Seni Menikmati Secangkir Kopi

Minggu, 14 Desember 2014 - 12:18 WIB
Seni Menikmati Secangkir Kopi
Seni Menikmati Secangkir Kopi
A A A
Selalu ada cerita menarik di balik secangkir kopi. Minuman beraroma wangi dan bercita rasa pahit itu melewati serangkaian proses pembuatan dengan aneka tekniknya. Butuh kemampuan khusus meracik kopi, dari biji, bubuk, hingga dihasilkan secangkir kopi yang nikmat untuk dicecap.

Kopi sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat dari segala kelas sosial. Minuman ini sama-sama hadir sebagai “teman” dalam ajang bersosialisasi maupun pertemuan-pertemuan dengan aneka pembahasaannya.

Bedanya adalah dari cara penyajian. Soal inilah yang menarik dari secangkir kopi. Kopi bisa saja dinikmati dengan proses penyajian yang sederhana, seperti tinggal menyeduh bubuk kopi siap saji yang dikemas dalam saset dengan air panas. Ini biasa disebut dengan teknik tradisional. Secangkir kopi juga bisa disajikan dengan cara yang rumit. Cara ini hanya bisa dilakukan oleh mereka yang sudah ahli atau dikenal dengan barista.

Meracik kopi dengan baik dan benar dibutuhkan kompetensi sekaligus pengalaman kerja. Para barista menyeduh kopi dengan teknik modern. Salah satunya menyeduh kopi menggunakan manual brewing. Dalam teknik ini, biji kopi yang telah digiling kasar diseduh dengan air panas. Seperti yang diperlihatkan barista dari Blue Lotus Maximmilion, Rahadyan, yang menggunakan alat V60. Dia memulai dengan membasahi filter dengan air panas.

“Filter perlu dibasahi untuk menghilangkan aroma kertas,” ujarnya. Kali ini dia menggunakan Kopi Lintong dari Sumatera seberat 20 gram dengan 150 mililiter air panas bersuhu 90 derajat. Bubuk kopi dituang ke dalam wadah yang telah diberi filter. Kemudian ditetesi air panas perlahan-lahan merata di atas tabung. Setelah seluruh air sudah menetes, diamkan selama satu menit baru dituangkan ke cangkir untuk disajikan.

“Flavour dan body diharapkan semakin keluar. Aroma asam sesuai karakter kopi dapat tercium,” kata Rahadyan. Metode penyajian lebih seksi ini membuat penikmat kopi bisa mencium aroma wangi Kopi Lintong kombinasi asam dan pahit. Mengeksplorasi kopi tidak berhenti di situ saja. Campuran bahan lain menyuguhkan cita rasa baru.

Seperti kopi latte yang merupakan hasil “mengawinkan” dengan susu seperti capucinno latte atau espresso latte . Coffee latte menghadirkan seni dalam menyajikan kopi. Kenikmatan minum kopi tidak hanya mengandalkan rasa, tapi estetika penyajian turut diperhatikan. Cara penyajian cepat karena minuman harus tetap panas saat disajikan. Karakteristik susu yang tidak boleh terlalu panas atau dingin juga diperhatikan.

Keindahan coffee art juga mempertimbangkan kontras, warna, presisi, dan kerumitan model. Barista harus mahir membuat espresso terlebih dahulu sebelum latte art. Harmonisasi seni dan rasa dalam secangkir coffee art semakin digemari. Pola atau desain tertentu di permukaan kopi bisa seperti lukisan di atas kanvas.

Keindahan kopi memantik sensasi kenikmatan tersendiri bagi pencinta minuman ini. Teknik menikmati kopi menggunakan perangkat modern dipamerkan Ernest Christoga. Chef dari Nest’co The Bistro mengeksplorasi kopi dalam sajian lain. Dia meracik coffee gelato dan coffee caviar sebagai dessert . Bahan yang digunakan espresso, susu, dan krim. Kopi diteteskan perlahan ke dalam air berisi sodium alginate sehingga membentuk gelembung kecil. “Seperti caviar (telur ikan) tapi terbuat dari kopi,” ujarnya.

Dia mengolah bahan-bahan menjadi gelato menggunakan nitrogen cair. “Caviar” yang sudah terbentuk disiram di atas gelato sehingga menghasilkan tampilan nan cantik. “Kopi bukan hanya untuk diminum dan bisa dikreasi dalam berbagai menu,” katanya.

Hendrati hapsari
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3457 seconds (0.1#10.140)