Warga Taba Baru Demo ke Kantor Kelurahan
A
A
A
LUBUKLINGGAU - Puluhan warga yang dari Rukun Tetangga (RT) 4 dan 5, Kelurahan Taba Baru, Kecamatan Lubuklinggau Utara I, menggelar aksi demo di kantor lurah setempat, kemarin.
Warga mempertanyakan dana bantuan gubernur (bangub) Sumsel yang tidak transparan dikelola pihak kelurahan. ”Kami sudah tiga kali menyampaikan aspirasi kepada lurah. Tetapi, belum ada jawaban sehingga warga yang benar-benar ingin merasakan dana bantuan yang diharapkan, namun tidak tercapai,” ungkap Koordinator Aksi M Senen di sela-sela aksi.
Pihaknya juga menuntut lurah bisa menjelaskan dan merinci anggaran dana yang sudah dipakai bagi kelompok sebelumnya. Sebab, dalam temuan salah satu warganya. Adanya dana yang dikeluarkan tidak sesuai dengan peruntukan di bidang ekonomi produktif.
Selain itu, warga mem pertanyakan anggaran pengeluaran dari total Rp100 juta dana bangub. Karena dari data yang didapat bahwa pengeluaran bantuan ekonomi produktif sebesar Rp48.800.000. Tetapi, di lapangan warga menerima dan mengecek penggunaan dana hanya Rp15.000 juta dari total keseluruhan. Lebih lanjut dikatakannya, setiap kali salah satu kelompok yang mengusulkan untuk diberi bantuan di bidang ekonomi produktif, tidak pernah di gubris lurah tersebut.
“ Warga menuntut dua poin yang telah disimpulkan, di antaranya meminta penjelasan dari lurah, ke mana arah dana bangub dan siapa saja kelompok penerima nya. Apakah telah sesuai prosedur dalam peneri maan ban tuan. Lalu meminta klarifikasi rincian dana bangub sehingga transparan dalam memakai anggaran diketahui warga,” tegasnya.
Selain itu, mereka mempertanyakan bantuan kepada LPM dan Karang Taruna. Sebab dalam setahun ini terdapat kejanggalan yang mesti diper-jelaskan lurah kepada warganya. Sementara itu, Lurah Taba Baru Garjito membantah bila selama ini dalam mengeluarkan dana bangub tidak diketahui masyarakat.
Karena setiap pemberian bantuan kepada kelompok yang telah mengajukan dan dirapatkan bersama-sama. “Sebelum siapa saja kelompok dibantu, kami mengumpulkan tokoh masyarakat dan elemen lainnya. Kemungkinan mereka melakukan aksi demo karena masalah cemburu sosial. Sebab, diakui memang ada yang dapat bantuan dan ada yang tidak. Jadi, mereka ingin keterbukaan, padahal kami telah mencoba transparan,” tegas Garjito.
Menurutnya, secara pribadi dinilai kedatangan warga yang ikut dalam aksi demo tidak seluruhnya merupakan warga Taba Baru. Tetapi, aspirasi warga akan diterima pihak kelurahan. Garjito menjelaskan, untuk masalah dana ekonomi produktif memang sudah dicairkan sebanyak Rp48.800.000 dan dibagi kepada 6 kelompok untuk usaha pahat dan 2 usaha tempe. Bantuan yang diberikan seluruhnya dalam bentuk barang bukan uang tunai.
“Dari 6 kelompok itu berbagai macam diberikan bantuan seperti alat pahat, gerinda, godem. Jadi, bantuan dalam artian pemberian barang bukan uang,” tutupnya.
hengky chandra agoes
Warga mempertanyakan dana bantuan gubernur (bangub) Sumsel yang tidak transparan dikelola pihak kelurahan. ”Kami sudah tiga kali menyampaikan aspirasi kepada lurah. Tetapi, belum ada jawaban sehingga warga yang benar-benar ingin merasakan dana bantuan yang diharapkan, namun tidak tercapai,” ungkap Koordinator Aksi M Senen di sela-sela aksi.
Pihaknya juga menuntut lurah bisa menjelaskan dan merinci anggaran dana yang sudah dipakai bagi kelompok sebelumnya. Sebab, dalam temuan salah satu warganya. Adanya dana yang dikeluarkan tidak sesuai dengan peruntukan di bidang ekonomi produktif.
Selain itu, warga mem pertanyakan anggaran pengeluaran dari total Rp100 juta dana bangub. Karena dari data yang didapat bahwa pengeluaran bantuan ekonomi produktif sebesar Rp48.800.000. Tetapi, di lapangan warga menerima dan mengecek penggunaan dana hanya Rp15.000 juta dari total keseluruhan. Lebih lanjut dikatakannya, setiap kali salah satu kelompok yang mengusulkan untuk diberi bantuan di bidang ekonomi produktif, tidak pernah di gubris lurah tersebut.
“ Warga menuntut dua poin yang telah disimpulkan, di antaranya meminta penjelasan dari lurah, ke mana arah dana bangub dan siapa saja kelompok penerima nya. Apakah telah sesuai prosedur dalam peneri maan ban tuan. Lalu meminta klarifikasi rincian dana bangub sehingga transparan dalam memakai anggaran diketahui warga,” tegasnya.
Selain itu, mereka mempertanyakan bantuan kepada LPM dan Karang Taruna. Sebab dalam setahun ini terdapat kejanggalan yang mesti diper-jelaskan lurah kepada warganya. Sementara itu, Lurah Taba Baru Garjito membantah bila selama ini dalam mengeluarkan dana bangub tidak diketahui masyarakat.
Karena setiap pemberian bantuan kepada kelompok yang telah mengajukan dan dirapatkan bersama-sama. “Sebelum siapa saja kelompok dibantu, kami mengumpulkan tokoh masyarakat dan elemen lainnya. Kemungkinan mereka melakukan aksi demo karena masalah cemburu sosial. Sebab, diakui memang ada yang dapat bantuan dan ada yang tidak. Jadi, mereka ingin keterbukaan, padahal kami telah mencoba transparan,” tegas Garjito.
Menurutnya, secara pribadi dinilai kedatangan warga yang ikut dalam aksi demo tidak seluruhnya merupakan warga Taba Baru. Tetapi, aspirasi warga akan diterima pihak kelurahan. Garjito menjelaskan, untuk masalah dana ekonomi produktif memang sudah dicairkan sebanyak Rp48.800.000 dan dibagi kepada 6 kelompok untuk usaha pahat dan 2 usaha tempe. Bantuan yang diberikan seluruhnya dalam bentuk barang bukan uang tunai.
“Dari 6 kelompok itu berbagai macam diberikan bantuan seperti alat pahat, gerinda, godem. Jadi, bantuan dalam artian pemberian barang bukan uang,” tutupnya.
hengky chandra agoes
(ftr)