Genjot Transaksi, Pasar Lelang Agro Jawa Barat Perlu Direvitalisasi
A
A
A
BANDUNG - Revitalisasi Pasar Lelang Agro Jawa Barat diyakini mampu meningkatkan intensitas transaksi yang hingga kini masih terbatas, rata-rata hanya sepuluh kali dalam setahun.
Hal itu diungkapkan Ketua Koperasi Pasar Lelang Jabar Ronnie S Natawidjaja seusai per esmian Revitalisasi Penyeleng garaan Pasar Lelang Jabar, kemarin. “Karena anggaran masih terbatas, lelang baru bisa digelar sepuluh kali dalam setahun. Dengan revitalisasi ini, kami targetkan dua kali transaksi digelar setiap bulan mulai Januari 2015,” ungkapnya.
Dengan revitalisasi, peran Pasar Lelang Agro Jabar dalam menjaga stabilitas harga komoditas dan menekan permainan harga oleh tengkulak akan lebih optimal. Pasalnya, selama ini, peran pasar lelang dalam stabilisasi harga komoditas pertanian masih kurang. “Ya karena itu tadi, tran saksi lelang masih belum rutin,” sebutnya.
Setelah revitalisasi, pengelolaan pasar lelang diserahkan kepada koperasi. Dengan begitu, transaksi lelang bisa didanai secara swadaya lewat feedari pelaku usaha, sehingga frekuensi dan rutinitas transaksi di pasar lelang pun bisa terpelihara. “Belum ada ketetapan besaran jumlahnya, paling besar sekitar 1% dari nilai total transaksi,” imbuhnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar Ferry Sofwan Arief mengakui, selama ini, pihaknya terbentur anggaran yang terbatas dalam menggelar transaksi di pasar lelang. Selain itu, belum seluruh kelompok tani mau mengikuti lelang. Padahal, sistem ini sangat menguntungkan dan mampu menghindarkan petani dari tengkulak yang kerap menekan harga komoditas hasil produksi.
“Kami akan semakin gencar melakukan sosialisasi kepada kelompok tani. Roadshow ke kabupaten/kota akan di lakukan pada 2015 mendatang,” tuturnya. Menurut Ferry, revitalisasi di lakukan agar pengelolaan Pasar Lelang Agro Jabar di percaya kan kepada koperasi. Menurutnya, koperasi lebih fokus dalam pengelolaan sehingga kinerja pasar lelang pun diharapkan meningkat.
Dia melanjutkan, potensi komoditas agro Jabar sangat besar, bahkan Jabar pun menjadi pemasok komodiats agro bagi Jakarta. Beras yang beredar di Pasar Cipinang, kata dia, ber asal dari Jabar. Selain beras dan gabah, pihaknya juga mendorong komoditas agro lainnya untuk ikut meramaikan pasar lelang seperti produk holtikultura, kopi, dan teh.
Menurutnya, ketiga komoditas tersebut tergolong komoditas unggulan. “Sejak berdiri 2002 hingga sekarang, pasar lelang mencatatkan total transaksi sebesar Rp2,3 triliun. Tahun ini saja total nilai transaksi hingga November mencapai Rp80,8 miliar. Pertumbuhan rata-rata total nilai transaksi di pasar lelang sekitar 5%-10%,” sebutnya.
Pihaknya pun mencatat, transaksi Pasar Lelang Agro Jabar sempat meningkat dari Rp61 miliar pada 2002 hingga puncaknya Rp687 miliar pada 2004. Namun, di tahun berikutnya turun drastis dan terus mengalami fluktuasi. Ferry menyebutkan, transaksi di pasar lelang tersebut rata-rata mencapai Rp209 miliar per tahun.
Namun begitu, kata dia, 2012 lalu sempat mengalami penurunan signifikan hing ga titik terendah yakni Rp105 miliar. Di tempat yang sama, Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bapepti) Kementerian Perdagangan Sutriono Edi menyebutkan, terdapat 13 pasar lelang agro di seluruh Indonesia.
Lima pasar lelang di antaranya kini tengah direvitalisasi yakni di Jabar, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan. “Tujuan revitalisasi agar pasar lelang mandiri dan profesional. Koperasi sebagai pengelola diperbolehkan melakukan pungutan demi pengembangan kegiatan lelang, sedangkan dinas bertugas memfasilitasi, mengawasi, dan sosialisasi,” paparnya.
Menurutnya, pasar lelang di nilai beroperasi baik jika jumlah pembeli dan penjualnya banyak, terdapat likuditas, serta bermanfaat bagi pelaku terutama petani. “Melalui pasar lelang, petani akan mendapatkan pem beli dalam jumlah banyak serta harga yang tinggi,” imbuhnya.
