Sumsel Berpotensi Dijual Melalui Film

Minggu, 07 Desember 2014 - 10:36 WIB
Sumsel Berpotensi Dijual...
Sumsel Berpotensi Dijual Melalui Film
A A A
PALEMBANG - Perhelatan akbar Festival Film Indonesia (FFI) 2014 di Palembang diharapkan menjadi momentum kebangkitan perfilman Indonesia.Sejumlah pihak menilai, Sumsel memiliki potensi perfilman yang besar dan dapat dijual.

Menteri Pariwisata (Menpar), Arif Yahya menegaskan, gelaran FFI 2014 Sumsel cukup berbeda dari sebelumnya.Setidaknya ada tiga poin yang telah diukir. Kehadiran Presiden RI, Ba dan Per filaman Indonesia (BPI) yang menyelenggarakan FFI untuk pertama kali serta adanya peng gabungan anugerah Piala Vidya dan Piala Citra. ”Film merupakan bagian dari bu daya.

Pada saat ini, film juga mampu menon jolkan posisi nya se bagai ba gian dari ekonomi kreatif,” tegasnya saat membuka malam puncak penganugerahan Pia la Ci tra FFI 2014 Sum sel di Gedung Palembang Sport Convention Center (PSCC) tadi malam.

Menurut Arif, saat ini, ekonomi kreatif memberikan kontribusi yang besar bagi Produk National Bruto (PDB) sebesar Rp630 triliun atau 7%. ”Sayang-nya kontri busi per filman belum terlalu besar yakni hanya 1,2% pertahunnya atau kurang dari Rp7 triliun,” tegas Arif. Dengan gelaran FFI ini, diharapkan mampu meningkatkan sumbangsih penda pa tan Indonesia mengingat pada 2019 ekonomi kreatif akan di tingkatkan menjadi 12% atau lebih 1.000 triliun.

”Pada 2015 mendatang, akan ada konsep film yang berlatar belakang Laksamana Ceng Ho. Akan kita giat kan untuk menyo sialisasikan pariwisata Palembang. Kalau bisa menyerap 0,1% wisatawan Tiong kok ke Palembang, bisa masuk Rp1 triliun, dan Pa lembang sangat memungkinkan untuk itu,” tegas menteri.

Dalam FFI 2014, sebanyak 386 judul film, FTV dan dokumenter yang masuk ke panitia untuk dinilai 100 orang juri. Anug erah film terbaik atau piala citra 2014 diberikan kepada Film Cahaya Dari Timur. Sedangkan sutra dara terbaik diraih Adri yan to Dewo dalam film Tabula Rasa. Untuk pemeran utama pria terbaik disabet Ciko Jerico (Cahaya Dari Timur), Pemeran utama wanita terbaik, Dewi Irawan (Tabula Rasa), pemeran pendukung pria terbaik Yayu Unru (Tabula Rasa), pemeran pen dukung wanita terbaik Tika Bravani (Soekarno).

Dalam kesempatan tersebut pula, diberikan anu gerah Life Time Achievement award 2014 kepada Slamet Rahardjo. Sayangnya, dalam malam penganugerahan Piala Citra kemarin, tidak cukup nyaman ba gi sejumlah penonton. Ketatnya pengawasan petugas keamanan dinilai terlalu berlebihan, mengingat sebelumnya panitia mengatakan membebaskan siapapun yang ingin menyaksikan gelaran yang kali pertama digelar di Palembang ini.

Tak hanya itu, aula PSCC yang sebelumnya digunakan lokasi MTQ Internasional lalu, tak mampu menampung tamu un dangan yang hadir. Bahkan, tak sedikit tamu terpaksa berdiri, termasuk artis yang hadir untuk menyaksikan acara ini. Alhasil, banyak penonton di bagian belakang sulit menyaksi kan acara. Lokasi ini kalah megah ketimbang malam penganugerahan Piala Vidya, yang digelar Jumat (5/11) di Hotel Ar yaduta lalu.

”Terlalu sempit dan sesak. Padahal Piala Vidya ke marin gaungnya lebih kecil, tapi megah dan luas. Beda dengan saat ini, mirip di Stasiun Kereta Api,” ujar salah seorang pejabat yang enggan disebut namanya. Presiden RI Joko Widodo bersama Ibu Iriana yang semula dijadwalkan membuka ke gia tan tersebut juga terlambat hampir dua jam.

Meski demi kian, presiden ketujuh didaulat memberikan piala kepada Film Terbaik 2014, Cahaya Dari Timur. Menurut Jokowi, pemerintah mendukung penuh perfilman Indonesia. ”Seingat sa ya, tontonan film Indonesia seperti Manusia Setengah Salmon, Comic 8, Malem Minggu Miko,” kenangnya.

Presiden menginstruksikan kepada kementerian pariwisata untuk maksimal mendorong perfilman Indonesia sebagai bagian ekonomi kreatif. ”Kalau dukungannya tidak maksimal, tolong bisikin saya,” katanya. Ketua Panitia Pelaksana FFI, Kemala Atmaja menegaskan, ke kurangan terhadap even ini akan terus diperbaiki dalam tahun-tahun mendatang.

”Bisa menja di bahan evaluasi kita. Setiap tahun bisa mendapatkan spi rit yang berbeda pula,” katanya. Sementara itu, Gubernur Sum sel Alex Noerdin menyebutkan, dengan digelarnya FFI, Palembang dan Sumsel pada umumnya semakin dikenal dan dilirik. “Presiden saja hadir. Tentu kehadiran presiden karena melihat event ini sangat bermanfaat, terutama bagi Sumsel,” katanya.

Dengan telah digelarnya FFI, perhatian kini sepenuhnya beralih ke ASEAN University Games (AUG) atau pekan olahraga mahasiswa (POM) ASEAN.

Andhiko tungga alam
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1107 seconds (0.1#10.140)