Nasib 1.000 Sopir Terancam

Jum'at, 12 Desember 2014 - 11:48 WIB
Nasib 1.000 Sopir Terancam
Nasib 1.000 Sopir Terancam
A A A
BANDUNG - Sekitar 1.000 sopir angkutan kota (angkot) nasibnya terancam, setelah Pemkot Bandung menggulirkan program bus sekolah gratis.

Akibat program itu, penghasilan mereka terus merosot. Ketidakjelasan nasib mereka mengemuka pada unjuk rasa sopir angkot di depan eks gedung DPRD Kota Bandung, Jalan Aceh, kemarin. Mereka menuntut Pemkot Bandung menghentikan program bus sekolah gratis. Sejak pukul 09.00 WIB, ratusan sopir angkot jurusan Kebon Kalapa - Dago dan Stasiun Hall-Dago, telah berkumpul di depan eks gedung DPRD. Mereka datang sembari membawa angkotnya.

“Bandung juara, sopir angkot menderita,” teriak para sopir angkot dalam aksinya. Ketua Forum Pengusaha dan Pengemudi Angkot Suherman dengan tegas meminta kepada Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menghentikan program bus sekolah gratis. Program tersebut dinilai menyebabkan penghasilan sopir angkot turun drastis. Suherman meng ungkapkan, paling tidak ada 350 armada yang beroperasi di dua trayek tersebut.

Sekitar 1.000 orang juga menggantungkan hidupnya, sebagai sopir angkot. “Kami ini hanya berusaha mencari nafkah. Bagaimana nasib anak istri kami,” ujarnya. Dia menuturkan, sebelum ada bus sekolah, penghasilan para sopir rata-rata sebesar Rp70.000. Tapi kini peng hasilannya jauh berkurang, menjadi Rp30.000 dalam seharinya. “Kadang kami juga nombok. Penumpang semakin susah,” ucapnya.

Dia juga mempertanyakan program Angkot Day, yang pernah digagas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil 2013 lalu. Kelanjutan program tersebut tidak ada kejelasan. “Program Angkot Day mana? tidak ada kejelasan. Pemkot harusnya bisa memikirkan kami juga. Penghasilan kami dengan adanya bus sekolah semakin berkurang,” ucapnya.

Trayek angkot Kebon Kalapa - Dago dan Stasiun Hall - Dago merupakan trayek para pelajar. Sehingga para sopir sangat bergantung kepada para pelajar sebagai penumpang. “Kalau bus sekolah ada, penumpang yang banyaknya pelajar akan habis. Udahmah penumpang ibu-ibu habis karena banyak yang pakai motor. Pelajar habis sama bus sekolah,” keluhnya.

Pada kesempatan tersebut, Suherman meminta Dinas Pehubungan Kota Bandung tidak mengoperasikan bus sekolah pada Jumat dan Sabtu (13/12) besok. “Kami ingin besok (hari ini) sampai Sabtu bus sekolah tidak beroperasi,” ucapnya. Jika tuntutan tidak di penuhi, mereka mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar. “Kami berjuang tidak sampai di sini. Karena ini menyangkut kesejahteraan kami. Kami tetap menolak keberadaan bus sekolah gratis,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Ricky M Gustiadi, secara tegas menyatakan, tidak akan menghentikan operasi bus sekolah. Bagaimanapun, pihaknya telah menjalin kontrak dengan PT TMB sebagai operator hingga akhir Desember 2014. “Tetap berjalan, sudah ada kontrak tidak bisa dihentikan,” ujarnya.

Mesiki begitu dia berjanji akan mencari solusi guna menyelesaikan keluhan dari para sopir angkot. Namun pihaknya harus memilah mana yang bisa diakomodir dan mana yang tidak. Karena pengoperasian bus sekolah mengacu pada aturan yang telah disepakati. Untuk diketahui, bus sekolah mulai dioperasikan sejak Oktober lalu.

Pemkot menggandeng PT TMB sebagai operator dan pemeliharaan bus. Sebagai tahap awal Pemkot mengoperasikan sebanyak 10 bus dan berencana menambah 15 armada baru.

Mochamad Solehudin
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1032 seconds (0.1#10.140)