Polisi Ambil Sampel DNA Keluarga Sri Panuti
A
A
A
BATANG - Petugas dari Polres Batang kemarin mengambil sampel DNA keluarga Sri Panuti, tenaga kerja Indonesia (TKI) yang diduga menjadi korban mutilasi di Malaysia.
Perwira urusan kesehatan Polres Batang, dr Cipto Waluyo, mengungkapkan, sampel DNA keluarga korban diambil dari dua anak Sri Panuti. Sampel DNA diambil dari kelenjar ludah dan sampel darahnya. “Kita ambilkan dari anak Aris, 21, dan anak keempatnya, Anggi Meilinda, 15,” ucapnya.
Sampel DNA tersebut selanjutnya akan dibawa ke Polda Jateng untuk diperiksa dan dicocokkan dengan DNA korban mutilasi di Malaysia yang diduga adalah Sri Panuti. Kepala Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Jateng AB Rachman, mengatakan, hingga kini belum ada kejelasan informasi terkait korban mutilasi tersebut.
Saat ini jenazah korban masih dititipkan di salah satu rumah sakit di daerah Perak, Malaysia. Hasil pemeriksaan DNA itu diharapkan membantu mengungkap identitas jenazah itu. “Sehingga kalau memang jenazah itu adalah Sri Panuti, kami usahakan untuk segera mempercepat proses kepulangannya. Sebab, keluarga korban juga berharap jenazah dibawa pulang jika itu benar adalah Sri,” kata Rachman.
Bibi korban, Karmutinah, 50, mengatakan bahwa Sri Panuti memiliki ciri-ciri khusus di bagian tubuh keponakannya itu, yakni bekas luka pitak di kepala dan bekas gigi dicabut. “Selain itu, juga ada goresan di kaki terkena kelapa sawit, dan rambutnya lurus direbonding pada Oktober lalu,” ucapnya.
Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan (Dokkes) Polda Jawa Tengah Kombes Pol Rini Muliawati menerangkan, tim juga mengambil data ante mortem lainnya. Diantaranya foto korban semasa hidup, dokumen, ciri-ciri fisik lain dan keter-angan lain .
Pihaknya sudah mengambil data ante mortem dari korban diduga Sri Panuti setelah mendapat permintaan dari pihak Kementerian Luar Negeri Indonesia menyusul ditemukannya jenazah itu.
Prahayuda Febrianto/ Eka Setiawan
Perwira urusan kesehatan Polres Batang, dr Cipto Waluyo, mengungkapkan, sampel DNA keluarga korban diambil dari dua anak Sri Panuti. Sampel DNA diambil dari kelenjar ludah dan sampel darahnya. “Kita ambilkan dari anak Aris, 21, dan anak keempatnya, Anggi Meilinda, 15,” ucapnya.
Sampel DNA tersebut selanjutnya akan dibawa ke Polda Jateng untuk diperiksa dan dicocokkan dengan DNA korban mutilasi di Malaysia yang diduga adalah Sri Panuti. Kepala Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Jateng AB Rachman, mengatakan, hingga kini belum ada kejelasan informasi terkait korban mutilasi tersebut.
Saat ini jenazah korban masih dititipkan di salah satu rumah sakit di daerah Perak, Malaysia. Hasil pemeriksaan DNA itu diharapkan membantu mengungkap identitas jenazah itu. “Sehingga kalau memang jenazah itu adalah Sri Panuti, kami usahakan untuk segera mempercepat proses kepulangannya. Sebab, keluarga korban juga berharap jenazah dibawa pulang jika itu benar adalah Sri,” kata Rachman.
Bibi korban, Karmutinah, 50, mengatakan bahwa Sri Panuti memiliki ciri-ciri khusus di bagian tubuh keponakannya itu, yakni bekas luka pitak di kepala dan bekas gigi dicabut. “Selain itu, juga ada goresan di kaki terkena kelapa sawit, dan rambutnya lurus direbonding pada Oktober lalu,” ucapnya.
Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan (Dokkes) Polda Jawa Tengah Kombes Pol Rini Muliawati menerangkan, tim juga mengambil data ante mortem lainnya. Diantaranya foto korban semasa hidup, dokumen, ciri-ciri fisik lain dan keter-angan lain .
Pihaknya sudah mengambil data ante mortem dari korban diduga Sri Panuti setelah mendapat permintaan dari pihak Kementerian Luar Negeri Indonesia menyusul ditemukannya jenazah itu.
Prahayuda Febrianto/ Eka Setiawan
(ftr)