Simbol Lapangan Merdeka Dirusak

Jum'at, 05 Desember 2014 - 11:28 WIB
Simbol Lapangan Merdeka...
Simbol Lapangan Merdeka Dirusak
A A A
MEDAN - Monumen Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang berdiri di tengah Lapangan Merdeka ternyata dalam proses penghancuran.

Simbol Lapangan Merdeka itu kini sudah rusak menyusul adanya aktivitas pembangunan fasilitas parkir city check in kereta api Bandara Internasional Kualanamu (KNIA). Hal ini terungkap dalam paparan Sejarawan Universitas Negeri Medan Unimed, Ichwan Azhari, pada Dialog Kebangsaan seusai pelantikan Dewan Harian Daerah (DHD) 45 yang dihadiri mantan Wakil Presiden Try Sutrisno di Aula Martabe, Kantor Gubsu, Kamis (4/12).

Dalam kesempatan itu Ichwan memaparkan sejumlah situs sejarah wawasan kebangsaan yang ada di Kota Medan. Tapi mirisnya, titik-titik kebangsaan itu saat ini dalam kondisi terabaikan. Salah satunya Monumen Proklamasi Kemerdekaan di Lapangan Merdeka.

Monumen ini dibuat untuk mengenang pembacaan proklamasi pertama kali di Sumatera oleh Gubernur Sumatera saat itu, TM Hasan, pada 6 Oktober 1945. “Tapi kondisinya sedang dalam tahap kehancuran, karena ada proyek di sana. Tugunya (tiang) setinggi 45 meter memang masih ada, tapi ornamen pendukung lainnya sudah hancur. Misalnya tangga sebanyak 17 anak tangga dan delapan anak tangga yang melambangkan 17 Agustus,” ungkapnya.

Menurut Ichwan, Lapangan Merdeka merupakan kawasan bersejarah yang menjadi saksi berdirinya Negara Indonesia. Tapi banyak pihak justru tidak peduli dengan keberadaan monumen bersejarah di tempat itu.

“Saya aneh juga kenapa tidak ada yang protes. Hanya sebagian kecil yang meributkan dan kalah dengan yang besar. Parahnya, pemerintah yang memiliki kewajiban merawat memori kebangsaan itu malah ikut membiarkan dan merekomendasi penghancurannya. Dalam konteks ini, Pemko Medan dan PT Kereta Api Indonesia,” ujarnya.

Paparan Ichwan ini cukup menarik perhatian ratusan orang yang hadir dalam dialog itu. Sejumlah orang yang duduk di belakang pun sampai bergerak mendekati Ichwan yang berdiri di depan. Bahkan, Try Sutrisno beberapa kali terlihat geleng- geleng kepala.

Sementara Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho, terlihat serius. Dia berulang kali melihat ke arah mantan Wali Kota Medan, Afifuddin Lubis, yang duduk di barisan belakang. Ichwan menegaskan, harus ada upaya untuk menghentikan penghancuran monumen itu secepatnya.

Dia juga berharap Pemko Medan dan Pemprov Sumut mengembalikan fungsi Lapangan Merdeka sebagai situs sejarah yang bisa menjadi sarana pembelajaran generasi mendatang.

“Sejarah akan lebih dicintai jika dipelajari dengan langsung melihat objeknya. Di sana anakanak kita akan kembali merasakan perjuangan kakek neneknya di masa perjuangan. Harus diakui, anak-anak kita sudah 15 tahun tidak belajar sejarah di sekolah. Kurikulum 2013 yang kembali memuat mata ajar sejarah jadi kesempatan kita memperkuat wawasan kebangsaan generasi,” ucapnya.

Ichwan juga memaparkan bukti-bukti sejarah perjuangan bangsa di Kota Medan dan sekitarnya. Mulai dari prasasti demarkasi, hingga gedung-gedung bersejarah yang kini kondisinya sudah berubah jadi hotel atau rusak parah. Salah satunya bangunan Losmen Belinun Jaya di kawasan Sambu.

“Losmen itu dulu adalah markas tentara NICA yang kemudian diserang pejuang kita sebagai awal mula perang Medan Area. Itu tempat bersejarah. Makanya itu berdekatan berhadapan dengan Tugu Apollo dan Gedung Nasional. Tapi kondisinya, kita yang orang Medan sudah tahulah,” ujarnya.

Sementara Wakil Presiden ke-6 RI, Try Sutrisno, mengaku cukup salut dengan paparan fakta sejarah itu. Menurut dia, kecintaan akan sejarah merupakan naluriah. “Harus ada bimbingan dan metode yang baik dan sejarah diberikan mulai dari anakanak. Sumut harus bangga punya almanak hidup seperti saudara Ichwan Azhari,” ucapnya.

Sedangkan Gatot Pujo Nugroho menanggapi hal ini tidak menyebut secara eksplisit arahannya. “Saya hanya bisa katakan bahwa situs sejarah berpotensi jadi objek wisata yang mahal. Sudah pasti harus dijaga dan dilestarikan,” katanya singkat.

Fakhrur Rozi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1853 seconds (0.1#10.140)