Fauzan
Hal itu diungkapkan Ketua Koperasi Pasar Lelang Jabar Ronnie S Natawidjaja seusai per esmian Revitalisasi Penyeleng garaan Pasar Lelang Jabar, kemarin. “Karena anggaran masih terbatas, lelang baru bisa digelar sepuluh kali dalam setahun. Dengan revitalisasi ini, kami targetkan dua kali transaksi digelar setiap bulan mulai Januari 2015,” ungkapnya.
Dengan revitalisasi, peran Pasar Lelang Agro Jabar dalam menjaga stabilitas harga komoditas dan menekan permainan harga oleh tengkulak akan lebih optimal. Pasalnya, selama ini, peran pasar lelang dalam stabilisasi harga komoditas pertanian masih kurang. “Ya karena itu tadi, tran saksi lelang masih belum rutin,” sebutnya.
Setelah revitalisasi, pengelolaan pasar lelang diserahkan kepada koperasi. Dengan begitu, transaksi lelang bisa didanai secara swadaya lewat feedari pelaku usaha, sehingga frekuensi dan rutinitas transaksi di pasar lelang pun bisa terpelihara. “Belum ada ketetapan besaran jumlahnya, paling besar sekitar 1% dari nilai total transaksi,” imbuhnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar Ferry Sofwan Arief mengakui, selama ini, pihaknya terbentur anggaran yang terbatas dalam menggelar transaksi di pasar lelang. Selain itu, belum seluruh kelompok tani mau mengikuti lelang. Padahal, sistem ini sangat menguntungkan dan mampu menghindarkan petani dari tengkulak yang kerap menekan harga komoditas hasil produksi.
“Kami akan semakin gencar melakukan sosialisasi kepada kelompok tani. Roadshow ke kabupaten/kota akan di lakukan pada 2015 mendatang,” tuturnya. Menurut Ferry, revitalisasi di lakukan agar pengelolaan Pasar Lelang Agro Jabar di percaya kan kepada koperasi. Menurutnya, koperasi lebih fokus dalam pengelolaan sehingga kinerja pasar lelang pun diharapkan meningkat.
Dia melanjutkan, potensi komoditas agro Jabar sangat besar, bahkan Jabar pun menjadi pemasok komodiats agro bagi Jakarta. Beras yang beredar di Pasar Cipinang, kata dia, ber asal dari Jabar. Selain beras dan gabah, pihaknya juga mendorong komoditas agro lainnya untuk ikut meramaikan pasar lelang seperti produk holtikultura, kopi, dan teh.
Menurutnya, ketiga komoditas tersebut tergolong komoditas unggulan. “Sejak berdiri 2002 hingga sekarang, pasar lelang mencatatkan total transaksi sebesar Rp2,3 triliun. Tahun ini saja total nilai transaksi hingga November mencapai Rp80,8 miliar. Pertumbuhan rata-rata total nilai transaksi di pasar lelang sekitar 5%-10%,” sebutnya.
Pihaknya pun mencatat, transaksi Pasar Lelang Agro Jabar sempat meningkat dari Rp61 miliar pada 2002 hingga puncaknya Rp687 miliar pada 2004. Namun, di tahun berikutnya turun drastis dan terus mengalami fluktuasi. Ferry menyebutkan, transaksi di pasar lelang tersebut rata-rata mencapai Rp209 miliar per tahun.
Namun begitu, kata dia, 2012 lalu sempat mengalami penurunan signifikan hing ga titik terendah yakni Rp105 miliar. Di tempat yang sama, Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bapepti) Kementerian Perdagangan Sutriono Edi menyebutkan, terdapat 13 pasar lelang agro di seluruh Indonesia.
Lima pasar lelang di antaranya kini tengah direvitalisasi yakni di Jabar, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan. “Tujuan revitalisasi agar pasar lelang mandiri dan profesional. Koperasi sebagai pengelola diperbolehkan melakukan pungutan demi pengembangan kegiatan lelang, sedangkan dinas bertugas memfasilitasi, mengawasi, dan sosialisasi,” paparnya.
Menurutnya, pasar lelang di nilai beroperasi baik jika jumlah pembeli dan penjualnya banyak, terdapat likuditas, serta bermanfaat bagi pelaku terutama petani. “Melalui pasar lelang, petani akan mendapatkan pem beli dalam jumlah banyak serta harga yang tinggi,” imbuhnya.
Fauzan
(ftr)