terakhirnya.
" Tidak ada pesan apa-apa yang disampaikan sama adik saya, semua seperti biasa saja. Tapi, tadi sebelum pergi bersepeda sama kawan-kawannya, dia sempat tersenyum kepada saya dan itulah yang terakhir," ungkapnya sedih.
Sedangkan, Meigi Maulidia (11), kawan satu sekolah korban mengungkapkan, korban merupakan anak yang baik dan mudah bergaul.
" Kalau main dia itu sangat asyik dan periang. Saya di sekolah sering bermain dengan dia tapi kalau di rumah jarang karena rumah kami lumayan berjauhan," jelasnya.
Kapolsekta Sako Palembang, AKP Oloan Purba saat dikonfirmasi mengatakan, anggotanya telah melakukan olah tempat kejadian perkara.
" Kemungkinan, korban dan kawan-kawannya itu sedang bermain air di kolam itu kemudian terpeleset. Karena dari olah TKP sementara, di sekitar kolam itu memang licin," tandasnya.
Ani (39), ibunda Gindi Saputri, warga Jalam Taqwa Mata Merah Rr 46/5 Kelurahan Sei Selincah Kecamatan Kalidoni Palembang, tak kuasa dan terus menangis melihat jasad anaknya yang telah terbujur kaku.
Menurut Siti (40) saksi mata, kejadian itu berawal saat korban datang ke lokasi menggunakan sepeda bersama ke empat kawannya yang kemudian langsung bermain air di kolam tersebut.
"Sekitar pukul 15.00 WIB, korban itu datang bersama kawan-kawannya dan langsung mulai bermain air dan mandi di kolam. Tapi tidak berselang lama perssinya sekitar pukul 15.30 WIB, anak-anak itu teriak dan saat dilihat, ternyata mereka mulai tenggelam," jelasnya saat ditemui di lokasi kejadian.
Mengetahui adanya kejadian itu, salah seorang tukang yang tengah merenovasi rumah persis di depan kolam tersebut langsung memberikan pertolongan. Namun karena dia (tukang) hanya seorang diri, sehingga tidak mampu menyelamatkan semuanya.
" Yang empat masih bisa diselamatkan sama pak tukang itu. Tapi kalau untuk korban (Gindi) sudah menghilang dan tenggelam. Warga yang mengetahui kejadian itu juga langsung ikut membantu mencari, tapi selang beberapa lama persisnya sekitar Maghrib korban baru ditemukan dan sudah meninggal," ungkapnya.
Sementara itu, menurut keterangan kakak kandung korban nomor dua, Dupan (13), dia sempat melihat adiknya tersebut pergi menggunakan sepeda bersama empat orang kawannya.
"Adik saya memang sudah sering pergi ke sana (TKP) bersama kawan-kawannya. Karena jaraknya lumayan jauh kurang lebih berjarak sekitar 2 kilometer dari rumah, jadi mereka pergi menggunakan sepeda," jelasnya.
Siswi SMP ini mengaku tidak ada sama sekali firasat perihal akan kepergian adik terakhirnya.
" Tidak ada pesan apa-apa yang disampaikan sama adik saya, semua seperti biasa saja. Tapi, tadi sebelum pergi bersepeda sama kawan-kawannya, dia sempat tersenyum kepada saya dan itulah yang terakhir," ungkapnya sedih.
Sedangkan, Meigi Maulidia (11), kawan satu sekolah korban mengungkapkan, korban merupakan anak yang baik dan mudah bergaul.
" Kalau main dia itu sangat asyik dan periang. Saya di sekolah sering bermain dengan dia tapi kalau di rumah jarang karena rumah kami lumayan berjauhan," jelasnya.
Kapolsekta Sako Palembang, AKP Oloan Purba saat dikonfirmasi mengatakan, anggotanya telah melakukan olah tempat kejadian perkara.
" Kemungkinan, korban dan kawan-kawannya itu sedang bermain air di kolam itu kemudian terpeleset. Karena dari olah TKP sementara, di sekitar kolam itu memang licin," tandasnya.
(sms)