Bawa Senpi, Marzuki dan Rejak Diduga Ingin Merampok

Bawa Senpi, Marzuki dan Rejak Diduga Ingin Merampok
A
A
A
PALEMBANG - Dua warga Jalan Aligatmir, Lorong Aligatmir, Rt 4/11, Kecamatan IT II, Marzuki (33), dan Rejak (18), diamankan anggota kepolisian dari Direktorat Narkoba Polda Sumsel.
Keduanya ditangkap saat akan melakukan transaksi narkoba, di Kafe Pondok Indah, di Jalan Sukarela, Kecamatan Sukarame, Palembang, dini hari kemarin. Namun polisi tidak menemukan narkoba yang dimaksud.
Sebaliknya, polisi menemukan satu buah senjata api (senpi) beserta 16 amunisi, dua buah senjata tajam (sajam), dua buah obeng yang disimpan tersangka di dalam dua tas yang dibuang ketika hendak ditangkap.
"Marzuki bakal dikenakan Undang-undang Darurat terkait kepemilikan senjata tajam, sementara untuk Rejak masih sebagai saksi," ujar Kasubdit I Polda Sumsel AKBP Syahril Musa, kepada wartawan, Minggu (7/12/2014).
Polisi menduga, keduanya akan melakukan perampokan. Namun dibantah Marzuki. Kendati begitu, dia mengaku senjata itu adalah miliknya. Dia mengaku, senpi tersebut baru saja dimilikinya dua hari lalu.
"Pada Kamis lalu, saya temukan senpi itu di depan ruko yang saya jaga, di Jalan Akhmad Abdul Rozak. Saya takut menyerahkan ke pihak kepolisian, karena takut ditangkap. Makanya senpi itu saya simpan," terang Zuki.
Sementara di Kafe Poldok Indah, dirinya mengaku jika akan mengambil uang jatah mingguan dengan pemilik kafe tersebut. "Saya mau ambil uang di Mbak Yuli, uang jatah mingguan saya, bukan mau transaksi sabu-sabu," tukasnya.
Sementara Rejak mengaku dirinya tidak mengetahui barang yang dibawa Zuki. Saat itu, dia hanya menemani Zuki jaga malam. "Saya cuma diajak jaga malam, karena tidak ada kerjaan makanya saya ikut saja," pungkasnya.
Keduanya ditangkap saat akan melakukan transaksi narkoba, di Kafe Pondok Indah, di Jalan Sukarela, Kecamatan Sukarame, Palembang, dini hari kemarin. Namun polisi tidak menemukan narkoba yang dimaksud.
Sebaliknya, polisi menemukan satu buah senjata api (senpi) beserta 16 amunisi, dua buah senjata tajam (sajam), dua buah obeng yang disimpan tersangka di dalam dua tas yang dibuang ketika hendak ditangkap.
"Marzuki bakal dikenakan Undang-undang Darurat terkait kepemilikan senjata tajam, sementara untuk Rejak masih sebagai saksi," ujar Kasubdit I Polda Sumsel AKBP Syahril Musa, kepada wartawan, Minggu (7/12/2014).
Polisi menduga, keduanya akan melakukan perampokan. Namun dibantah Marzuki. Kendati begitu, dia mengaku senjata itu adalah miliknya. Dia mengaku, senpi tersebut baru saja dimilikinya dua hari lalu.
"Pada Kamis lalu, saya temukan senpi itu di depan ruko yang saya jaga, di Jalan Akhmad Abdul Rozak. Saya takut menyerahkan ke pihak kepolisian, karena takut ditangkap. Makanya senpi itu saya simpan," terang Zuki.
Sementara di Kafe Poldok Indah, dirinya mengaku jika akan mengambil uang jatah mingguan dengan pemilik kafe tersebut. "Saya mau ambil uang di Mbak Yuli, uang jatah mingguan saya, bukan mau transaksi sabu-sabu," tukasnya.
Sementara Rejak mengaku dirinya tidak mengetahui barang yang dibawa Zuki. Saat itu, dia hanya menemani Zuki jaga malam. "Saya cuma diajak jaga malam, karena tidak ada kerjaan makanya saya ikut saja," pungkasnya.
(san)