Festival Durian Kurang Meriah
A
A
A
MEDAN - Pengunjung Festival Durian yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumatera Utara (Sumut) di Lapangan Benteng, Sabtu (6/12) kecewa karena kegiatan itu tidak semeriah yang mereka duga.
Pantauan wartawan kemarin, pengunjung yang datang terlihat kebingungan di lokasi festival yang digandeng dengan pameran seni dan kebudayaan dan akan digelar hingga Minggu (7/12).
Pengunjung hanya menemukan tiga stan berisi durian yang diletakkan di tengah lapangan. Di sisi barat lapangan berdiri stan kebudayaan, kerajinan tangan, dan produk komersial. Sementara di sisi timur dan selatan berdiri stan-stan milik TNI, yang juga menggelar pameran alutsista (alat utama sistem persenjataan).
Salah seorang pengunjung bernama Tuti, 35, mengaku tidak merasakan atmosfer festival yang selama ini diketahuinya meriah. Dia sengaja datang ke festival itu karena mendapatkan informasi bahwa ada pesta makan durian di Lapangan Benteng. “Ini kan namanya Festival Durian, tapi duriannya hanya segitu. Itu pun kita harus bayar untuk makan,” ucapnya saat ditemui di lokasi.
Tuti juga mengeluhkan panitia yang menjual tiket seharga Rp50.000 untuk mendapatkan satu buah durian ukuran besar. Tiket itu ternyata ada beberapa jenis dan tidak berlaku untuk semua stan yang menjual durian. “Tadi saya beli tiketnya merah. Terus saya mau beli di stan Pelawi Durian, tapi tidak bisa karena mereka hanya menerima tiket kuning. Terpaksa saya beli lagi yang kuning karena saya mau beli durian yang sudah saya pilih,” ungkapnya.
Warga Marendal itu mengaku kekecewaannya sedikit berkurang setelah mengetahui di sekeliling Lapangan Benteng ternyata Tentara Nasional Indonesia (TNI) menggelar pameran alutsista. “Tadi saya sempat berfoto dengan shotgun asli di stan milik Yonif Raider 100. Lalu berkeliling dengan Panser Anoa,” ujarnya. Pantauan wartawan, pengunjung di Lapangan Benteng cukup ramai.
Masyarakat mayoritas mengunjungi pameran TNI. Selain bisa berfoto dengan alat-alat perang, masyarakat juga diajak merasakan berkendara dengan panser anoa milik TNI. Sementara stan Festival Durian hanya dikunjungi beberapa orang yang datang untuk menikmati durian di tenda itu. Tidak terlihat kesan festival antarbangsa di tempat itu, selain tulisan “antar bangsa” di backdrop tenda.
Salah seorang pedagang durian yang mengisi stan di Festival Durian itu menerangkan, dia juga sempat heran karena mengetahui menjual durian di Lapangan Benteng. “Saya diajak mengisi Festival Durian . Biasanya kalau festival itu kan gratis, tapi ini kok bayar. Kami pun disuruh jualan di sini,” ungkapnya.
Harga durian yang dibayarkan pengunjung Rp50.000 per buah itu merupakan harga yang wajar. Sebab, saat ini buah durian sulit didapatkan karena sedang tidak musim. Selain melayani penjualan durian dengan tiket Rp50.000 itu, mereka juga menjual durian berukuran lebih kecil dengan harga paling murah Rp25.000.
“Memang segitu harganya. Maunya kalau mau buat Festival Durian, ya di musim durian, bulan Februari- Juni gitu . Harganya pun jauh lebih murah. Masyarakat pun pasti lebih ramai yang datang,” paparnya. Panitia pelaksana Festival Durian , Nova Zein mengatakan pihaknya memang menjual tiket Rp50.000 untuk menikmati satu buah durian dan mendapatkan satu produk turunan dari durian. Dia mengklaim Festival Durian akan lebih ramai dikunjungi masyarakat pada hari kedua, hari ini.
“Ini kan hari pertama. Lagi pula, acara resminya nanti malam. Ada kegiatan makan durian bersama Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho, Ketua DPD RI Irman Gusman, dan pejabat lainnya, termasuk masyarakat juga,” pungkasnya.
