Ungkapan Rasa Syukur dan Memperkuat Desa Wisata

Senin, 15 Desember 2014 - 13:27 WIB
Ungkapan Rasa Syukur dan Memperkuat Desa Wisata
Ungkapan Rasa Syukur dan Memperkuat Desa Wisata
A A A
KULONPROGO - Ratusan warga Imorenggo, Desa Karangsewu, Kecamatan Galur, Kulonprogo dan warga di sekitar telah berkumpul di pendapa Pedukuhan Imorenggo sejak pagi.

Cuaca yang cerah menjadikan warga cukup antusias untuk mengikuti tradisi Labuhan dan Merti Dusun. Sebelumnya, dalam beberapa hari terakhir, kawasan ini terus diguyur hujan lebat. Sekitar pukul 09.00 WIB, iring-iringan gunungan hasil bumi dikirab. Sejumlah tokoh adat dan sesepuh desa mengenakan pakaian Jawa komplit ikut berkeliling dengan iringan gending Jawa.

Tiba di tepi pantai, gunungan berupa hasil bumi dari masyarakat sekitar dan uba rampe didoakan. Tak berapa lama kemudian sejumlah petugas yang ditunjuk, dengan sigap melarung gunungan dan uba rampeini ke tengah laut. Namun baru beberapa meter ke tengah, ombak besar sudah menghantam gunungan ini. warga pun berebut untuk mendapatkan isi gunungan tersebut.

Prosesi kirab budaya sekaligus Labuhan ini jadi gegap gempita. “Tradisi Merti Dusun dan Labuhan laut ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas segala limpahan rahmatnya,” kata Dukuh Imorenggo, Solichin. Tradisi ini memiliki makna sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang diperoleh masyarakat Imorenggo.

Meski berada di pinggir pantai, namun pertanian yang dikelola cukup subur. Para nelayan maupun petambak ikan juga mendapatkan hasil yang melimpah. “Karena kami warga pantai, maka kami larung ke laut. Maknanya agar hal buruk dibuang jauh. Hasil bumi diperebutkan agar semuanya mendapatkan berkah,” ujarnya.

Warga Imorenggo sepakat untuk melestarikan tradisi budaya ini sebagai bagian mendukung sebagai desa wisata. Selain tradisi larungan, juga dimeriahkan dengan pentas kethoprak dan jathilan. Salah seorang warga, Saniyem, mengaku senang ikut dalam upacara ini.

Dari rebutan gunungan, dia mendapatkan beberapa sayuran. Rencananya sayuran ini akan dimasak untuk disantap bersama keluarga. “Saya percaya ini akan menjadi berkah, nanti akan saya masak,” ujar warga Brosot yang sengaja datang untuk ikut rebutan.

Kepala Disbudparpora Kulonprogo Eko Wisnu Wardhana minta agar tradisi yang ada terus dipelihara dan dilestarikan. Dinas sangat mendukung pengembangan budaya di Imorenggo untuk menguatkan predikat sebagai desa wisata. Untuk itulah masyarakat harus aktif mengembangkan dan berpartisipasi aktif, agar potensi yang ada bisa menjadi ciri khas desa wisata Imorenggo.

Menurutnya, daerah ini dulu menjadi daerah bagi pendaratan penyu. Mungkin masyarakat bisa peduli untuk ikut melestarikan penyu dengan melakukan penetasan dan melepasliarkan. “Mungkin penyu ini akan menjadi ikon tersendiri yang menarik dikunjungi wisatawan,” ujarnya. Pengembangan penyu, bisa menjadi keunikan yang tidak ada di daerah lain.

Kuntadi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5667 seconds (0.1#10.140)