Pasokan Elpiji 3 Kg DIY Ditambah 136.000 Tabung
A
A
A
YOGYAKARTA - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2015, Pertamina menambah pasokan elpiji ukuran 3 kilogram (kg) sebanyak 6% atau 136.000 tabung di DIY.
Tambahan pasokan tersebut diharapkan bisa mencukupi kebutuhan konsumen. Marketing Manager Pertamina Wilayah DIY dan Jateng, Freddy Anwar mengatakan, kebutuhan elpiji 3 kg di DIY sekitar 2,5 juta tabung per bulan. Menjelang Natal dan Tahun Baru dipastikan konsumsi gas melon mengalami kenaikan dari hari normal. “Akan ditambah 6% atau 136.000 tabung,” katanya, kemarin.
Dia berharap tambahan pasokan tersebut bisa mencukupi kebutuhan konsumen. Logikanya, kata dia, dengan tambahan pasokan dari kebutuhan normal, maka kebutuhan tercukupi. Freddy Anwar tidak memungkiri pada akhir ini di sejumlah daerah, khususnya di daerah perbatasan dengan Jawa Tengah, masih terjadi kelangkaan elpiji bersubsidi itu.
Faktor utama kelangkaan karena ada perbedaan harga antara DIY dengan Jawa Tengah. Menurut dia, Jawa Tengah sudah menetapkan harga eceran terendah (HET) sebesar Rp15.000 per tabung.
Sementara HET di DIY terbaru hingga saat ini belum ditetapkan. HET masih menggunakan yang lama sebesar Rp13.000 per tabung. Perbedaan harga elpiji 3 kg tersebut membuat jatah yang seharusnya untuk warga DIY banyak yang dibeli warga Jawa Tengah. “Akhirnya jatah kami sebagian lari ke luar,” katanya.
Freddy Anwar berharap Pemda DIY segera menetapkan HET tabung hijau. Dengan HET yang sama, maka jatah elpiji bersubsidi tidak akan lari ke luar daerah. “Harapannya (HET di DIY) segera ditetapkan,” ujarnya. Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UMKM DIY Riyadi Ida Bagus mengaku, sudah menyiapkan skema HET yang hampir sama dengan Jawa Tengah. “Skemanya sudah disiapkan,” ujarnya.
Menurut dia, HET di DIY belum ditetapkan karena masih menunggu rekomendasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). “Kalau ditetapkan tanpa menunggu rekomendasi Kementerian ESDM, bisa menyalahi hukum,” kata Riyadi Ida Bagus.
Pada bagian lain, menjelang Natal dan Tahun Baru, Pemda DIY bekerja sama dengan Bulog menggelar operasi pasar (OP) beras. Beras IR I yang kini harganya Rp9.500 per kg hanya dijual Rp6.800 per kg. Operasi pasar beras ini digelar hingga 23 Desember 2014, namun ada peluang diperpanjang karena permintaannya sangat tinggi.
Terbukti beras setengah ton di Kotagede kemarin dalam waktu 10 menit habis. Riyadi Ida Bagus mengungkapkan, pemda juga menjalin kerja sama dengan distributor dalam menyalurkan beras murah.
Distributor boleh mengambil untung maksimal Rp600 per kg, sehingga harga beras operasi maksimal di distributor hanya Rp7.400 per kg. “Masih lebih murah dibanding di pasaran.”
Ridwan Anshori
Tambahan pasokan tersebut diharapkan bisa mencukupi kebutuhan konsumen. Marketing Manager Pertamina Wilayah DIY dan Jateng, Freddy Anwar mengatakan, kebutuhan elpiji 3 kg di DIY sekitar 2,5 juta tabung per bulan. Menjelang Natal dan Tahun Baru dipastikan konsumsi gas melon mengalami kenaikan dari hari normal. “Akan ditambah 6% atau 136.000 tabung,” katanya, kemarin.
Dia berharap tambahan pasokan tersebut bisa mencukupi kebutuhan konsumen. Logikanya, kata dia, dengan tambahan pasokan dari kebutuhan normal, maka kebutuhan tercukupi. Freddy Anwar tidak memungkiri pada akhir ini di sejumlah daerah, khususnya di daerah perbatasan dengan Jawa Tengah, masih terjadi kelangkaan elpiji bersubsidi itu.
Faktor utama kelangkaan karena ada perbedaan harga antara DIY dengan Jawa Tengah. Menurut dia, Jawa Tengah sudah menetapkan harga eceran terendah (HET) sebesar Rp15.000 per tabung.
Sementara HET di DIY terbaru hingga saat ini belum ditetapkan. HET masih menggunakan yang lama sebesar Rp13.000 per tabung. Perbedaan harga elpiji 3 kg tersebut membuat jatah yang seharusnya untuk warga DIY banyak yang dibeli warga Jawa Tengah. “Akhirnya jatah kami sebagian lari ke luar,” katanya.
Freddy Anwar berharap Pemda DIY segera menetapkan HET tabung hijau. Dengan HET yang sama, maka jatah elpiji bersubsidi tidak akan lari ke luar daerah. “Harapannya (HET di DIY) segera ditetapkan,” ujarnya. Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UMKM DIY Riyadi Ida Bagus mengaku, sudah menyiapkan skema HET yang hampir sama dengan Jawa Tengah. “Skemanya sudah disiapkan,” ujarnya.
Menurut dia, HET di DIY belum ditetapkan karena masih menunggu rekomendasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). “Kalau ditetapkan tanpa menunggu rekomendasi Kementerian ESDM, bisa menyalahi hukum,” kata Riyadi Ida Bagus.
Pada bagian lain, menjelang Natal dan Tahun Baru, Pemda DIY bekerja sama dengan Bulog menggelar operasi pasar (OP) beras. Beras IR I yang kini harganya Rp9.500 per kg hanya dijual Rp6.800 per kg. Operasi pasar beras ini digelar hingga 23 Desember 2014, namun ada peluang diperpanjang karena permintaannya sangat tinggi.
Terbukti beras setengah ton di Kotagede kemarin dalam waktu 10 menit habis. Riyadi Ida Bagus mengungkapkan, pemda juga menjalin kerja sama dengan distributor dalam menyalurkan beras murah.
Distributor boleh mengambil untung maksimal Rp600 per kg, sehingga harga beras operasi maksimal di distributor hanya Rp7.400 per kg. “Masih lebih murah dibanding di pasaran.”
Ridwan Anshori
(ftr)