Gunung Gamalama Meletus, Ternate Diselimuti Abu Vulkanik
A
A
A
TERNATE - Gunung Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara, kembali meletus Kamis (18/12/2014) sekitar pukul 22.40 WIT. Gunung tersebut menyemburkan abu vulkanik setinggi 1.700 meter. Akibatnya, Kota Ternate tertutup abu vulkanik.
Abu vulkanik Gunung Gamalama mengguyur Kecamatan Ternate Tengah, Kecamatan Ternate Selatan, dan Kecamatan Ternate Utara. Sepanjang jalan di dalam Kota Ternate diselimuti abu vulkanik sehingga jarak pandang pengendara di jalan raya sedikit terganggu akibat debu bertebaran.
Warga mengaku sempat tercium bau belerang yang menyengat. Ironisnya, hingga kini Pemerintah Kota Ternate maupun instansi terkait belum mengambil langkah membagikan masker kepada pengendara kendaraan roda dua maupun pejalan kaki.
Fahmi DJ, salah seorang warga, mengaku terpaksa menggunakan penutup hidung maupun kepala seadanya untuk menghindari abu vulkanik.
Sementara sembilan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok pencinta alam dilaporkan terjebak di puncak gunung dan hingga kini belum diketahui nasib mereka.
Mereka di antaranya Ir dan Rian, warga Kelurahan Tafure; Agung, warga Kelurahan Toboleu, dan Jain, Ando, Anggi, Niki, dan Randi, warga Kelurahan Salero. Dua warga Tongole yang belum ketahuan identitasnya juga belum diketahui keberadannya.
Mereka dilaporkan mendaki pada Kamis pagi. Namun, mereka tidak melaporkan aktivitas pendakian ke petugas Pos Pemantau Gunung Api Gamalama terdekat.
Data dari Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama menjelaskan, erupsi Gunung Api Gamalama terjadi satu kali letusan disertai letupan dan mengeluarkan abu vulkanik setinggi 1.700 meter.
Sementara, jumlah gempa tremor yang terjadi tidak bisa terdeteksi karena terganggu cuaca buruk dan kabut tebal.
"Meski Gunung Api Gamalama masih berstatus waspada level II, masyarakat diminta tidak panik dan terus meningkatkan kewaspadaan," kata Darno Lamani, petugas Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama.
Gunung Gamalama terakhir meletus Desember 2011, memakan puluhan korban jiwa dan merusak ratusan rumah warga di sejumlah kelurahan Kota Ternate.
Abu vulkanik Gunung Gamalama mengguyur Kecamatan Ternate Tengah, Kecamatan Ternate Selatan, dan Kecamatan Ternate Utara. Sepanjang jalan di dalam Kota Ternate diselimuti abu vulkanik sehingga jarak pandang pengendara di jalan raya sedikit terganggu akibat debu bertebaran.
Warga mengaku sempat tercium bau belerang yang menyengat. Ironisnya, hingga kini Pemerintah Kota Ternate maupun instansi terkait belum mengambil langkah membagikan masker kepada pengendara kendaraan roda dua maupun pejalan kaki.
Fahmi DJ, salah seorang warga, mengaku terpaksa menggunakan penutup hidung maupun kepala seadanya untuk menghindari abu vulkanik.
Sementara sembilan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok pencinta alam dilaporkan terjebak di puncak gunung dan hingga kini belum diketahui nasib mereka.
Mereka di antaranya Ir dan Rian, warga Kelurahan Tafure; Agung, warga Kelurahan Toboleu, dan Jain, Ando, Anggi, Niki, dan Randi, warga Kelurahan Salero. Dua warga Tongole yang belum ketahuan identitasnya juga belum diketahui keberadannya.
Mereka dilaporkan mendaki pada Kamis pagi. Namun, mereka tidak melaporkan aktivitas pendakian ke petugas Pos Pemantau Gunung Api Gamalama terdekat.
Data dari Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama menjelaskan, erupsi Gunung Api Gamalama terjadi satu kali letusan disertai letupan dan mengeluarkan abu vulkanik setinggi 1.700 meter.
Sementara, jumlah gempa tremor yang terjadi tidak bisa terdeteksi karena terganggu cuaca buruk dan kabut tebal.
"Meski Gunung Api Gamalama masih berstatus waspada level II, masyarakat diminta tidak panik dan terus meningkatkan kewaspadaan," kata Darno Lamani, petugas Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama.
Gunung Gamalama terakhir meletus Desember 2011, memakan puluhan korban jiwa dan merusak ratusan rumah warga di sejumlah kelurahan Kota Ternate.
(zik)