Mahasiswa UNY Tanam Bakau Kuntadi
A
A
A
KULONPROGO - Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Jurusan Biologi melakukan penanaman bakau di pantai pesisir Mendhit, Jangkaran, Temon.
Penanaman ini menjadi salah satu rangkaian dies natalis jurusan Biologi. “Ini akan menjadi kegiatan rutin dan berkelanjutan,” kata ketua panitia Failasuk Aulia Nugroho. Mengusung tema Seribu Mangrove dari Kulonprogo untuk Indonesia, para mahasiswa mengajak kepada masyarakat untuk ikut peduli terhadap kelestarian alam.
Bakau tidak hanya bisa menahan abrasi, namun juga dimanfaatkan untuk pewarna alam. “Kami sedang lakukan penelitian bakau untuk pewarna tekstil,” katanya. Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menambahkan, tanaman bakau kaya manfaat dan fungsi. Salah satunya mampu menjadi barier untuk menahan laju angin laut yang mengandung garam.
Sehingga fungsi ini sangat penting di samping menahan laju abrasi. “Bakau ini ternyata juga memiliki nilai secara ekonomi, daunnya bisa diolah menjadi makanan,” ujar Hasto. Hasto mengajak para mahasiswa untuk bisa mengambil nilai dari belajar di alam. Suksesnya seseorang itu banyak ditentukan dari softskill-nya bukan hardskill yang diperoleh dari kampus.
“Belajarlah seumur hidup dan bisa menempatkan diri seperti gelas kosong yang siap menerima masukan ataupun kritikan dari siapa pun,” kata Hasto Senat UNY Bidang Kerja Sama Surya Darma mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari proses belajar yang sebenarnya.
Karena belajar di kampus hanya tempat untuk diskusi. Justru alam adalah tempat belajar yang sesungguhnya. “Pembelajaran yang sebenarnya adalah di alam, di kampus hanya tempat untuk diskusi,” tandas Surya.
Penanaman ini menjadi salah satu rangkaian dies natalis jurusan Biologi. “Ini akan menjadi kegiatan rutin dan berkelanjutan,” kata ketua panitia Failasuk Aulia Nugroho. Mengusung tema Seribu Mangrove dari Kulonprogo untuk Indonesia, para mahasiswa mengajak kepada masyarakat untuk ikut peduli terhadap kelestarian alam.
Bakau tidak hanya bisa menahan abrasi, namun juga dimanfaatkan untuk pewarna alam. “Kami sedang lakukan penelitian bakau untuk pewarna tekstil,” katanya. Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo menambahkan, tanaman bakau kaya manfaat dan fungsi. Salah satunya mampu menjadi barier untuk menahan laju angin laut yang mengandung garam.
Sehingga fungsi ini sangat penting di samping menahan laju abrasi. “Bakau ini ternyata juga memiliki nilai secara ekonomi, daunnya bisa diolah menjadi makanan,” ujar Hasto. Hasto mengajak para mahasiswa untuk bisa mengambil nilai dari belajar di alam. Suksesnya seseorang itu banyak ditentukan dari softskill-nya bukan hardskill yang diperoleh dari kampus.
“Belajarlah seumur hidup dan bisa menempatkan diri seperti gelas kosong yang siap menerima masukan ataupun kritikan dari siapa pun,” kata Hasto Senat UNY Bidang Kerja Sama Surya Darma mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari proses belajar yang sebenarnya.
Karena belajar di kampus hanya tempat untuk diskusi. Justru alam adalah tempat belajar yang sesungguhnya. “Pembelajaran yang sebenarnya adalah di alam, di kampus hanya tempat untuk diskusi,” tandas Surya.
(ftr)