Termuda 16 Tahun, Tertua 60 Tahun
A
A
A
YOGYAKARTA - Sebanyak 30 pasangan pengantin larut dalam suasana khidmat nikah bareng @GL Zoo, Rabu (10/12) siang.
Sebanyak 20 pasangan merupakan pasangan nikah dan 10 lainnya merupakan pasangan difabel yang sudah menikah namun belum melangsungkan sukuran. Pada event yang digelar hasil kerja sama GL Zoo, Forum Corporate Social Responsibility (CSR) DIY, Dinas Sosial DIY, serta Fortais Sewon ini, Pasangan Rosyina Nur Insani dan Arip Rusdi menjadi pasangan termuda.
Di mana Rosyina baru berusia 16 tahun dan Arip 19 tahun. Sedangkan pasangan Sukino dan Ngatinem menjadi pasangan tertua pada event ini. Sukino, dari panti sosial Hafara, Gonjen, Tamantirto berusia 60 tahun dan Ngatinem berusia 55 tahun. Prosesi nikah bareng diawali pernikahan pasangan Setiawan Dwi S, 19, dan Rani W, 20.
Tak seperti biasanya, kali ini ijab kabul dilakukan di atas gajah. Namun, pasangan pengantin sempat gugup saat men jalankan ijab sehingga harus diulang. “Saya gugup dan harus diulang dua kali,” ucap Setiawan. Kendati begitu, dia mengaku senang karena pada akhirnya prosesi pernikahan berjalan sesuai harapan.
Selain di atas gajah, prosesi juga dilakukan di sejumlah wahana, seperti unta tunggang, kapal boat, dan kapal Katamaran, di atas gethek air dan menara Mayang Tirta, serta tempat menarik lainnya di kompleks GL Zoo.
Direktur Utama GL Zoo, Joko Tirtono mengungkapkan, kegiatan yang merupakan bagian dari rangkaian Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) DIY, juga sebagai bentuk kepedulian GL Zoo kepada masyarakat khususnya yang belum melakukan pernikahan di KUA.
“Ini sebagai wujud kepedulian kami dengan memfasilitasi mereka yang belum melakukan pernikahan secara resmi di KUA. Ini program yang bagus dan bisa jadi ke depan akan diprogramkan lagi sehingga bisa menjadi kegiatan rutin,” ucap Joko.
Nikah bareng ini melibatkan belasan penghulu dan penca tat nikah, mengingat setiap lokasi ijab ditunggui dua penghulu dan petugas pencatat nikah. Petugas KUA Umbulharjo menggandeng petugas KUA se-Kota Yogyakarta. Sedangkan Kinasih yang bertanggung jawab untuk urusan rias, menyiapkan 60 perias.
Usai resmi menikah, pasangan pengantin menumpang dua perahu Katamaran mengarungi perairan Mayang Tirta di kompleks GL Zoo. Di tengah danau buatan itu, mereka bersama-sama menandai kegembiraan dengan melepas balon dan burung emprit.
Manajer Marketing GL Zoo Josep Kurniawan menambahkan, seperti banyak dilakukan calon pengantin, beberapa hari sebelum resmi menikah, sebagian pasangan ini melakukan sesi foto pre wedding di GL Zoo. Lokasi yang dipilih untuk sesi pemotretan di antaranya di taman burung serta zone reptile & amphibi.
Sodik
Sebanyak 20 pasangan merupakan pasangan nikah dan 10 lainnya merupakan pasangan difabel yang sudah menikah namun belum melangsungkan sukuran. Pada event yang digelar hasil kerja sama GL Zoo, Forum Corporate Social Responsibility (CSR) DIY, Dinas Sosial DIY, serta Fortais Sewon ini, Pasangan Rosyina Nur Insani dan Arip Rusdi menjadi pasangan termuda.
Di mana Rosyina baru berusia 16 tahun dan Arip 19 tahun. Sedangkan pasangan Sukino dan Ngatinem menjadi pasangan tertua pada event ini. Sukino, dari panti sosial Hafara, Gonjen, Tamantirto berusia 60 tahun dan Ngatinem berusia 55 tahun. Prosesi nikah bareng diawali pernikahan pasangan Setiawan Dwi S, 19, dan Rani W, 20.
Tak seperti biasanya, kali ini ijab kabul dilakukan di atas gajah. Namun, pasangan pengantin sempat gugup saat men jalankan ijab sehingga harus diulang. “Saya gugup dan harus diulang dua kali,” ucap Setiawan. Kendati begitu, dia mengaku senang karena pada akhirnya prosesi pernikahan berjalan sesuai harapan.
Selain di atas gajah, prosesi juga dilakukan di sejumlah wahana, seperti unta tunggang, kapal boat, dan kapal Katamaran, di atas gethek air dan menara Mayang Tirta, serta tempat menarik lainnya di kompleks GL Zoo.
Direktur Utama GL Zoo, Joko Tirtono mengungkapkan, kegiatan yang merupakan bagian dari rangkaian Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) DIY, juga sebagai bentuk kepedulian GL Zoo kepada masyarakat khususnya yang belum melakukan pernikahan di KUA.
“Ini sebagai wujud kepedulian kami dengan memfasilitasi mereka yang belum melakukan pernikahan secara resmi di KUA. Ini program yang bagus dan bisa jadi ke depan akan diprogramkan lagi sehingga bisa menjadi kegiatan rutin,” ucap Joko.
Nikah bareng ini melibatkan belasan penghulu dan penca tat nikah, mengingat setiap lokasi ijab ditunggui dua penghulu dan petugas pencatat nikah. Petugas KUA Umbulharjo menggandeng petugas KUA se-Kota Yogyakarta. Sedangkan Kinasih yang bertanggung jawab untuk urusan rias, menyiapkan 60 perias.
Usai resmi menikah, pasangan pengantin menumpang dua perahu Katamaran mengarungi perairan Mayang Tirta di kompleks GL Zoo. Di tengah danau buatan itu, mereka bersama-sama menandai kegembiraan dengan melepas balon dan burung emprit.
Manajer Marketing GL Zoo Josep Kurniawan menambahkan, seperti banyak dilakukan calon pengantin, beberapa hari sebelum resmi menikah, sebagian pasangan ini melakukan sesi foto pre wedding di GL Zoo. Lokasi yang dipilih untuk sesi pemotretan di antaranya di taman burung serta zone reptile & amphibi.
Sodik
(ftr)