Bali Peringkat ke-5 Penyebaran Virus HIV/AIDS
A
A
A
DENPASAR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melansir data penderita HIV/AIDS di Bali hingga Oktober 2014, mencapai 10.371 jiwa. Terbanyak berada di Kota Denpasar 4.124 jiwa, Kabupaten Buleleng 1.841 jiwa, dan Badung 1.572 jiwa.
"Saat ini Provinsi Bali menempati urutan ke-5 setelah Papua, Jatim, DKI, dan Jabar," kata Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, kepada wartawan, Selasa (9/12/2014).
Ditambahkan dia, tingkat penyebaran virus HIV/AIDS di Bali cukup tinggi. Dalam sebulan, Dinas Kesehatan Provinsi Bali menemukan sedikitnya ada 100-200 penderita HIV/AIDS baru.
"Virus HIV/AIDS adalah masalah multidimensi, tidak terbatas pada masalah kesehatan saja. Masyarakat juga masih diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA)," terangnya.
Selama ini, Pemprov Bali bersama dengan seluruh komponen lembaga sosial yang punya kepedulian terhadap HIV/AIDS, telah melakukan berbagai upaya untuk menekan laju penyebaran virus mematikan itu.
"Kami telah membentuk Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) pada jenjang SMP dan SMA/SMK, serta pembentukan Kader Desa Peduli AIDS (KDPA), di seluruh Desa Pakraman se-Bali," jelasnya.
Dengan adanya komunitas-komunitas itu, diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang bahaya HIV/AIDS secara lebih dalam bagi masyarakat. Sehingga, tidak akan ada lagi diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS.
"Saat ini Provinsi Bali menempati urutan ke-5 setelah Papua, Jatim, DKI, dan Jabar," kata Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, kepada wartawan, Selasa (9/12/2014).
Ditambahkan dia, tingkat penyebaran virus HIV/AIDS di Bali cukup tinggi. Dalam sebulan, Dinas Kesehatan Provinsi Bali menemukan sedikitnya ada 100-200 penderita HIV/AIDS baru.
"Virus HIV/AIDS adalah masalah multidimensi, tidak terbatas pada masalah kesehatan saja. Masyarakat juga masih diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA)," terangnya.
Selama ini, Pemprov Bali bersama dengan seluruh komponen lembaga sosial yang punya kepedulian terhadap HIV/AIDS, telah melakukan berbagai upaya untuk menekan laju penyebaran virus mematikan itu.
"Kami telah membentuk Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN) pada jenjang SMP dan SMA/SMK, serta pembentukan Kader Desa Peduli AIDS (KDPA), di seluruh Desa Pakraman se-Bali," jelasnya.
Dengan adanya komunitas-komunitas itu, diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang bahaya HIV/AIDS secara lebih dalam bagi masyarakat. Sehingga, tidak akan ada lagi diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS.
(san)