Perbankan Syariah Harus Mampu Bersaing di Era Pasar Bebas ASEAN

Rabu, 03 Desember 2014 - 10:30 WIB
Perbankan Syariah Harus...
Perbankan Syariah Harus Mampu Bersaing di Era Pasar Bebas ASEAN
A A A
BANDUNG - Kepala Ekekutif Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) Kartika Wirjapatmodjo mengatakan, jumlah nasabah perbankan syariah yang mencapai 37,3 juta tersebut menjadi modal strategis bagi perbankan syariah.

Meskipun begitu, upaya peningkatan keunggulan dalam dinamika persaingan bisnis perbankan, kata dia, harus tetap diperhatikan. “Keuangan syariah Indonesia telah menjadi kiblat baru keuangan syariah dunia. Tantangan terdekat adalah masuknya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Besarnya jumlah nasabah harus bisa di manfaatkan sebaik-baiknya agar bisa bersaing di era pasar bebas,” ungkap Kartika di sela-sela seminar Men dorong Pertumbungan Industri Perbankan Syariah di Trans Hotel Bandung, kemarin.

Pada akhir 2013, perbankan syariah Indonesia telah menjadi perbankan syariah dengan ritel terbesar di dunia yang memiliki 17,3 juta nasabah, 2.990 kantor bank, 1.267 layanan syariah yang didukung oleh 43 ribu karyawan. Dari sisi pangsa pasar, bank syariah di Indonesia memiliki pangsa bagi hasil terbesar di dunia yakni sebesar 30,1 persen pada pertengahan 2014.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Asbisindo Yuslam Fauzi menambahkan, era MEA bagi produk dan barang yang di mulai 2015 mendatang akan berdampak pada perbankan. “Perbankan syariah pun akan terdampak oleh pemberlakuan MEA bagi produk dan barang di akhir 2015. Karenanya, kita harus mencermatinya dari sekar ang,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Edi Setiadi menyebutkan, terdapat tantangan tersendiri dalam peran pengawasan antar negara, terutama terkait potensi risiko MEA terharap perbankan syariah nasional.

Fauzan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8036 seconds (0.1#10.140)