Girikerto-Pendowoharjo Jadi Desa Kembar

Rabu, 10 Desember 2014 - 16:10 WIB
Girikerto-Pendowoharjo...
Girikerto-Pendowoharjo Jadi Desa Kembar
A A A
SLEMAN - Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Sleman menggelar simulasi penanggulangan bencana erupsi Merapi di barak pengungsian Soprayan, desa setempat, kemarin.

Selain menyiapkan warga dalam menghadapi bencana, kegiatan ini juga menandai dikukuhkannya Desa Girikerto sebagai desa tangguh bencana. Sekaligus geladi lapangan atas rencana penanganan bencana yang dibuat Desa Girikerto. Melalui kegiatan tersebut, warga bisa mengetahui sampai sejauh mana penerapan dari rencana itu.

Dari data pemerintah desa setempat, sedikitnya ada 944 warga yang berdampak erupsi Merapi. Mereka tersebar di tiga dusun yaitu Ngandong, Tritis, dan Sidorejo. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Gatot Saptadi mengatakan, sebagai daerah yang rawan terhadap bencana erupsi Merapi, warga harus siap setiap saat. Karena itu, perlu pembekalan dalam menghadapi ancaman tersebut.

Di antaranya, melalui mitigasi dan pengurangan risiko bencana. Terutama dalam penyelamatan jiwa dan harta benda warga. “Karena itu, geladi ini diutamakan menyentuh desa. Apalagi potensi bencana di DIY cukup besar. DIY sendiri menurut indeks risiko bencana nasional ada di urutan 12,” ungkap Gatot usai simulasi tanggap darurat erupsi Merapi di Girikerto, kemarin.

Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu menambahkan meski secara umum apa yang telah dipraktikkan warga sudah baik, tetap ada sejumlah catatan yang harus menjadi perhatian. Baik yang menyangkut evakuasi, tempat penampungan dan hal teknis lainnya. “Untuk evakuasi, yaitu saat menggunakan kendaraan terbuka, masih ada warga yang duduk di bibir bak kendaraan. Karena ini berbahaya, warga diharapkan semuanya di dalam kendaraan,” ucapnya.

Saat evakuasi tidak hanya warga, tapi juga ternak mereka sekalian. Sebab dari pengalaman sebelumnya, kebanyakan warga tidak mau dievakuasi lantaran ternaknya tidak dibawa. Dengan demikian, saat evakuasi diharapkan ternak warga dievakuasi terlebih dulu. “Yang perlu mendapatkan perhatian lainnya, yakni untuk tempat penampungan ternak kurang luas dan akses menuju barak juga kurang lebar,” katanya.

Di samping membentuk desa siaga bencana, lanjut dia, untuk penanggulangan bencana juga membentuk sekolah siaga bencana, serta desa dan sekolah kembar (village and school sister). Harapannya, warga desa yang terkena bencana nantinya akan ditampung di desa kembar tersebut, termasuk siswa yang sekolahnya terdampak bencana tetap menjalankan kegiatan belajar mengajar.

Usai pengukuhan desa siaga bencana, juga ditandatangani kesepakatan pembentukan desa kembar. Yakni Desa Girikerto, Turi dengan Desa Pendowoharjo dan Trimulyo, Sleman. Terutama program dan kegiatan yang mendukung penanggulangan bencana yang merupakan bagian dari standar operasional prosedur tanggap darurat bencana.

priyo setyawan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8990 seconds (0.1#10.140)