Undip Bantu Tangani Trauma Healing dan Kesehatan

Sabtu, 20 Desember 2014 - 01:17 WIB
Undip Bantu Tangani Trauma Healing dan Kesehatan
Undip Bantu Tangani Trauma Healing dan Kesehatan
A A A
SEMARANG - Sesuai dengan hasil assesment Tim I Tanggap Bencana Universitas Diponegoro (Undip) Semarang di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Undip akan menerjunkan tim rehabilitasi pascabencana untuk membantu para korban longsor di wilayah itu.

Tim rehabilitasi akan difokuskan pada pemberian layanan kesehatan dan layanan trauma healing bagi korban selamat dan mengungsi di wilayah tersebut. Hal itu diungkapkan Ketua Tim I Tanggap Bencana Undip Edy Surahmad, Jumat (19/12/2014).

Dia menyebutkan, di lokasi bencana, para korban yang mengungsi, dari sisi logistik sudah banyak terpenuhi dari berbagai bantuan yang mengalir. Mulai dari kebutuhan untuk bayi, ibu-ibu, anak hingga remaja putri sudah banyak terpenuhi. "Bahkan untuk 15 hari ke depan kebutuhan (logistik) itu sudah terpenuhi," katanya.

Tim rehabilitasi Undip tersebut berada di bawah koordinasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) UNDIP. Ada beberapa pakar dari berbagai fakultas yang akan bertanggung jawab menurunkan relawan di kawasan bencana itu.

Di antaranya, dari Fakultas Kedokteran (FK) dr. Abdul Mughni, dari Fakultas Psikologi Hastaning Sakti, Fakultas Kesehatan Masyarakat dr. Siswi Jayanti, dan dari Teknik Geologi Adhi Nugroho.

dr. Mughni menyebutkan, untuk tim kesehatan, pengiriman sukarelawan akan dikirim paling lambat 22 Desember. "Bantuan ini sangat penting, mengingat kondisi medan dan cuaca akan memberikan banyak pengaruh pada kesehatan para korban yang mengungsi di sana," paparnya.

Senada dengan Mughni, Hastaning Sakti juga menyebutkan bahwa saat ini para pengungsi di kawasan itu membutuhkan suasana menyenangkan untuk proses trauma healing pascabencana.

"Untuk pemberian trauma healing ini, harus ada konsep yang matang. Banyak relawan yang datang dan niatnya memberikan trauma healing, namun karena kurang terkoordinasi, treatment yang diberikan justru malah membuat pengungsi bosan dan justru terganggu," bebernya.
(lis)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5969 seconds (0.1#10.140)