Obati Kanker, Batan Kembangkan BNCT
A
A
A
YOGYAKARTA - Seusai fokus dan berhasil mengembangkan produk pertanian dengan teknologi nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) kini mulai fokus pada bidang kesehatan.
Salah satu produk kesehatan yang telah berhasil dikembangkan ialah metode Boron Neutron Capture Cancer Therapy (BNCT) untuk pasien kanker. “Indonesia saat ini sudah menjadi salah satu dari 13 negara yang mengembangkan BNCT untuk menyembuhkan kanker. Metode ini pada intinya ialah metode penyembuhan dengan membunuh selsel kanker saja tanpa merusak sel-sel sehat lainnya,” ujar Ketua Konsorsium Peneliti BNCT BATAN Prof Ir Yohannes Sardjono APU kemarin di Yogyakarta.
Sardjono menuturkan, penelitian terhadap BNCT hingga kini masih terus dikembangkan dengan harapan lebih unggul dibandingkan BNCT di negara lain. Tidak hanya kualitas, penelitian pengembangan tersebut juga ditujukan agar BNCT mampu mengobati kanker yang paling banyak dialami penduduk Indonesia.
“Di negara lain, BNCT ini dikembangkan khusus untuk menyembuhkan pasien dengan kanker otak. Namun, karena di Indonesia pasien kanker terbanyak ialah kanker payudara, yakni 47% dari total pasien kanker, kami ingin menggunakannya untuk itu. Kualitasnya akan dikembangkan jika di negara lain ketepatan sasaran 1 : 10 atau 90%, kami ingin satu banding 20 atau 95%,” katanya.
Menurut Sardjono, mulai 2015-2016, pengembangan BNCT akan memasuki tahap uji coba pada hewan. Pada 2017 nanti diharapkan telah bisa dilakukan uji coba klinis, yakni pada manusia pasien kanker.
Untuk itu, dia mengharapkan dukungan penuh pemerintah, utamanya dalam hal pembiayaan riset. “Jika pengembangan terapi kanker melalui teknologi nuklir ini berhasil, tentu akan sangat membantu bagi penderita kanker. Bahkan, tidak hanya pasien kanker payudara, semua jenis kanker bisa disembuhkan,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Batan Prof Dr Djarot Sulistyo Wisnubroto mengatakan, pengembangan BNCT merupakan salah satu program Batan guna meningkatkan peran teknologi nuklir demi kesejahteraan masyarakat. Hal ini sekaligus ingin membuktikan jika kegunaan teknologi nuklir tidak hanya berkaitan dengan persenjataan maupun energi saja.
“Pemanfaatan teknologi nuklir di bidang kesehatan untuk diterapkan di berbagai ruah sakit memang sudah menjadi rencana kerja Batan saat ini. Bahkan, kami sudah menggandeng 24 institusi lain sejak tahun ini untuk bersama mengembangkan BNCT ini,” ujarnya.
Ratih Keswara
Salah satu produk kesehatan yang telah berhasil dikembangkan ialah metode Boron Neutron Capture Cancer Therapy (BNCT) untuk pasien kanker. “Indonesia saat ini sudah menjadi salah satu dari 13 negara yang mengembangkan BNCT untuk menyembuhkan kanker. Metode ini pada intinya ialah metode penyembuhan dengan membunuh selsel kanker saja tanpa merusak sel-sel sehat lainnya,” ujar Ketua Konsorsium Peneliti BNCT BATAN Prof Ir Yohannes Sardjono APU kemarin di Yogyakarta.
Sardjono menuturkan, penelitian terhadap BNCT hingga kini masih terus dikembangkan dengan harapan lebih unggul dibandingkan BNCT di negara lain. Tidak hanya kualitas, penelitian pengembangan tersebut juga ditujukan agar BNCT mampu mengobati kanker yang paling banyak dialami penduduk Indonesia.
“Di negara lain, BNCT ini dikembangkan khusus untuk menyembuhkan pasien dengan kanker otak. Namun, karena di Indonesia pasien kanker terbanyak ialah kanker payudara, yakni 47% dari total pasien kanker, kami ingin menggunakannya untuk itu. Kualitasnya akan dikembangkan jika di negara lain ketepatan sasaran 1 : 10 atau 90%, kami ingin satu banding 20 atau 95%,” katanya.
Menurut Sardjono, mulai 2015-2016, pengembangan BNCT akan memasuki tahap uji coba pada hewan. Pada 2017 nanti diharapkan telah bisa dilakukan uji coba klinis, yakni pada manusia pasien kanker.
Untuk itu, dia mengharapkan dukungan penuh pemerintah, utamanya dalam hal pembiayaan riset. “Jika pengembangan terapi kanker melalui teknologi nuklir ini berhasil, tentu akan sangat membantu bagi penderita kanker. Bahkan, tidak hanya pasien kanker payudara, semua jenis kanker bisa disembuhkan,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Batan Prof Dr Djarot Sulistyo Wisnubroto mengatakan, pengembangan BNCT merupakan salah satu program Batan guna meningkatkan peran teknologi nuklir demi kesejahteraan masyarakat. Hal ini sekaligus ingin membuktikan jika kegunaan teknologi nuklir tidak hanya berkaitan dengan persenjataan maupun energi saja.
“Pemanfaatan teknologi nuklir di bidang kesehatan untuk diterapkan di berbagai ruah sakit memang sudah menjadi rencana kerja Batan saat ini. Bahkan, kami sudah menggandeng 24 institusi lain sejak tahun ini untuk bersama mengembangkan BNCT ini,” ujarnya.
Ratih Keswara
(ftr)