Fakhrur rozi
Pantauan wartawan kemarin, pengunjung yang datang terlihat kebingungan di lokasi festival yang digandeng dengan pameran seni dan kebudayaan dan akan digelar hingga Minggu (7/12).
Pengunjung hanya menemukan tiga stan berisi durian yang diletakkan di tengah lapangan. Di sisi barat lapangan berdiri stan kebudayaan, kerajinan tangan, dan produk komersial. Sementara di sisi timur dan selatan berdiri stan-stan milik TNI, yang juga menggelar pameran alutsista (alat utama sistem persenjataan).
Salah seorang pengunjung bernama Tuti, 35, mengaku tidak merasakan atmosfer festival yang selama ini diketahuinya meriah. Dia sengaja datang ke festival itu karena mendapatkan informasi bahwa ada pesta makan durian di Lapangan Benteng. “Ini kan namanya Festival Durian, tapi duriannya hanya segitu. Itu pun kita harus bayar untuk makan,” ucapnya saat ditemui di lokasi.
Tuti juga mengeluhkan panitia yang menjual tiket seharga Rp50.000 untuk mendapatkan satu buah durian ukuran besar. Tiket itu ternyata ada beberapa jenis dan tidak berlaku untuk semua stan yang menjual durian. “Tadi saya beli tiketnya merah. Terus saya mau beli di stan Pelawi Durian, tapi tidak bisa karena mereka hanya menerima tiket kuning. Terpaksa saya beli lagi yang kuning karena saya mau beli durian yang sudah saya pilih,” ungkapnya.
Warga Marendal itu mengaku kekecewaannya sedikit berkurang setelah mengetahui di sekeliling Lapangan Benteng ternyata Tentara Nasional Indonesia (TNI) menggelar pameran alutsista. “Tadi saya sempat berfoto dengan shotgun asli di stan milik Yonif Raider 100. Lalu berkeliling dengan Panser Anoa,” ujarnya. Pantauan wartawan, pengunjung di Lapangan Benteng cukup ramai.
Masyarakat mayoritas mengunjungi pameran TNI. Selain bisa berfoto dengan alat-alat perang, masyarakat juga diajak merasakan berkendara dengan panser anoa milik TNI. Sementara stan Festival Durian hanya dikunjungi beberapa orang yang datang untuk menikmati durian di tenda itu. Tidak terlihat kesan festival antarbangsa di tempat itu, selain tulisan “antar bangsa” di backdrop tenda.
Salah seorang pedagang durian yang mengisi stan di Festival Durian itu menerangkan, dia juga sempat heran karena mengetahui menjual durian di Lapangan Benteng. “Saya diajak mengisi Festival Durian . Biasanya kalau festival itu kan gratis, tapi ini kok bayar. Kami pun disuruh jualan di sini,” ungkapnya.
Harga durian yang dibayarkan pengunjung Rp50.000 per buah itu merupakan harga yang wajar. Sebab, saat ini buah durian sulit didapatkan karena sedang tidak musim. Selain melayani penjualan durian dengan tiket Rp50.000 itu, mereka juga menjual durian berukuran lebih kecil dengan harga paling murah Rp25.000.
“Memang segitu harganya. Maunya kalau mau buat Festival Durian, ya di musim durian, bulan Februari- Juni gitu . Harganya pun jauh lebih murah. Masyarakat pun pasti lebih ramai yang datang,” paparnya. Panitia pelaksana Festival Durian , Nova Zein mengatakan pihaknya memang menjual tiket Rp50.000 untuk menikmati satu buah durian dan mendapatkan satu produk turunan dari durian. Dia mengklaim Festival Durian akan lebih ramai dikunjungi masyarakat pada hari kedua, hari ini.
“Ini kan hari pertama. Lagi pula, acara resminya nanti malam. Ada kegiatan makan durian bersama Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho, Ketua DPD RI Irman Gusman, dan pejabat lainnya, termasuk masyarakat juga,” pungkasnya.
Fakhrur rozi
(ars)