PRT Korban Syamsul Diduga Dimutilasi Lalu Dikubur

Jum'at, 12 Desember 2014 - 12:17 WIB
PRT Korban Syamsul Diduga Dimutilasi Lalu Dikubur
PRT Korban Syamsul Diduga Dimutilasi Lalu Dikubur
A A A
MEDAN - Pembantu rumah tangga (PRT) korban pembunuhan tersangka Syamsul Anwar diduga dimutilasi sebelum dikubur.

Diduga kuat korban adalah Sri, warga asal Magelang, Jawa Tengah. Dugaan ini menguat setelah polisi menemukan 23 serpihan tulang manusia saat penggalian hari keempat di rumah tersangka, Jalan Angsa-Beo, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Medan Timur, Kamis (11/12).

Penggalian kemarin masih dilakukan Tim Disaster Victim Identification (DVI) dan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfir) Polda Sumatera Utara dan Reserse Kriminal (Reskrim) Polresta Medan. Penggalian ini sendiri berlangsung maraton, mulai Rabu (10/12) malam hingga Kamis (11/12) siang.

Selain menemukan 23 serpihan tulang manusia, petugas juga mendapatkan lima celana dalam wanita, aksesori wanita berupa gelang dan kalung, selendang, serta segenggam rambut. Kepala Kepolisian (Kapolda) Sumut, Inspektur Jenderal (Irjen) Pol Eko Hadi Sutedjo, menegaskan, penemuan 23 serpihan tulang mengindikasikan korban setelah tewas lalu dimutilasi sebelum dikuburkan.

“Kemungkinan besar, serpihan tulang manusia itu dimutilasi dulu sebelum dikuburkan. Karena belum ditemukan tulang manusia yang utuh,” ujarnya usai meninjau penggalian di rumah tersangka Syamsul Anwar, didampingi Kapolresta Medan, Komisaris Besar Polisi (Kombes) Pol Nico Afinta Karo, Kamis (11/12) sore.

Meski begitu, tambah kapolda, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan tim DVI dan Puslabfor untuk memastikan serpihan tulang manusia dan rambut tersebut. “Untuk kepastiannya, nanti setelah hasil pemeriksaan tim DVI dikeluarkan. Tetapi dari hasil pemeriksaan sementara, gigi geraham kanan atas dan rambut adalah milik manusia,” ujarnya.

Sementara hingga hari keempat, tim sudah menggali empat titik di rumah permanen berlantai dua tersebut. Persisnya di antaranya bawah tangga bagian kanan, teras rumah sebelah kiri ada dua lubang penggalian. Lalu, gudang tempat menyimpan barangbarang. “Hingga hari keempat sudah empat lubang yang digali. Tetapi, belum menemukan kerangka manusia secara utuh, dan akan terus dilakukan pencarian,” sebut mantan kapolda Banten ini.

Kapolresta Medan, Kombes Pol Nico Afinta Karo, mengatakan, serpihan 23 tulang manusia, celanadalamwanita, danrambut tersebut merupakan korban penyiksaan tersangka Syamsul Anwar, bernama Sri. “Menurut keterangan salah satu saksi berinisial E, lima celana dalam itu milik Sri. E pernah melihat Sri menggunakannya saat bekerja di rumah tersangka,” katanya.

Meski begitu, sambung dia, pihaknya masih terus memeriksa para saksi termasuk mencari dan menunggu hasil penelitian tim DVI. “Keterangan saksi itu masih terus kami dalami sambil mencari kembali tulang atau kerangka korban,” ucap Nico.

Kepala Satuan (Kasat) Reskrim Polresta Medan, Komisaris Polisi (Kompol) Wahyu Bram Istanto, menjelaskan, serpihan tulang manusia tersebut ditemukan saat penggalian mencapai 1,5 meter. “Untuk memastikan serpihan tulang manusia itu atas nama siapa dan korban yang mana, masih menunggu hasil tes deoxyribose nucleic acid (DNA) terhadap keluarga korban,” ujar Wahyu.

Dia menjelaskan, temuan serpihan tulang tersebut akan dicocokkan dengan keterangan saksi, tes DNA keluarga korban dengan tulang korban. “Penyidikan masih panjang dan butuh kehati-hatian agar tidak salah memutuskan perkara ini. Kalau belum ada hasil tes DNA terhadap korban dan keluarga korban, saya belum bisa memastikan apapun,” ujarnya.

Kapolda juga mengingatkan bahwa anak buahnya bekerja sejauh ini tanpa diganggu pihak lain. Hal ini ditegaskannya ketika disinggung kemungkinan adanya intervensi kepada penyidik Satuan Reskrim Polresta Medan agar tidak membuat kasus tersebut terungkap lebih luas lagi. Dugaan itu muncul, karena sudah ada tiga kali Polresta Medan gagal menangkap pelaku di rumahnya.

Namun, kapolda memastikan hal itu tidak ada. “Tidak ada intervensi. Kalau ada yang berusaha mencampuri penyidikan itu, manusia bodoh namanya dan tidak bisa ditoleransi,” ungkapnya.

Kapolda lagi-lagi membantah saat disinggung ada pejabat dan pengusaha besar di Sumut yang berusaha melindungi dan menutupi kasus tersebut. Dia menegaskan hingga saat ini belum menemukan keterlibatan tersebut. “Kalau itu, belum ada indikasi dan tidak ada hubungannya,” tuturnya.

Sementara pantauan KORAN SINDO MEDAN hingga Kamis (11/12) malam, tim DVI dan Labfor Polda Sumut masih melakukan penggalian di rumah tersangka Syamsul Anwar. Kepolisian belum bisa memastikan kapan penggalian di rumah tersangka akan berakhir.

Frans Marbun/ Dody Ferdiansyah
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6934 seconds (0.1#10.140)
pixels